4 research outputs found

    Perbedaan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah

    Get PDF
    Latar Belakang: Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F). Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan farmakologik dan secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi panas melalui metoda konduksi dan evaporasi. Metode konduksi dan evaporasi dapat dilakukan dengan kompres hangat dan juga dapat dilakukan dengan obat tradisional seperti bawang merah. Kompres hangat sudah banyak diterapkan, namun masih banyak yang tidak melakukan kompres bawang merah. Kompres bawang merah mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya, dan memungkinkan pasien atau keluarga tidak terlalu tergantung pada obat antipiretik. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan One-group pra-post test design. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Wicoxon. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau selisih rerata suhu sebelum dan setelah kompres bawang merah yaitu 0.734 oC. Diketahui nilai significancy 0,000 (ρ < 0,005) sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah kompres bawang merah. Kesimpulan: Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah kompres bawang mera

    Peran Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Dan Perdagangan Dalam Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Pasar Gembong Asih Di Surabaya

    Get PDF
    Peran Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan sangat penting dikarenakan diharapkannya para pedagang kaki lima di Pasar Gembong Asih mendapatkan kenyamanan dalam berjualan dan memberikan evaluasi yang bijak untuk kebaikan Pasar Gembong Asih kedepannya. Metode penelitian ini menggunakan data kualitatif adalah dengan cara mengunpulkan semua data-data baik secara turun langsung ke lapangan atau tempat lokasi yang akan diteliti. Sumber data yang didapat yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, dan. Data sekunder merupakan data yang berasal dari melalui buku, dan dokumen resmi. Untuk teknik pengumpulan data dengancara yaitu dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini Pasar Gembong Asih sangat memerlukan revitalisasi. Upaya ini harus mampu memperbaharui semangat kerja pedagang pasar, agar dapat memperbaiki kinerja dalam berjualan, mampu mengelola manajemen keuangan. Pasar harus dikembalikan kepada jati dirinya, menjadi ruang bagi memupuk semangat produktifitas masyarakat, yang makin tergusur oleh arus globalisasi. Oleh karenanya, bisa dipahami jika revitalisasi memang cenderung diartikan secara fisik sebagai upaya untuk memperbaiki bangunan fisik yang rusak, supaya tidak kotor, penataan agar tertib dan tidak semrawut, lebih nyaman, lebih teratur, dan lain-lain.Kata kunci: Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan, Pemberdayaan, Pedagang Kaki Lim

    Keterkaitan Usia dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Hipertensi dan Asam Urat Pada Lansia

    Get PDF
    Masalah kesehatan pasti akan terjadi pada lansia akibat proses menua yang dialami. Proses menua akan membuat lansia mengalami kemunduran kondisi secara fisik. Gangguan kesehatan yang sering dialami adalah hipertensi dan asam urat. Kondisi ini jika tidak diatasi akan membuat lansia mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas harian sehingga cepat mengalami kemunduran hingga kecacatan. Hipertensi dan asam urat seringkali dikaitkan dengan usia dan obesitas, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian hipertensi dan asam urat. Penelitian ini menggunakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan 30 responden lansia yang berada di Posyandu wilayah RW XII Desa Ledug Kecamatan Kembaran Banyumas. Pengambilan sampel menggunakan secraa total sampel. Hasil didapatkan bahwa 90% lansia berusia 60 hingga 69 tahun, 60% memiliki indeks massa tubuh normal, 46.7% mengalami pre-hipertensi, dan 60% memiliki kadar asam urat normal. Analisis bivariate menunjukkan bahwa usia memiliki nilai p 0,364 dan indeks massa tubuh (IMT) memiliki nilai p 0,345 dengan tekanan darah. Sedangkan usia memiliki nilai p 0,384 dan indeks massa tubuh (IMT) memiliki nilai 0,691. Hasil disimpulkan bahwa usia dan IMT tidak berhubungan dengan hipertensi dan asam urat.

    Pemantauan dan Identifikasi Masalah Kesehatan Lansia di Posyandu RW XII Desa Ledug Kembaran Banyumas

    No full text
    Semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin mengalami berbagai perubahan dan kemunduran akibat proses menua. Proses menua yang terjadi tidak jarang menimbulkan beberapa keluhan yang merupakan bagian dari penyakit kronis yang dialami seperti asam urat, diabetes mellitus, rematik, kolesterol dan penyakit lainnya. Pendeteksian diri diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau dan mengidentifikasi masalah kesehatan pada lansia yang terdaftar di Posyandu RW XII Desa Ledug, Kembaran, Banyumas. Metode yang digunakan mengabdopsi metode pendekatan PAR kepada 5 kader dan 30 lansia. Hasil kegiatan selama 3 bulan didapatkan masalah kesehatan pada lansia, dan beberapa lansia yang beresiko mengalami masalah kesehatan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah tindakan pengidentifikasian dan pemantauan masalah kesehatan yang terjadi pada lansia sangat efektif untuk mencegah komplikasi lanjutan serta mendapatkan penanganan dengan segara guna meningkatkan derajat kesehatan dan usia harapan hidup. Monitoring and Identification of Elderly Health Problems at Posyandu RW XII Ledug Village, Kembaran, Banyumas The older a person is, the more they will experience various changes and setbacks due to the aging process. The aging process that occurs often causes several complaints which are part of the chronic diseases experienced such as gout, diabetes mellitus, rheumatism, cholesterol and other diseases. Self-detection is necessary to prevent further complications. The purpose of this activity is to monitor and identify health problems in the elderly registered at Posyandu RW XII, Ledug Village, Kembaran, Banyumas. The method used adopted the PAR approach method for 5 cadres and 30 elderly people. The results of activities for 3 months found health problems in the elderly, and some elderly who are at risk of experiencing health problems. The conclusion from this activity is that identifying and monitoring health problems that occur in the elderly are very effective in preventing further complications and getting immediate treatment in order to improve health status and life expectancy
    corecore