7 research outputs found
PREPARASI DAN SINTESIS GRAPHENE OXIDE YANG BERASAL DARI LIMBAH KERTAS BERDASARKAN LIQUID MECHANICAL EXFOLIATION LUCUTAN LISTRIK DENGAN VARIASI TEGANGAN
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mensintesis material graphene oxide(GO)dengan metode charging liquid mechanical exfoliation(CLME)menggunakan limbah kertas bekas sebagai sumber penghasil GO, 2) Mengetahui pengaruh pemberian variasi tegangan dengan metode CLME terhadap hasil absorbansi material GO pada hasil karakteristisasi spektrofotometer UV-Vis, 3) Mengetahui pengaruh pemberian tegangan pada metode CLME terhadap marfologi permukaan dari hasil karakterisasi scanning electron microscopy(SEM).
Penelitian ini dimulai dengan menghaluskan kertas yang telah ditimbang sebanyak 25 gram ke dalam air 500 ml menggunakan blander. Hasil dari proses penghalusan kemudian diendapkan selama satu malam untuk mendapatkan cairan yang bening. Hasil sintesis tersebut kemudian di charging dengan variasi tegangan 0 volt, 25 volt, 30 volt, dan 35 volt dengan waktu charging 2 jam. sampel hasil proses charging didiamkan selama satu malam kemudian di lakukan karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunakan metode CLMEtelah berhasil mensintesis GOberbahan dasar limbah kertasyang ditunjukkan dengan nilai absorbansi pada panjang gelombang 230 nm sampai 310 nm. Selain itu, nilai absorbansi yang semakin turun menunjukkan semakin besar tegangan yang diberikan semakin banyak pula pengelupasan dari material graphene.Hasil karakterisasi SEM adanya perbedaan antara tanpa charging dengan charging.Setelah melakukan proses charging bentuk marfologi permukaanyang merupakan material GO berbentuk flaks atau serpihan yang bertumpuk-tumpuk dengan ukuran 1.3 mikrometer sampai 3.1 mikrometer.
Kata kunci: Graphene oxide, charging liquid mechanical exfoliation, UV-Vis spektrofotomete
PERBANDINGAN SIFAT OPTIK CARBON NANODOTS BERBAHAN DASAR GULA PASIR DAN AIR JERUK DENGAN METODE SINTESIS HYDROTHERMAL DAN MICROWAVE
Penelitian ini bertujuan (1) membandingkan sifat optik C-dots berbahan dasar
gula pasir dengan metode hydrothermal dan microwave dan (2) membandingkan
sifat optik C-dots berbahan dasar air jeruk dengan metode hydrothermal dan
microwave.
Penelitian ini menghasilkan empat buah sampel larutan C-dots berbahan dasar
gula pasir dan air jeruk. Larutan gula pasir dan air perasan jeruk yang terbentuk
disintesis dengan metode hydrothermal dan microwave. Hasil sintesis dari kedua
metode dari masing-masing bahan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer
UV-Vis, Photoluminescence (PL), Time-Resolved Photoluminescence (TRPL),
Transmission Electron Microscopy (TEM) dan Fourier Transform Infrared
Spectroscopy (FTIR).
Sintesis C-dots larutan gula pasir dengan metode hydrothermal dan microwave
memiliki hasil penampakan dan karakterisasi yang berbeda. Hasil karakterisasi UVVis
kedua metode menghasilkan puncak absorbsi pada panjang gelombang yang
berbeda. Hasil karakterisasi PL menghasilkan emisi pada panjang gelombang puncak
serta lebar grafik yang berbeda. Hasil TRPL menunjukkan waktu luruh elektron pada
C-dots metode microwave lebih cepat luruh dibandingkan pada metode hydrothermal.
Hasil karakterisasi tersebut menunjukkan C-dots larutan gula pasir yang dihasilkan
dengan metode microwave memiliki surface states yang dominan dibandingkan pada
metode hydrothermal. Hasil TEM kedua metode menghasilkan C-dots dengan ukuran
yang berbeda. Hasil FTIR menunjukkan larutan C-dots telah berhasil dibuat dari
bahan dasar gula pasir dengan adanya gugus fungsi C=C. Hasil sintesis dan
karakterisasi C-dots larutan jeruk dengan metode hydrothermal dan microwave
memiliki kesimpulan yang sama dengan hasil C-dots larutan gula pasir
KARAKTERISASI BUTIRAN SUB MIKRON NANOMATERIAL KARBON BATOK KELAPA DENGAN VARIASI WAKTU PENGADUKAN BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK FILTRASI LOGAM Fe DARI LIMBAH AIR SELOKAN MATARAM BERDASARKAN UJI UV-VIS, XRD, SEM DAN AAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu
pengadukan bahan dengan bahan dasar serbuk SMC batok kelapa yang disintesis
dengan metode LSE terhadap hasil absorbansi dan panjang gelombang, mengetahui
fasa kristalin dan ukuran partikel, dan mengetahui morfologi permukaan SMC yang
digunakan untuk bahan dasar filter pada alat filter air sederhana.
Penelitian dimulai dengan membuat serbuk SMC berbahan dasar batok
kelapa yang telah dihaluskan, aquades 100 ml, dan detergen 2 gram ke dalam
blender. Sampel kemudian dicampur dengan memvariasikan waktu pengadukan
bahan. Sampel diendapkan satu malam dan disonifikasi selama 4 jam kemudian
dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis. Endapan sampel yang sudah
berbentuk serbuk SMC dikarakterisasi XRD untuk masing-masing variasi waktu
sedangkan untuk karakterisasi SEM dilakukan pada sampel 60 menit waktu
pengadukan bahan dengan blender. Serbuk SMC tersebut kemudian dilapiskan pada
kertas saring dan dipasangkan pada alat filtrasi sederhana. Limbah air yang
digunakan yaitu air Selokan Mataram. Air hasil filtrasi dikarakterisasi kadar logam
Fe berdasarkan karakterisasi AAS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin lama waktu pengadukan bahan
maka puncak absorbansi semakin bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek
(bluesift) dan nilai absorbansi naik seiring lamanya waktu pengadukan. Serbuk SMC
yang disintesis dengan metode LSE mempunyai fasa amorf setelah dilakukan variasi
waktu pengadukan bahan dengan blender serbuk SMC semakin amorf. Untuk
morfologi serbuk SMC pada 60 menit waktu pengadukan bahan dengan blender
terlihat seperti bongkahan yang kurang teratur dengan ukuran yang berbeda-beda.
Dapat diketahui ukuran serbuk SMC sekitar 1,274 μm sampai 12,502 μm dengan
ketebalan sekitar 0,576 μm sampai 0,829 μm. Dari hasil karakterisasi AAS diperoleh
semakin lama waktu pengadukan bahan dengan blender semakin menurun pula kadar
logam Fe pada limbah air.
Kata Kunci: serbuk SMC, LSE, Limbah air Selokan Mataram, waktu pengadukan
bahan
KAJIAN GRADASI WARNA LARUTAN DAN UJI UV VIS NANOMATERIAL CARBON NANODOTS BERBAHAN DASAR SERBUK LIMBAH AMPAS JUS BUAH DENGAN VARIASI MASSA SERBUK DAN WAKTU PENGENDAPAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintesis C-dots, gradasi warna larutan dan karakteristik C-dots menggunakan uji UV-Vis.
Penelitian ini menggunakan C-dots yang berbahan dasar dari limbah ampas jus buah, diantaranya jus timun, jus jeruk nipis, dan jus wortel. Serbuk dipanaskan menggunakan oven dan ditimbang untuk variasi massa. Terdapat 0,1 gram; 0,2 gram; 0,3 gram; dan 0,5 gram serbuk. Tiap Serbuk ditambahkan aquades sebanyak 8 ml untuk selanjutnya diendapkan selama 1 hari. Setelah 1 hari dilakukan penyaringan untuk mendapatkan larutan C-dots tanpa endapan. Dilakukan proses yang sama selama 14 hari, sehingga mendapatkan 40 sampel larutan C-dots. Sampel larutan C-dots kemudian dilakukan penyinaran larutan menggunakan cahaya lampu, cahaya senter UV, dan cahaya laser UV. Setelah itu dilakukan uji UV-Vis.
Hasil penyinaran larutan C-dots menggunakan cahaya lampu, cahaya senter UV, dan cahaya laser UV menunjukan gradasi warna larutan dari coklat tua hingga mendekati putih jernih dan gradasi warna pendaran dari hijau hingga hijau kebiruan. Intensitas warna pendaran tertinggi ditunjukan dengan warna pendaran hijau. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel mengandung C-dots. Semakin banyak massa yang digunakan warna larutan akan semakin pekat, intensitas pendaran akan semakin tinggi dan C-dots yang dihasilkan juga semakin banyak. Tetapi semakin lama pengendapan, warna larutan, intensitas warna pendaran, dan C-dots yang dihasilkan akan semakin berkurang. Hasil karakterisasi uji UV-Vis pada panjang gelombang 270 nm menunjukan nilai absorbansi yang meningkat. Hal ini mengindikasikan C-dots yang dihasilkan semakin banyak.
Kata Kunci: C-dots, ampas jus buah, gradasi warna , UV-Vi
PENGARUH PENAMBAHAN PLASTICIZER PADA KESTABILAN SENYAWA STANNOUS SULFATE
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan senyawa SnSO4 dari SnCl2 dan (NH4)2SO4, (2) mengetahui karakterisasi SnSO4 dari reaksi SnCl2 dan (NH4)2SO4, dan (3) mengetahui pengaruh pemberian plasticizer terhadap kestabilan senyawa SnSO4. Penelitian ini menghasilkan empat sampel SnSO4 dengan variasi jenis plasticizer yaitu: PEG-6000, PEG-4000, Sorbitol, dan non plasticizer menggunakan teknik pengadukan selama 1 jam dengan kecepatan 300 rpm. Variasi jenis plasticizer diberikan dengan melarutkan plasticizer sebanyak 1gr ke dalam 10 ml aqua dm. Selanjutnya, larutan plasticizer ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam larutan SnSO4 sebelum pengadukan. Hasil karakterisasi mikroskop optik menunjukkan terbentuknya kristal pada sampel SnSO4 dengan penambahan PEG-6000 dan PEG-4000, sedangakn untuk non plasticizer dan penambahan sorbitol masih belum terbentuk kristal. Hasil analisis termal menggunakan DTA menghasilkan puncak endotermik pada suhu 300 oC pada keempat sampel SnSO4. Hasil karakterisasi FTIR dilakukan pada sampel SnSO4 sebelum kalasinasi dan setelah kalsinasi. Hasil karakterisasi FT-IR menunjukkan adanya ikatan sulphate group pada puncak ~1181 cm-1 serta adanya ikatan N-H pada puncak ~1400 cm-1 untuk sampel sebelum kalsinasi. Sedangkan untuk sampel setelah kalsinasi tidak terlihat adanya puncak ikatan N-H. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa SnSO4 dari reaksi SnCl2+(NH4)2SO4 berhasil disintesis. Pengaruh penambahan plasticizer pada proses reaksi pengadukan mampu mempermudah reaksi pengkristalan SnSO4 serta mengontrol kadar air dari SnSO4.
Kata kunci: Plasticizer, Stannous Sulfate, SnSO
MODEL PENGUATAN RELEVANSI KURIKULUM SMK PERTANIAN MELALUI RANCANG BANGUN SMART CHIP AUDIO ORGANIC GROWTH SYSTEM (SC-AOGS) SEBAGAI INPUT DEVICE PEMBUKAAN STOMATA PADA PEMUPUKAN DAUN (FOLIAR) TANAMAN PERKEBUNAN KOMODITAS EKSPOR
Kompetensi keahlian agribisnis tanaman perkebunan merupakan program pendidikan
pada SMK Pertanian, berisi sekumpulan bahan pembelajaran yang memfokuskan pada keahlian
teknis dan manajerial tanaman perkebunan, yang mencakup tanaman perkebunan tahunan dan
tanaman perkebunan semusim. Hal ini sangat relevan dengan penelitian payung di Laboratorium
Fisika Akustik FMIPA UNY tentang pemanfaatan teknologi gelombang akustik dalam bidang
pertanian yang diaplikasikan untuk peningkatan ketahanan pangan, dimana telah berhasil
mendapatkan suatu hasil penelitian dalam bidang rekayasa dan modifikasi teknologi audio
(AOGS; Audio organik growth system) terpadu antara pemupukan daun (foliar) dengan optimasi
variabel intensitas audio, yaitu frekuensi dan intensitas optimum untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas tanaman yang sejalan dengan upaya peningkatan ketahanan pangan.
Kendala utama dalam penerapan dilapangan pada penelitian sebelumnya adalah perangkat
elektronik yang digunakan belum praktis dan compatible sehingga secara teknis petani harus
memasang dan memindahkan perangakat audio yang terdiri dari audio player dan speaker yang
cukup berat. Oleh karena itu, dalam penelitian tahap pertama ini telah dihasilkan instrumentasi
Smart Chip-AOGS (SC-AOGS) dengan komponen TDA2003 sebagai penguat audio, WT5001
sebagai penyimpan dan pemutar audio, ATMega328 kecepatan 16 MHz sebagai prosesor,
speaker sebagai peng-ouput dari suara dan LCD Matrik ukuran 16x2 yang men-display sumber
frekuensi output yang dipaparkan, pengaturan volume suara. Instrumen SC-AOGS ini telah
dibuat standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran ekstra kulikuler siswa
SMK yang relevan dengan silabus kurikulum SMK jurusan Elektronika dan Pertanian. Hasil dari
penguatan kurikulum SMK ini diharapkan SC-AOGS dapat diproduksi oleh siswa SMK
elektronika dan siap digunakan sebagai media praktek di SMK pertanian untuk men-drive suara
pada tanaman tertentu sehingga pertumbuhan dan produksinya meningkat
KAJIAN GRADASI WARNA LARUTAN DAN UJI UV VIS NANOMATERIAL CARBON NANODOTS BERBAHAN DASAR SERBUK LIMBAH AMPAS JUS BUAH DENGAN VARIASI MASSA SERBUK DAN WAKTU PENGENDAPAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintesis C-dots, gradasi warna larutan dan karakteristik C-dots menggunakan uji UV-Vis.
Penelitian ini menggunakan C-dots yang berbahan dasar dari limbah ampas jus buah, diantaranya jus timun, jus jeruk nipis, dan jus wortel. Serbuk dipanaskan menggunakan oven dan ditimbang untuk variasi massa. Terdapat 0,1 gram; 0,2 gram; 0,3 gram; dan 0,5 gram serbuk. Tiap Serbuk ditambahkan aquades sebanyak 8 ml untuk selanjutnya diendapkan selama 1 hari. Setelah 1 hari dilakukan penyaringan untuk mendapatkan larutan C-dots tanpa endapan. Dilakukan proses yang sama selama 14 hari, sehingga mendapatkan 40 sampel larutan C-dots. Sampel larutan C-dots kemudian dilakukan penyinaran larutan menggunakan cahaya lampu, cahaya senter UV, dan cahaya laser UV. Setelah itu dilakukan uji UV-Vis.
Hasil penyinaran larutan C-dots menggunakan cahaya lampu, cahaya senter UV, dan cahaya laser UV menunjukan gradasi warna larutan dari coklat tua hingga mendekati putih jernih dan gradasi warna pendaran dari hijau hingga hijau kebiruan. Intensitas warna pendaran tertinggi ditunjukan dengan warna pendaran hijau. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel mengandung C-dots. Semakin banyak massa yang digunakan warna larutan akan semakin pekat, intensitas pendaran akan semakin tinggi dan C-dots yang dihasilkan juga semakin banyak. Tetapi semakin lama pengendapan, warna larutan, intensitas warna pendaran, dan C-dots yang dihasilkan akan semakin berkurang. Hasil karakterisasi uji UV-Vis pada panjang gelombang 270 nm menunjukan nilai absorbansi yang meningkat. Hal ini mengindikasikan C-dots yang dihasilkan semakin banyak.
Kata Kunci: C-dots, ampas jus buah, gradasi warna , UV-Vis