610 research outputs found
Deflectable beam linear strip cesium contact ion thruster system
Deflectable dual beam, linear strip cesium contact, ion thruster system design and performance testin
Advanced electrostatic ion thruster for space propulsion
The suitability of the baseline 30 cm thruster for future space missions was examined. Preliminary design concepts for several advanced thrusters were developed to assess the potential practical difficulties of a new design. Useful methodologies were produced for assessing both planetary and earth orbit missions. Payload performance as a function of propulsion system technology level and cost sensitivity to propulsion system technology level are among the topics assessed. A 50 cm diameter thruster designed to operate with a beam voltage of about 2400 V is suggested to satisfy most of the requirements of future space missions
Analisa Tata Ruang Parkir Dan Manuver Kendaraan Berat Angkutan Barang Pada Jembatan Timbang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014
Weighbridge is one of facilities used to control the freight transport in Indonesia. This study aims to determine the proper parking configuration that can be applied to every weighbridges in Indonesia, to support The Government Regulation Number 74, 2014. This study uses Tanjung Weighbridge and Toyoga Weighbridge as the location of the focus case. In this study, the main thing to be analyzed are the parking space requirement and the requirement of space for vehicles' movements. The method used to analyze the parking space requirement is the calculation method by using the load inspection data provided by Dishubkominfo Jateng. Whilst the method used to analyze the requirement of space for vehicles' movement is the simulation method, by using Vehicle Tracking software. The result is obtained from the calculations of the parking space requirement, with the result of 3 parking spaces for Medium Truck, 4 parking spaces for Big Truck, and 2 parking spaces for Coupled Truck and Semitrailer at Tanjung Weighbridge. For Toyoga Weighbridges, the required parking spaces are 2 parking spaces for Medium Truck, 4 parking spaces for Big Truck, and 3 parking spaces for Coupled Truck and Semitrailer. The result of the parking layout configuration concludes that those weighbridges don't have enough available space to accommodate the amount of the required parking spaces, so the area of those weighbridges need expansion, with the land expansion of 1576 m2 for Tanjung Weighbridge and 1682 m2 for Toyoga Weighbridge. After that, by using the result of parking configuration for those two weighbridges, the ideal parking configuration can be configured as the base of parking configuration for every weighbridges in Indonesia. Based on the analysis that we did, Tanjung and Toyoga Weighbridges need area expansion to provide a good parking configuration and also need to improve the infrastructure and human resources in order to support the ability of those weighbridges to match the new government regulation
Analisis Dampak Manuver Kendaraan Angkutan Barang Pada Kinerja Simpang Dan Putaran Balik Menggunakan Simulasi Jejak Kendaraan (Studi Kasus Simpang Kawasan Industri Candi, Simpang Arteri Lingkar Utara Dan Putaran Balik Kawasan Industri Terboyo - Semarang)
Simpang-simpang dan putaran Balik di Kota Semarang seringkali belum dapat melayani pergerakan arus lalu lintas secara maksimal, terlebih dalam melayani kendaraan angkutan barang. Hal ini ditunjukkan antara lain dengan seringnya terjadi tundaan, baik yang disebabkan oleh pengaturan lalu lintas yang kurang efisien maupun karena geometrik yang kurang memadai. Untuk itu perlu dilakukan analisis kinerja dan simulasi manuver kendaraan khususnya kendaraan angkutan barang menggunakan simulasi jejak kendaraan untuk mengevaluasi kondisi simpang dan putaran Balik dengan mengambil contoh studi kasus pada Simpang Arteri Utara, Simpang Kawasan Industri Candi dan Putaran Balik Kawasan Industri Terboyo.Tahapan yang dilakukan adalah menganalisis kinerja simpang eksisting menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dan mensimulasikan manuver kendaraan rencana pada simpang dan putaran Balik eksisting menggunakan simulasi jejak kendaraan. Analisis kinerja simpang akan menghasilkan keluaran berupa nilai derajat kejenuhan yang selanjutnya akan menjadi tolak ukur apakah simpang dapat melayani arus eksisting atau tidak, sedangkan simulasi manuver kendaraan menghasilkan keluaran berupa jejak kendaraan yang menentukan apakah geometrik simpang dan putaran Balik mampu melayani manuver kendaraan angkutan barang dengan efisien atau tidak. Setelah dilakukan analisis terhadap kondisi eksisting, dilanjutkan dengan optimasi jika diperlukan, baik dengan melakukan pengaturan ulang fase sinyal lalu lintas maupun dengan Perubahan geometrik.Pada hasil analisis kinerja Simpang Arteri Utara, didapat kinerja pendekat selatan 0,94. Geometrik simpang dinilai masih dapat dioptimasi untuk meningkatkan kinerja simpang dalam melayani kendaraan angkutan barang. Optimasi Simpang Arteri Utara dilakukan dengan pengaturan ulang waktu sinyal lalu lintas dan pelebaran jembatan. Pada Simpang Kawasan Industri Candi, didapat DS semua pendekat >0,85. Optimasi yang dapat dilakukan untuk Simpang Kawasan Industri Candi adalah dengan melakukan pelebaran pendekat, penyesuaian median dan mengatur ulang waktu sinyal lalu lintas serta diadakannya larangan belok kanan untuk pendekat timur. Pada Putaran Balik Kawasan Industri Terboyo, putaran Balik dinilai tidak mampu melayani kedatangan kendaraan yang diakibatkan oleh geometrik putaran Balik tidak dapat melayani manuver kendaraan angkutan barang dengan efisien. Optimasi Putaran Balik Kawasan Industri Terboyo adalah dengan menggunakan jenis putaran Balik bundaran dengan diameter bundaran 20 meter dan panjang lajur khusus putaran Balik 60 meter. Dengan studi ini, diharapkan adanya stud
Analisis Optimalisasi Pengembangan Sarana Dan Prasarana Terminal Peti Kemas Semarang
Tujuan studi penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan kapasitas dermaga, kinerja dan kapasitas container yard, dan kapasitas alat yang berada di Terminal Peti Kemas Semarang, yaitu Container Crane (CC), Automatic Rubber Tyred Gantry (ARTG) dan Rubber Tyred Gantry (RTG). Metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja dermaga adalah Berth Occupancy Ratio (BOR), yaitu perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia yang dinyatakan dalam presentase. Sedangkan kinerja dari container yard dapat dianalisis menggunakan metode Yard Occupancy Ratio (YOR), yaitu nilai yang menunjukan persentase dari terminal yang dimanfaatkan untuk penumpukan peti kemas untuk periode tertentu. Kapasitas dermaga dan container yard dihitung menggunakan persamaan kapasitas dermaga terpasang (KDL) dan persamaan luasan container yard (At). Selain itu metode BTP (Berth Throughput) digunakan dalam studi penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemakaian dermaga. Nilai BOR dengan persamaan beberapa tambatan pada tahun 2016 adalah 54,33% dan nilai BOR dengan persamaan tambatan umum 22,87%. Besarnya nilai BTP tahun 2016 adalah 3.696 TEUs/m/tahun dan nilai KDL adalah 1.995.640 TEUs. Jika nilai BTP terpasang dibandingkan dengan nilai BTP terpakai (1.139 TEUs/m/tahun) dan nilai KDL dibandingkan dengan jumlah peti kemas tahun 2016 (615.133 TEUs/tahun), maka disimpulkan pada tahun 2016 TPKS masih mampu melayani kedatangan peti kemas. Luasan kebutuhan Container Yard (CY) dihitung menggunakan persamaan At didapatkan hasil sebesar 17,68 ha. Jika dibandingkan dengan luas terpasang container yard (18,5 ha), maka disimpulkan bahwa container yard TPKS masih mampu melayani penumpukkan peti kemas. Kinerja container yard di TPKS ditunjukkan melalui nilai YOR pada tahun 2015 yaitu sebesar 62,95%, nilai tersebut dipengaruhi oleh dwelling time. Sebaiknya pada studi selanjutnya didasarkan pada kaidah ISPS Code (International Ship and Port Security) dan memperhitungkan tingkat pertumbuhan industri dan angkutan barang
Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Arteri Primer (Studi Kasus Jalan Maospati – Solo, Segmen 28.029, Sta 11 +020 – 18+020)
Maospati Highway in Solo is one of the main roads in the East Java Province, considered as accident-prone. As a national road and primary artery, this road has an important role in the distribution of goods and services both intra and interprovincial. The type of highway is 4/2 UD with 11 meters width. The aim of this study is to determine which areas are considered as the accident-prone areas or blacksite, the factors cause the accidents, and suggest some prevention recommendations. The necessary data is the LHR data obtained from the Department of Public Works Binamarga East Java province and traffic accidents data of Police Magetan, East Java. Blacksite analysed by method based on accident rates path length LQ and intersection LQ, and the Accident Rate. Based on the analysis, it is conluded that blacksite occurred in the village of Malang, with a value of LQ> 1, and Accident Rate exceeded the upper limit value. The dominant factor causes the accidents is human factor, such as lack of anticipation when driving. The recommendations suggested for the location are the provision of signs, rumble strips and other safety facilities
- …
