9 research outputs found

    HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK TATA KECANTIKAN RAMBUT DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) SANITA TRENGGALEK

    Get PDF
    Abstrak: Motivasi merupakan suatu usaha yang menjadi pendorong tingkah laku seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata dengan motif tertentu guna memenuhi kebutuhan. Untuk dapat berprestasi dengan baik peserta didik maka peserta didik harus memiliki motivasi  yang terarah baik dari lingkungan sekolah, teman, maupun orang tua. Faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam prestasi belajar tata kecantikan rambut disebabkan beberapa hal yaitu minat dan cita-cita peserta didik yang tinggi. Prestasi belajar itu sendiri merupakan suatu hasil belajar yang diberikan pada peserta didik setelah melaksankan tes tulis dan teori. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)  Motivasi 2) Prestasi belajar 3) Bagaimana hubungan motivasi dengan prestasi belajar peserta didik di LKP Sanita Trenggalek. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Subjek penelitian sebanyak 31 peserta didik tata kecantikan rambut di LKP Sanita Trenggalek dan pengambilan data menggunakan metode angket dan tes. Sedangkan untuk pengolahan data dianalisis dengan Product Moment Correlation dari Pearson dan untuk uji validitas dan reliabilitas penelitian memakai rumus Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan korelasi Pearson. Berdasarkan analisa penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Pada variabel motivasi belajar, 100% peserta didik dengan motivasi kategori baik. 2)Sedangkan pada variabel prestasi belajar peserta didik terdapat nilai minimum 69 dan maksimum 90 dengan nilai rata-rata 80,11 dan 3) Adanya hubungan positive antara motivasi dengan prestasi belajar. Kata Kunci : Motivasi,Peserta Didik,Tata Kecantikan Rambut, Prestasi Belajar     Abstract: Motivation is any efforts which become stimulus of people behavior into real activity with certain motive to meet the necessity. In order to obtain good achievement then learner must be have directed motivation from school environment, colleague, or parents. Factors affecting learner in learning achievement of hair styling caused by several things, those are interest and purposes of learner. Learning achievement itself is a result of learning which is given to learner after performing writing test and theoretical. The aims of this research are to know: 1) motivation, 2) learning achievement, 3) how the correlation of motivation and learning achievement of learner in LKP Sanita Trenggalek. Research design used is correlation research. The subjects are 31 learner of hair styling in LKP Sanita Trenggalek and data collection method used questionnaire method and test. To processing data, it analyzed with Pearson Product Moment Correlation, while for validity test and research reliability used formula Alpha Cronbach. Data analysis used Pearson correlation. Based on research analysis, obtained result following: 1) at variable of learning motivation, 100% learner motivation are in good category, 2) at variable learning achievement, the minimum score is 69 and maximum is 90 with mean 80.11, and 3) there are positive correlation of motivation and learning achievement. Keywords: motivation, learner, hair styling, learning achievement &nbsp

    Perbandingan Produktivitas Luffing Crane Dengan Hammer Head Crane Pada Proyek High Rise Building Studi Kasus: Menara Astra Project, Jakarta

    Full text link
    The economic growth has contributed to the increasing number of high rise building construction mostly in big city especially Jakarta. In practice, the construction of high rise building project is aided by heavy equipment that is hammer head crane which is known as one of tower crane type. However, with the increasing number of high rise building construction, the hammer head crane space that usually be used in high rise building project is limited, hence, another type of tower crane called luffing crane that can be working optimally in the limited space is needed as the alternative for hammer head crane. For the consideration in choosing the type of which tower crane that should be used in the project, it requires the productivity analysis that is related to the equipment efficiency for each column, slab and beam works. From the research that has been conducted, it shows that the hammer head crane productivity is 13% higher fo column work and 65% higher for slab and beam works than luffing crane's. With a note that in horizontal movement, luffing crane is excel more than hammer head crane. So overall, it can be concluded that in a condition where hammer head crane still can be operated in a limited space, its productivity is still higher than luffing crane productivity that operated in the same condition and surrounded. While luffing crane is used if hammer head crane is utterly can not be operated

    Antalogi puisi: karya anak-anak bangsa dari Papua

    Get PDF
    Antalogi puisi karya anak-anak bangsa dari Papua merupakan salah satu bentuk apresiasi Balai Bahasa Papua, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap anak-anak bangsa yang memiliki keterampilan menulis sastra, terutama puisi. Hal ini dilakukan mengingat pemahaman masyarakat terhadap konsep estetika masih kurang. Puisi dalam buku ini merupakan hasil karya sastra siswa-siswi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang mengikuti sayembara penulisan puisi bagi siwa SD dan SMP se-Papua dan Papua Barat

    Teacher’s Techniques in The Teaching of Pronunciation in a Vocational High School

    No full text
    Teacher’s Techniques in The Teaching of Pronunciation in a Vocational High School  Citra Putri Pertiwi Kusuma Wardani English Education, Language and Art Faculty, State University Surabaya [email protected]   Prof. Dr. Susanto, M. Pd. English Education Department, Faculty of Language and Art, State University of Surabaya [email protected] Abstrak                 Pengucapan adalah salah satu hal penting dalam menyampaikan pesan dari pembicarapadapen dengar. Faktanya, pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris tidak mendapatkan cukup perhatian. Ini dibuktikan dengan hanya sedikit sekolah Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing maupun Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua yang menawarkan kelas khusus pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris. Meskipun tidak ada kelas khusus pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris, guru mempunyai tanggungjawab untuk memperbaikiatau mengajarkan pengucapan Bahasa Inggris jika para siswa melakukan kesalahan pengucapan. Guru dapat mengintegrasikannya dengan kemampuan Bahasa Inggrisselama proses belajar mengajar Bahasa Inggrisuntuk menghindari kesalahan pengucapan. Ketika guru mengintegrasikan pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris dalam kemampuan Bahasa Inggris yang lain, guru juga membutuhkan pertimbangan untuk menentukan teknik yang tidak membutuhkan waktu lama untukdiaplikasikan.                 Dari alas an diatas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik-teknik yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris. Peneliti mengaplikasikan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan teknik-teknik yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran pengucapan Bahasa Inggris. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di sebuah kota industri yang mengajar jurusan Usaha Jasa Pariwisata. Pengamatan ini dilakukan di dalam ruang kelas dimana guru mengajarjurusantersebut. Waktu yang dilakukan untuk pengamatan adalah selama kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam memperoleh data, peneliti melakukan dua teknik yaitu pengamatan dan wawancara. Data dalam pengamatan ini adalah berupa lisan guru ketika memperbaiki maupun mengajarkan pengucapan Bahasa Inggris. Lalu, wawancara dilakukan untuk memperoleh data berupa informasi tertentu berupa pertimbangan dan pendapat guru ketika mengaplikasikan teknik tertentu. Data dianalisa dan ditampilkan secara singkat.                 Berdasarkan hasil analisa data, peneliti menemukan empat teknik yang digunakan oleh guru untuk memperbaiki kesalahan pengucapan Bahasa Inggris yang dilakukan siswa. Teknik ini digunakan dengan mengintegrasikannya dengan kemampuan membaca. Guru mengaplikasikan teknik minimal pairs drills, teknik drilling, dan dua lainnya, antara lain teknikexplicit correctiondanself-correction. Ia juga tidak mengaplikasikan teknik phonetic training karena factor intelek para siswa. Kenyataannya, teknik-teknik yang diaplikasikan oleh guru tidak berjalan secara efektif karena teknik-teknik tersebut tidak membantu para siswa untuk memenuhi kompetensi dasar yang berkaitan dengan pengucapan Bahasa Inggris dan teknik tersebut hanya fokus pada bagaimana memproduksi bunyi secara benar. Pengucapan, penekanan dan intonasi adalah materi yang harus dipertimbangkan oleh guru untuk memenuhi kompetensi dasar tersebut. Kata Kunci: pengucapan, teknik, kejuruan, pariwisata   Abstract Pronunciation is one of the important things since it conveys messages from the speaker to the listener. In fact, pronunciation has not received sufficient attention. It is proved only few numbers of EFL/ESL schools which offer pronunciation-specific classes. Although there is not pronunciation-specific class in the school, the teacher has responsibility in correcting or teaching pronunciation if the students made error pronunciation. The teacher can integrate it into other skills during English teaching learning process in order to avoid mispronunciation. While the teacher integrates pronunciation into other skills, the teacher also needs to consider the appropriate technique which does not take long time to apply. For the reason above, this research was aimed to describe the teacher’s techniques in the teaching of pronunciation. The researcher applied a qualitative approach to obtain the information related with teacher’s technique to teach pronunciation. The subject is an English teacher in a Vocational High School in an industrial city who teaches a tourism business program. The observation was held in the classroom where the teacher teaches tourism business program. The time of obtaining the data was held along teaching learning process of English lesson. In order to gain the data, the researcher employed two techniques that are, observation and interview. The data of this research is verbal behavior of the teacher during correcting and teaching pronunciation. Then, the interview was held to gain the data of teacher’s specific information like her consideration and opinion while applying certain technique. The data was analyzed and presented briefly. Based on the result of the analysis, the researcher found four techniques which were used by the teacher to correct student’s error pronunciation. These techniques were used by integrating pronunciation teaching into the teaching of reading skill. The teacherapplied a minimal pairs drills technique, a drilling technique, andtwo others, such as explicit correction and self-correction techniques. She also did not apply a phonetic training technique because of the student’s intellectual factor. In fact, the techniques which the teacher applied did not work effectively because the techniques did not help the students to achieve the basic competencies which were related to pronunciation teaching and the techniques only focus on how to produce sounds correctly. Utterances, stress and intonation are the points which must be considered by the teacher to fulfill those basic competencies.   Keyword: pronunciation, technique, vocational, touris

    Pajanan Aflatoksin sebagai Faktor Risiko Stunting

    Full text link
    Makanan yang mengandung cemaran kimia dan biologi yang melebihi batas aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Aflatoksin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang dan dapat mencemari makanan seperti kacang tanah dan jagung. Aflatoksin diduga dapat menghambat pertumbuhan (growth retardation) sehingga mengakibatkan gagal tumbuh atau stunting. Studi ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi pajanan aflatoksin sebagai faktor risiko stunting. Metode yang digunakan adalah telaah sistematis menggunakan elemen participants, intervention, comparator, outcome, timeframe, dan setting (PICOTS) untuk menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Enam literatur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi ditelaah pada studi ini. Hasil disampaikan secara kualitatif yaitu metasintesis. Terdapat korelasi antara pajanan aflatoksin dengan kejadian stunting dari tiga studi yang dilakukan di Afrika dan terdapat hubungan dosis-respons. Satu studi menunjukkan korelasi tetapi lemah dan dua studi lainnya tidak ada korelasi pajanan aflatoksin dengan kejadian stunting. Diduga terdapat threshold value aflatoksin dalam mengakibatkan stunting. Adanya korelasi kuat serta dugaan mekanisme biological plausibility dapat dijadikan dasar untuk mulai mempertimbangkan aflatoksin sebagai salah satu faktor risiko penyebab stunting

    Pemanfaatan, Budidaya Serta Pengolahan Daun Cincau pada Pondok Pesantren Raudlatul Ulum di Desa Gedung Ketapang Lampung Utara

    Full text link
    Tanaman daun cincau kaya akan zat aktif flavonoid dan alkaloid. Penelitian Lokesh dan Amitsankar (2012), kandungan zat aktif flavonoid dapat berperan sebagai anti-hepatotoksik, anti-HIV 1, anti-tumor, anti-inflamasi dan dapat memberikan efek vasodilatasi terhadap pembuluh darah yang membantu melindungi fungsi jantung. Penyuluhan ini ditujukkan pada 15 santri dan 2 guru di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum di Desa Ketapang, Lampung Utara pada 27 Maret 2021. Tujuan dari penyuluhan ini memberikan arahan apa itu daun cincau, pengetahuan kepada guru dan santri apa saja manfaat dari daun cincau, dan upaya bagaimana cara membudidayakan serta pengolahan daun cincau. Hasil sebelum pemaparan materi tingkat pengetahuan para santri sekitar 50% setelah pemaparan materi dan hasil kuisioner serta tanya jawab para santri sudah memahami materi penyuluhan sekitar 90% daripada sebelum dilakukan pemaparan materi. Kata Kunci : Penyuluhan, Daun Cincau, Manfaat dan Budiday
    corecore