23 research outputs found

    The Effect of Different Drying TIME to Nori Seaweed (Gracialaria SP.) Quality

    Full text link
    The purpose of the research was to determine the effect of different drying time to nori seaweed (Gracilaria sp.) The method used was experimental with different of drying time of nori seaweed processing. The method used was experimental and composed as non factorial Completely Randomized Design (RAL), which consisted of 3 levels,namely:long drying 18, 20 and 22 hours. The parameters used were sensory evaluation, the value of water content, ash content, and fiber content. Based on parameters of different drying time to nori seaweed the best treatment was long drying 22 hours with appearance (6.17), flavor (8,01), taste(7,61) and texture(8,15) with characterictics appearance is green, fragrant aroma, good with specific seaweed taste, and rough and crisp textures.the chemical values obtained water content (12,97%), ash content (0,70%) and fiber content (8,12%)

    Prioritas Solusi Permasalahan Pengelolaan Zakat di Propinsi Banten dan Kalimantan Selatan dengan Metode AHP

    Full text link
    The Priority Problems and Solutions of Zakah Management in Banten and South Borneo Using AHP. The aim of this study is to map the priority problems and solutions in the management of zakat by using AHP (Analytic Hierarchy Process). Results of a study reveals that there are three kinds of priority issues and solutions zakat management divided by stakeholder agencies (stakeholders) zakat, i.e regulators, zakat organization (OPZ), muzaki and mustahik . The Analytical Hierarchy Process (AHP) model at Banten and Jakarta give a same priority score, i.e. the institution for solving problem in zakat management is OPS dan regulator solution priority is amil sertification DOI:10.15408/aiq.v6i2.123

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Denpasar

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Denpasar termasuk kategori kota menengah atau sedang di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Denpasar cukup tinggi. Menurut Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Denpasar mencapai 9,8%. Angka tersebut secara persentase lebih tinggi dari persentase nasional yang hanya mencapai 7,6%. Hal tersebut juga terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup Kota Denpasar sendiri sudah mencapai 72,1 sedangkan untuk usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7. Urbanisasi dan persentase penduduk kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Denpasar. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum-buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Depok

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Depok masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Depok termasuk tidak terlalu tinggi. Menurut data Sensus 2010 jumlah lanjut usia 60+ kota Depok mencapai 4,9%. Tetapi yang perlu diperhatikan dari kota ini adalah cukup tingginya usia harapan hidup yang mencapai 73 tahun, lebih tinggi dari usia harapan hidup nasional yang mencapai hanya 70,7 tahun. Urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di lokal Kota Depok. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum- buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan telah hanya 42,1%, tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun 2025 provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang mendorong dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Depok

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Balikpapan

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Balikpapan merupakan kota industri minyak dengan jumlah penduduk cukup padat sehingga masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Balikpapan cukup tinggi. Menurut sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ kota ini mencapai 4,18%. Angka tersebut, secara persentase lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 4.02%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Balikpapan mencapai 67.9 tahun Selain itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota, juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia pada umumnya dan di Balikpapan khususnya. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan hanya 42,1%, di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang melatarbelakangi dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Balikpapan
    corecore