7 research outputs found

    Analisis Permintaan Produk Susu Bubuk Balita pada Konsumen Rumah Tangga di Kecamatan Loli Kabupaten Sumba Barat

    Full text link
    The aim of this research is to know the demand of toddler milk product and the influence of family\u27s earning, milk price, amount of toddler in family, level of mother education and mother\u27s nutrient knowledge to the demand of toddler milk product factor. This research was executed in Februari-Maret 2012 in Loli Sub District Sumba Barat Regency. Method which was used in this research is survey method. The method of sample determination with Multistage Random Sampling method that is chosening 3 villages with highest amount of toddler, each village selected 2 RWs at random, each RW selected 2 RTs at random, and then from each chosen RT is determined 5 respondents at random with the respondent assumption have todller, so the sum of sample is 60 respondents. Variable taken as research model is the demand of toddler milk product (Y), earnings (X1), goods price (X2), amount of toddler in family (X3), mother\u27s education (X4), and the level of mother\u27s nutrient knowledge (X5). The data were obtained is in the form of primary data and sekunder data. The data were obtained is in the form of SPSS program version 16.0 with demand model Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e. Regresion result that obtained is Y=-1,140 + 0,723X1 - 0,331 X2 + 0,218X3 + 0,032X4 + 0,071X5. Family\u27s earnings (X1), milk price (X2), amount of toddler in family (X3), mother\u27s education (X4), and the level of mother\u27s nutrient knowledge (X5) simultaneously have an effect (P ≤ 0,05) to the demand of toddler milk product. Partially, the demand of toddler milk product is influenced by family\u27s earning (X1), milk price (X2) and the amount of toddler in family (X3), with R2 = 0,543

    Analisis Komparasi Pendapatan USAha Ternak Kambing Peranakan Ettawah (Pe) Di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora (the Comparative Analysis of Ettawah Crossbreed Goats Farming Income at Sambongrejo Village, Sambong District, in Blora Regency

    Full text link
    The comparative analysis of Ettawah Crossbreed goats farming income was conducted on July – August 2006 at Sambongrejo Village, Sambong District, in Blora Regency with survey method. Sixty respondents were selected by simple random sampling from 370 goat farmer and divided strata 1 for possesing upper of average (≥ 0,91 AU) and strata 2 for possesing lower of average (< 0,91 AU). The result of research indicated that strata possesing 1 were capable to gaves income more than strata possesing 2, income and cost ratio indicated strata 1 were 54,50% and strata 2 were 44,54%. Income of strata 1 were Rp. 2.420.989,53/year with possesing average 1,09 animal unit gaves income per year per animal were Rp. 310.952,78. Income of strata 2 were Rp. 1.417.219,15/year with possesing average 0,73 animal unit gaves incoming per year per animal were Rp. 271.795,45. Based from the differential testing to income average of strata 1 and strata 2, showed highly significant it mean that income average of strata 1 and strata 2 were significant different

    Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah permintaan daging sapi pada konsumen ibu rumah tangga serta mengetahui hubungan harga daging sapi, harga barang substitusi,jumlah anggota keluarga, pendapatan, selera dan pendidikan dengan jumlah permintaan daging sapi di pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Metode penentuan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden, pedagang juga dijadikan responden. Faktor yang dijadikan variabel penelitian adalah permintaan (Y), harga daging sapi (X1), harga daging ayam (X2), jumlah anggota keluarga (X3), pendapatan (X4), selera (X5), dan pendidikan (X6). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan one sampel t-test dan metode korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan daging sapi oleh konsumen rumah tangga sebesar 0,14 kg/kapita/bulan. Hasil koefisien korelasi yang diperoleh Harga Daging Sapi (X1), Harga Daging Ayam (X2), Jumlah Anggota Keluarga (X3), Pendapatan (X4), Selera (X5), dan Pendidikan (X6) sebesar -0,030; 0,037; 0,469; 0,446; 0,208; dan -0,103. Hasil dari analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan sangat nyata yaitu pada faktor jumlah anggota keluarga, pendapatan dan selera dengan permintaan daging sapi. Harga daging sapi, harga daging ayam, pendidikan menunjukkan tidak ada korelasi dengan permintaan daging sapi

    Prioritas dan Strategi Penanganan Risiko Produksi pada Industri Tahu di Kabupaten Grobogan

    Full text link
    Proses pembuatan tahu yang lebih rumit dan memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibanding tempe. Namun laba kotor usaha pembuatan tahu yang lebih rendah daripada tempe membuat industri tahu menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko dan prioritas penanganan risiko produksi pada industri tahu di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Penelitian sensus ini dilakukan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada Desember 2019 - Januari 2020. Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur dan pengamatan langsung kepada 57 pengrajin tahu di Kabupaten Grobogan. Metode analisis yang digunakan adalah koefisien varians (KV) untuk mengetahui tingkat risiko dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengetahui potensi kegagalan dalam proses produksi dan menentukan prioritas penanganannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa industri tahu di Kabupaten Grobogan menghadapi risiko produksi yang cukup tinggi dengan nilai KV sebesar 36% yang disebabkan oleh 12 jenis sumber risiko. Kurangnya ketersediaan air bersih, kualitas bahan baku yang rendah, dan proses penggumpalan yang tidak sempurna menjadi sumber risiko yang perlu mendapat prioritas dalam penanganan risiko. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko pada produksi tahu antara lain mengadakan tandon air dan penjernih air, menjalin kerjasama dengan kelompok tani kedelai atau KOPTI, meningkatkan kebersihan, menerapkan SOP, meningkatkan pengawasan terhadap pekerja, pemeriksaan dan perawatan mesin secara berkala, serta mendekatkan tempat perebusan santan tahu dengan cetakannya

    Perception and Preferences of Goat Breeders Toward Livestock Insurance

    Full text link
    The paper explores goat breeders’ perception and preferences toward livestock insurance. The respondents of the study were goat breeders in Manunggal IV farmers’ group in Semarang Regency, Central Java Province. Descriptive analysis was used to illustrate the perception variables. The methodology was then followed by Conjoint analysis to explore the preferences of goat breeders toward livestock insurance based on three attributes. The study found that goat breeders have a negative perception toward livestock insurance product, although they are aware of climate change. The results showed that the preferences’ utility of flexible premium insurance, outbreak coverage, and less than 1-month claim process are the best option. Premium insurance cost is the most important factor in the livestock insurance product
    corecore