1,618 research outputs found
Effect of Tendon Vibration on Hemiparetic Arm Stability in Unstable Workspaces
Sensory stimulation of wrist musculature can enhance stability in the proximal arm and may be a useful therapy aimed at improving arm control post-stroke. Specifically, our prior research indicates tendon vibration can enhance stability during point-to-point arm movements and in tracking tasks. The goal of the present study was to investigate the influence of forearm tendon vibration on endpoint stability, measured at the hand, immediately following forward arm movements in an unstable environment. Both proximal and distal workspaces were tested. Ten hemiparetic stroke subjects and 5 healthy controls made forward arm movements while grasping the handle of a two-joint robotic arm. At the end of each movement, the robot applied destabilizing forces. During some trials, 70 Hz vibration was applied to the forearm flexor muscle tendons. 70 Hz was used as the stimulus frequency as it lies within the range of optimal frequencies that activate the muscle spindles at the highest response rate. Endpoint position, velocity, muscle activity and grip force data were compared before, during and after vibration. Stability at the endpoint was quantified as the magnitude of oscillation about the target position, calculated from the power of the tangential velocity data. Prior to vibration, subjects produced unstable, oscillating hand movements about the target location due to the applied force field. Stability increased during vibration, as evidenced by decreased oscillation in hand tangential velocity
Analisis Kerusakan Terumbu Karang Akibat Sampah di Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu
Terumbu karang merupakan potensi pariwisata bagi pulau kecil namun menjadi terancam karena keberadaan sampah khususnya di Pulau Panggang. Tujuan diadakan penelitian untuk mengetahui sebaran terumbu karang dan sampah serta mengetahui pengaruh sampah pada terumbu karang dan tingkat kerusakannya. Penelitian dilakukan dengan metode survey terumbu karang dan pengukuran sampah. Survey terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect. Pengukuran sampah dilakukan dengan pengukuran luasan sampah yang berada di pinggir pantai. Hasil berupa peta keberadaan sampah dan keadaan terumbu karang memperlihatkan lebih jelas adanya pengaruh dan kesinambungan pengaruh sampah pada terumbu karang dari sisi keruangan. Pengaruh sampah pada terumbu karang terlihat jelas pada wilayah timur laut. Jumlah luasan sampah pada wilayah Timur Laut mencapai 437 m². Luasan sampah wilayah ini merupakan luasan sampah tertinggi dibanding wilayah lainnya. Hasil persentase terumbu karang mati tertinggi pun juga di wilayah Timur Laut yaitu mencapai 71,9%. Aktivitas manusia yang sangat rendah serta tidak terdapatnya biota yang dapat mematikan terumbu karang menjadikan faktor lain yang dapat mematikan terumbu karang semakin sedikit. Wilayah ini dapat meyakinkan bahwa keberadaan sampah mempengaruhi terumbu karang
Pengaruh Model Pembelajaran SETS dan STS Terhadap Peningkatan Literasi Sains Siswa
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian randomised gropu comparison design yang dilaksanakan di salah satu SMA di kota Kupang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan literasi sains siswa yang menggunakan model pembelajaran SETS lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STS. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu siswa kelas XI MIA2 yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen 2 yang diajar menggunakan model pembelajaran STS, sedangkan siswa kelas XI MIA3 yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran SETS. Kemampuan literasi sains siswa dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen tes soal literasi sains. Aspek literasi sains siswa yang diteliti meliputi mengidentifikasi isu atau permasalahan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh bahwa kemampuan literasi sains siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran SETS lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran STS yang dibuktikan dengan thitung = 3,664 > ttabel = 1,832 pada taraf signifikan 0,05%
Combining environmental DNA and visual surveys can inform conservation planning for coral reefs
Environmental DNA (eDNA) metabarcoding has the potential to revolutionize conservation planning by providing spatially and taxonomically comprehensive data on biodiversity and ecosystem conditions, but its utility to inform the design of protected areas remains untested. Here, we quantify whether and how identifying conservation priority areas within coral reef ecosystems differs when biodiversity information is collected via eDNA analyses or traditional visual census records. We focus on 147 coral reefs in Indonesia’s hyper-diverse Wallacea region and show large discrepancies in the allocation and spatial design of conservation priority areas when coral reef species were surveyed with underwater visual techniques (fishes, corals, and algae) or eDNA metabarcoding (eukaryotes and metazoans). Specifically, incidental protection occurred for 55% of eDNA species when targets were set for species detected by visual surveys and 71% vice versa. This finding is supported by generally low overlap in detection between visual census and eDNA methods at species level, with more overlap at higher taxonomic ranks. Incomplete taxonomic reference databases for the highly diverse Wallacea reefs, and the complementary detection of species by the two methods, underscore the current need to combine different biodiversity data sources to maximize species representation in conservation plannin
- …