59 research outputs found

    Using of Bacteria Heterotrophic as an Anti-Bacterial Againts Pathogenic Bacteria Isolated From Sea Water in Dumai City , Riau Province

    Full text link
    Heterotrophic bacteria have a role as decomposer of organic compounds (mineralization) and inorganic nitrogen (ammonia, nitrite, and nitrate) derived from industrial waste, decomposition of uneaten feed, faecal, excretion of fish and have the ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria. This research was conducted in November untill December 2016. The results of antagonism test showed isolated bacteria have the ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria (Vibrio algynolyticus, Aeromonas hydrophila and Pseudomonas sp.) Zone of inhibition in D5, D6 and D4 isolates classified in the strong category with zone of inhibition average of 10.5 to 11.8 mm and zone of inhibition in D1, D2, D3, D5, D7 isolates classified in the medium category with zone of inhibition average of 5.3 to 8.5 mm and each of the isolates are also classified in the weak category. The results of DNA analysis of heterotrophic bacteria isolated from marine waters of industrial area and low salinity of estuarine waters by using the PCR method technique 16S sequences found three strains of bacteria from the highest level of homology Bacillus toyonensis, Bacillus cereus and Bacillus pseudomycoides. D1 isolates has similarity to Bacillus cereus strain ASK16, D2 isolates to Bacillus toyonensis strain AC OPR1150Xg, D3 isolates to Bacillus pseudomycoides strain F1-8, D4 isolates to Bacillus cereus strain SBFW51, D5 isolates to Bacillus cereus strain OPP5 3-2, D6 to Bacillus cereus strain SBFW5S, D7 isolates to Bacillus cereus strain B4. Most of isolated bacteria obtained from the waters of industrial area because it receives much of nutrients that are very influential in the growth of bacteria

    Kebiasaan Makanan Ikan Gelodok (Mudskipper) di Perairan Pantai Dumai

    Full text link
    Mudskipper is included family Gobidae of class Actinopterygii.Geographically, these fish are widespread and abundant in tidal areas andestuaries. This study was conducted in July 2013, located in Sesai Village Dumaicoastal waters. This study aims to determine the type of food consumed byMudskipper, especially those inhabiting coastal waters of Dumai. The methodused in this study is a survey method. Samples obtained from the field and thenanalyzed in the laboratory. Water quality parameters measured includetemperature, salinity, soil pH, water pH, and DO (Dissolved Oxygen). Samples offish used in this study were divided into 3 groups of size, which the size of 0-70mm, 71-140 mm in size and length of 140 mm. From stomach contents analysisshow that mudskipper consume ten types of food that consists of molluscs(Alocinma longicornis and Onicomelania hupensis chiur), crustaceans(Holometopus haematocheir), Fish (Periopthamus and Harpodon neherous),Insecta (Psepenus herricki and Oecophylla smaragdina), Cyanophyceae(Gloetricha echimulata) and Angiosperms (Najas japonica Nakai). From theresults of ANOVA test, there was no significant different between the types offood consumed by fish of different sizes. The value of Relative Important Index(IRP) proves that the main food type of Mudskipper from Dumai coastal waters isHolometopus haematocheir (Crustacea). It can be concluded that the Mudskipperfish are carnivores

    Nutmeg's "Myristica Fraggan Haitt" Marketing Chanels Pattern of Tanjung Sani Agam District

    Full text link
    The research purpose is to describe nutmeg's marketing channel pattern and to identify the marketing instutional function involves in marketing channel. The used method is survey and descriptive analysis. The survey is conducted by following the marketing channel pattern and the observation activity that is do by farmer as producers to middlemen or finar consumers. The result shows that 2 pattern of marketing channel are applied in location. First pattern marketing channel is farmers – man in village second patter marketing channel is farmers – whole saler. Their activity, according to marketing function consists of exhange function(selling and buying), phisic function (transportation, saving, sortation) and fasility (finance, market information, risk management)

    Deskripsi Pola Saluran Tataniaga Pala (Myristica Fraggan Haitt) Di Kenagarian Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam

    Get PDF
    The research purpose is to describe nutmeg's marketing channel pattern and to identity of marketing instutional function that involves in marketing channel. This research was conducted in Juli – Augustus 2015. Location was chosen purposively with a reason that this district has the largest production in West Sumatra. The research method used is survey and descriptive analysis. The survey is doing by following marketing channel pattern that happen and observation activity that doing by farmer as producers to middlemen or finar consumers. The result shows that there are 2 patter of marketing channel in location. First pattern marketing channel : farmers – man in village. Second patter marketing channel : farmers – whole saler. Their activity according to marketing function consist of exhange function(selling and buying), phisic function (transportation, saving, sortation) and fasility (finance, market information, risk management). As important comodity that have contribute to gaverment, this comodity need goverment support to increase selling value and production. By the support it will imcrease farmers revenue

    Analisis Model Rantai Pasok Universitas Al Azhar Indonesia Bagian II - Bidang Penelitian

    Full text link
    -Penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam bidang pendidikan yang menuntut pelaku peneliti merumuskan suatu masalah yang ada kemudian memberikan suatu solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Namun, di Indonesia penelitian belum dianggap suatu hal yang harus dikedepankan, Terbukti bahwa hanya ada 4,7 peneliti dari 10.000 orang di Indonesia. Salah satu tingkat pendidikan yang mendukung penuh penelitian adalah jenjang universitas. Untuk mencapai penelitian yang baik, universitas dituntut untuk melakukan segala cara agar hasil dari penelitian bermanfaat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen penelitian yang mengatur proses penelitian tersebut. Maka dari itu dibuatlah suatu model manajemen rantai pasok penelitian di Universitas Al Azhar yang mengacu pada model ITESCM (Integrated Tertiary Educational Supply Chain Management). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan UAI agar dapat menghasilkan penelitian yang baik berdasarkan model dari pelaksanaan penelitian dan penilaian penelitian di UAI. Model manajemen rantai pasok UAI pada bidang penelitian ini memiliki batasan masalah, yaitu model yang dibuat hanya pada proses penelitian di UAI yang meliputi pelaksanaan dan penilaian penelitian. Terdapat 8 hipotesis yang diuji, yaitu pengaruh masing-masing faktor, program establishment, university culture, faculty capabilities, dan facilities terhadap pelaksanaan dan penilaian penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dimana jumlah sampel sejumlah 100 responden yang terdiri dari 4 orang strategic level, 19 orang planning level, dan 77 orang operating level yang penentuannya berdasarkan proportional sampling. Hasil kuesioner telah diuji validasi dan reliabilitas dan hasilnya menunjukkan valid dan reliabel untuk masing-masing variabel yang ada. Model dibuat dengan software AMOS 18 dengan menggambarkan path diagram kemudian memberi input berupa hasil kuesioner dan kemudian dianalisis hasil dari pengujian goodness of fit AMOS. Setelah hasil model berupa gambar, model diterjemahkan menggunakan multiple regression linier dan dicari hubungannya. Hasil model pelaksanaan dan penilaian penelitian menunjukkan pengaruh yang dominan pada level perencanaan untuk faktor facilities. Dilihat dari nilai CR > 1,674 dengan ketentuan taraf signifikansi 5%, dinyatakan 8 hipotesis nol yang diuji ditolak, berarti ada pengaruh antar variabel yang diuji. Setelah proses kalkulasi yang dilakukan oleh software AMOS diperoleh “minimum was achieved”dan Pratio sebesar 0,803 yang berarti kedua model ini layak

    Model Rantai Pasok untuk Universitas Al Azhar Indonesia Bagian I - Bidang Pendidikan

    Full text link
    – Pengembangan model pendidikan pada manajemen rantai pasok Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) yang mengacu pada model ITESCM diharapkan mampumemberikan masukan dan dapat dijadikan acuan oleh UAI agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan model dari pelaksanaan pendidikan dan penilaian pendidikan di UAI. Model manajemen rantai pasok pada bidang pendidikan ini dibatasi hanya pada proses pendidikan di UAI yang meliputi pelaksanaan dan penilaian pendidikan. Terdapat delapan hipotesis yang diujikan, yaitu pengaruh masing-masing faktor, program establishment, university culture, faculty capabilities, dan facilities terhadap pelaksanaan dan penilaian pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan jumlah sampel sebesar 100 responden yang terdiri dari 4 orang strategic level, 19 orang planning level, dan 77 orang operating level yang penentuannya berdasarkan proportional sampling. Setelah dilakukan diuji validasi dan reliabilitas, hasil menunjukkan bahwa variabel penilaian dan pelaksanaan pendidikan valid dan reliabel. Path diagram untuk merumuskan model digambar dengan menggunakan software AMOS 18 dengan input berupa hasil kuesioner dan kalkulasi goodness of fit. Setelah model diperoleh, dilakukan analisis dengan menggunakan multiple regression linier untuk mencari hubungan antar faktor. Berdasarkan hasil analisis, model pelaksanaan pendidikan menunjukkan pengaruh yang dominan pada level strategis untuk faktor university culture. Sedangkan model penilaian pendidikan, level perencanaan untuk faktor program establishment memiliki pengaruh yang dominan. Kedua model kemudian diuji kecocokannya dengan sistem nyata dan diperoleh hasil “minimum was achieved”dan p ratio sebesar 0,803 yang berarti kedua model ini layak

    Evaluasi Pelaksanaan RANHAM 2004-2009 dan Rencana Ratifikasi Optional Protocol To The Convention Against Torture (CAT) dalam RANHAM 2004-2009 dan Perencanaan RANHAM 2010-2014

    Full text link
    Dalam rangka mengevaluasi kepatuhan (comply) Pemerintah Indonesia dalam menjalankan United Nations Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (UNCAT) yang telah dirati kasi dengan UU No 5 1998, Kemitraan merasa perlu mengadakan kajian ini karena alasan-alasan berikut: (i) Secara hukum Indonesia wajib menjalankan UNCAT karena telah mengikatkan diri pada Konvensi tersebut sejak tahun 1998, sehingga semua pasal-pasal UNCAT (kecuali pasal 20 karena Indonesia mengecualikan diri) bersifat wajib atau legally binding untuk melaksanakannya. (ii) Indonesia belum sepenuhnya mengintegrasikan UNCAT dalam sejumlah peraturan Perundang-undangan nasional sehingga perlu dicermati secara khusus. (iii) Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) 1998-2003 dan RANHAM 2004-2009 dirasa masih memiliki kekosongan substansi dan pelaksanaannya belum konsisten dengan apa yang dituangkan dalam ke dua RANHAM tersebut. Berdasarkan alan-alasan di atas dan makin maraknya pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, Kemitraan dengan bantuan dana dari Uni Eropa mencoba mengevaluasi secara komprehensive pelaksanaan RANHAM 2004-2009 dan melihat kemungkinan rencana rati kasi Optional Protocol UNCAT yang telah disepakati oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 18 Desember 2002 dan telah enter into force pada tanggal 22 Juni 2006. Disamping itu, kajian ini juga memberikan masukan bagi Perencanaan RANHAM 2010-2014
    • …
    corecore