1,969 research outputs found

    Hubungan Faktor Penularan Dengan Kesakitan Demam Berdarah Dengue (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007 Di Jawa Barat)

    Full text link
    Pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) belum berhasil menurunkan jumlah penderita secara bermakna meskipun angka kematian bisa ditekan Di Jawa Barat, faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD belum banyak diketahui sehingga pemberantasan yang dilakukan masih berdasarkan kasus. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD, dilaksanakan dengan melakukan analisis lanjut data hasil Riskesdas 2007 di 10 kabupaten/kota dengan incident rate DBD tertinggi. Dilakukan dengan menganalisis hubungan variabel independent yaitu jumlah penghuni rumah, pemanfaatan posyandu, kemudahan air sepanjang tahun, keberadaan tandon air, status gizi, kesakitan campak, dan kesakitan TB paru dengan variabel dependent yaitu kesakiran DBD. Analisis bivariat ditujukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independent dengan dependent, dilanjutkan dengan analisis multivariat untu mengetahui variabel yang dominan serta untuk menduga peluang terjadinya DBD. Analisis dilakukan pada data hasil Riskesdas 2007 di Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung dan Kota Bekasi serta keseluruhan di 10 kabupaten/kota. Hasil analisis bivariat menunjukan variabel kesakitan TB paru, variabel kesakitan campak, variabel jumlah penghuni rumah, dan variabel status gizi, berhubungan secara bermakna dengan kejadian DBD sehingga berpeluang menjadi faktor risiko kejadian DBD. Analisis multivariat yang dilaksanakan pada data di enam kabupaten/kota dan pada data gabungan, hanya di Kabupaten Bandung, Kota Bogor dan gabungan data 10 kabupaten/kota yang menunjukan adanya interaksi antara variabel independent dalam hubungannya dengan kesakitan DBD. Peluang terjadinya DBD bisa dihitung berdasarkan variabel kesakitan TB paru, kesakitan campak dan status gizi

    Penambahan Nukleotida pada Ransum Broiler yang Dipelihara pada Suhu Lingkungan Berbeda terhadap Performa Organ Imunitas

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performa organ imunitas akibat penambahan nukleotida pada ransum ayam broiler yang dipelihara pada kondisi suhu lingkungan yang berbeda. Materi yang digunakan yaitu 165 ekor ayam broiler unsexed berumur 15 hari dengan bobot rata-rata 462,20±9 g (CV 3,95%). Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial 3×3 dengan 5 ulangan. Faktor utama yaitu penambahan nukleotida, T0= 0g/kg pakan, T1= 0,5g/kg pakan dan T2= 1g/kg pakan, dan faktor kedua yaitu suhu lingkungan, S1=32±1°C, S2=23±1°C dan S3=24 – 34°C. Parameter yang diamati berupa ukuran bobot relatif organ imunitas yaitu bursa fabricius, timus, dan limpa. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan uji beda wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya (P>0,05) pengaruh interaksi antara suhu lingkungan dengan pemberian level nukleotida. Kondisi suhu lingkungan yang nyamaan berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatnya bobot relatif timus, tetapi suhu lingkungan yang panas menurunkan bobot relatif timus dan bursa serta meningkatkan bobot relatif limpa. Simpulan dari penelitian ini adalah pemeliharaan pada suhu lingkungan nyaman mendukung performa organ imunitas dan suhu lingkungan panas menghambat performa organ imunitas

    Peluang Terjadinya Immunoglobulin M Berdasarkan Analisis Binary Logistic Faktor Penularan Virus Dengue

    Get PDF
    . Morbidity of dengue hemorrhagic fever is still high due to factors of transmission has not completely known yet, so that disease control be conducted based on the cas es. This study aimed to obtain information about factors related to the status of IgM anti-dengue vi­rus. Studies have been conducted in village Klayan district Gunungjati regency Cirebon us­ing cross sectional design. Variable study is 10 independent variables consist of 5 environ­ment variables and 5 host variables, whereas dependent variable is status of IgM anti­dengue virus. The resulting data were analyzed using bivariate and multivariate analyse to determine relationship between independent with dependent variable. Of the 400 respond­ents surveyed, 56% are known to live in crowded homes, 85% at home with the lighting is not optimal, 41.5% in home with positive not covered water container, 96% at home with optimum air temperature, 62% in homes with optimal air humidity, and 23.5% at home with a positive mosquito Aedes spp larvae. Respondents with outside the home activities in low categories are 51.5%, nutritional status is not normal are 34%, age group &lt;5 years are 10.5%, ever get DHF are 16%, and positive IgM anti-dengue virus are 17.5 %. Bivariate analysis showed three independent variables are significantly associated with the dependent variable, whereas the multivariate analysis was resulted two variables are significantly as­sociated with the dependent variable. It was concluded, the variables which significantly as­sociated with status of IgM anti-dengue virus are outside the home occupants activities, nu­tritional status and age groups. The estimating of chances of anti-dengue virus IgM can be calculated based on the activities outside the home occupants and nutritional status varia­ble

    Diversity of Snakes in Rajegwesi Tourism Area, Meru Betiri National Park

    Full text link
    Rajegwesi tourism area is one of the significant tourism areas in Meru Betiri National Park, East Java, Indonesia. The area rich in term of biodiversity which are potential for developed as natural tourism attraction. The aim of this study is to identify snakes species diversity and its distribution in Rajegwesi tourism area. Field survey was done in Rajegwesi area, namely swamps forest, residential area, rice fields, agriculture area (babatan), resort area, and Plengkang cliff. This study found some snakes, encompasses Colubridae (10 species), Elapidae (four species), and Phytonidae (one species). There are Burmese Python (Python reticulatus), Red-necked Keelback (Rhabdophis subminiatus), Painted Bronzeback Snake (Dendrelaphis Pictus), Black Copper Rat Snake (Coelognathus flavolineatus), Radiated Rat Snake (C. radiatus), Striped Keelback (Xenochrophis vittatus), Checkered Keelback (X. piscator), Spotted Ground Snake (Gongyosoma Balioderius), Gold-ringed Cat Snake (Boiga dendrophila), Common Wolf Snake (Lycodon capucinus), Banded Wolf snake (L. subcinctus), Cobra (Naja sputatrix), King Cobra (Ophiophagus hannah), Malayan Krait (Bungarus candidus), and Banded Krait (B. fasciatus) was found. These snake habitats distributes at 21 coordinate points. Keywords: conservation, ecotourism, snakes

    Relativistic quantum plasma dispersion functions

    Full text link
    Relativistic quantum plasma dispersion functions are defined and the longitudinal and transverse response functions for an electron (plus positron) gas are written in terms of them. The dispersion is separated into Landau-damping, pair-creation and dissipationless regimes. Explicit forms are given for the RQPDFs in the cases of a completely degenerate distribution and a nondegenerate thermal (J\"uttner) distribution. Particular emphasis is placed on the relation between dissipation and dispersion, with the dissipation treated in terms of the imaginary parts of RQPDFs. Comparing the dissipation calculated in this way with the existing treatments leads to the identification of errors in the literature, which we correct. We also comment on a controversy as to whether the dispersion curves in a superdense plasma pass through the region where pair creation is allowed.Comment: 16 pages, 1 figur

    Dynamics of open quantum systems initially entangled with environment: Beyond the Kraus representation

    Get PDF
    We present a general analysis of the role of initial correlations between the open system and an environment on quantum dynamics of the open system.Comment: 5 revtex pages, no figures, accepted for publication in Phys. Rev.

    Analisis Suhu Tanah di Kawasan Wisata Alam Danau Linow Kota Tomohon Sulawesi-Utara

    Full text link
    Sulawesi Utara mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata, salah satu potensi adalah Danau Linow di Tomohon Selatan. Kawasan Danau Linow memiliki lahan yang cukup luas serta keragaman flora dan fauna dengan topografi berbukit-bukit. Untuk menunjang wisata alam di kawasan Danau Linow maka tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian mendalam potensi lahan agar dapat dioptimalkan penggunaannya kearah pemanfaatan yang konservatif tentang suhu termal dikawasan tersebut. Metode pengukuran suhu tanah pada penelitian ini dilakukan pada tiga tempat yang berbeda, yaitu pada lahan persawahan, hutan, dan lahan terbuka yang merupakan tempat sumber termal. Jarak pengukuran dari tepi danau dengan kisaran 0 m, 2 m, 8 m, 16 m, 32 m. kedalaman pengukuran pada tanah 60oC. Pada kedalaman sekitar 1 m, suhu tanah bervariasi antara 45 >70oC. Lahan di lokasi ini tidak ditumbuhi rumput atau pepohonan. Kesimpulan hasil pengukuran dan analisis suhu tanah pada beberapa lokasi di sekitar danau Linow menunjukkan bahwa suhu tanah sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh penyinaran matahari dan karena adanya sumber termal. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh energi termal dari lapisan bawah permukaan bumi hanya mencapai jarak mendatar kurang dari 8 m, sehingga sebagian besar lahan sekitar danau Linow dapat dimanfaatkan untuk penanaman vegetasi atau budidaya tanaman serta pengembangan kearah agrowisata. Kata kunci: Danau Linau, energi termal, Tomohon, suhu tana
    corecore