83 research outputs found

    Using Story Telling Technique to Improve the Speaking Ability of the Second Year Students of SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru

    Full text link
    This classroom action research was aimed to find out if the story telling technique could improve the speaking skill of the second year students of SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru.The participants were 28 students. The data was collected by using observation sheet,speaking tests, and field notes. The research finding indicated that the application of using story telling technique could improve students' speaking ability both at the first cycle and second cycle. The result of pre-test shows the average score of students speaking ability was 48.2. It improved to 64.9 on the post-test 1 and 76.1on the post-test 2. It was also proved that applying story telling technique in teaching speaking could improve students' interest and motivation to speak and share ideas with their friends in groups. In addition, applying story telling technique could also improve students' ability to speak English in terms of grammar, vocabulary, pronunciation, fluency, and comprehension

    Tingkat Kekuatan Antioksidan Dan Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk) Berdasarkan Pohon Induksi Dan Non-induksi

    Full text link
    During the long enough harvesting cycle, aloes leaves can be used as medicine and poured drink that has a role as antioxidants. This research was to study the societies predilection level to aloes tea and the strength of aloes leaves antioxidant activity based on the induction and non-induction tree. This research used 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) method with the observation parameter are the percentage of free radicals submerged at the 60th minute with different concentration (40 ppm, 60, ppm, 80 ppm and 100 ppm) and the value of IC50 (Inhibitory Concentration) was analyzed by regression similarity. The result of antioxidant activity observation by using the UV-Visible light Spectrophotometer at the swell length of 516 nm showed that the result of aloes leaves simplicia ethanol extract (EESDG) induction and non-induction had IC50 value of 99.42 ppm and 70.40 ppm. The result of EESDG had a significantly antioxidant activity. The hedonic test results showed that the stroge of aloes leaves for 0 month were the most predilection in the society due to the taste at induction treatment with the taste score 3.83 but due to the aroma and colour, had the same value 3.10 and 3.83. Aloes leaves tea at the 2 month storage which the most predilection in society was at the non-induction treatment, by the score of taste, aroma and colour were 3.30, 2.80 and 3.80

    Perbandingan Kandungan Phospor Lahan Gambir Setelah Penanaman 30 Tahun terhadap Lahan Hutan Sekitar

    Get PDF
    Gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional dari Provinsi Sumatera Barat dan Riau. Tanaman gambir termasuk dalam famili Rubiaceae. Dalam proses budidayanya, tanaman gambir masih dibudidayakan secara tradisional, dan untuk membuka lahan petani masih memakai metode pembakaran. Petani dalam melakukan budidaya gambir lebih mengandalkan kesuburan lahan tanpa melakukan pemupukan, sehingga umur produktifnya hanya 5-6 tahun, karena tanaman sudah tidak subur. Pembakaran lahan memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem, salah satunya terhadap kandungan unsur hara. Jenis analisis kimia tanah yang dilakukan meliputi : Analisis sifat kimia: (1) penetapan pH H2O, (2) penetapan P tersedia,(3) Analisis sifat fisika dibatasi hanya Tekstur saja.Pembakaran dapat menghilangkan komponen air dan organik dari bahan tumbuhan (serasah, tegakan) dan meninggalkan sisa berupa bahan endapan yang disebut abu. abu dikatakan mengandung konsentrat hara yang kaya Ca, Mg, K, dan P yang bersifat mobile. Dalam keadaan normal, unsur-unsur hara dalam tumbuhan yang semula berasal dari tanah dibebaskan secara berangsur-angsur oleh proses dekomposisi biologi dan masuk kembali ke dalam tanah.  Dengan metode tebang-bakar lahan yang memiliki kandungan unsur hara terbaik berada pada lahan yang baru dibuka. Hal ini disebabkan oleh variasi vegetasi yang menjadi sumbangan abu yang masuk ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan dengan usia penggunaan lahan lain. Dari keseluruhan pengamatan, unsur P menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 111,54 ppm sedangkan lahan hutan disekitarnya hanya memiliki nilai P sebesar 4,87 ppm dan 8,97 ppm. Hal ini membuktikan bahwa pembakaran meningkatkan kapasitas sorpsi P pada permukaan abu

    Karakteristik Sifat Kualitatif Kambing Lokal di Kabupaten Bengkalis

    Get PDF
    Kambing lokal Indonesia merupakan salah satu sumber protein hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat kualitatif pada kambing lokal di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Sifat kualitatif dapat mencirikan kambing ke dalam galur tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di empat kecamatan (Bantan, Bengkalis, Siak Kecil dan Bukit Batu) di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah sampel 110 ekor kambing. Data diperoleh dengan observasi pola warna, bentuk tanduk, bentuk telinga, garis muka dan garis punggung. Data ditabulasi dan diolah secara deskriptif. Hasil analisis deskriptif sifat-sifat kualitatif menunjukkan pola warna yang paling banyak ditemukan adalah campuran hitam-cokelat dengan warna cokelat yang paling dominan. Bentuk tanduk paling banyak ditemukan melengkung ke atas dan tipe telinga tegak. Garis muka dan garis punggung pada umumnya berbentuk lurus. Sifat kualitatif kambing lokal di Kabupaten Bengkalis menyerupai sifat kualitatif pada kambing Kacang dan kambing Peranakan Ettawah

    Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi Mulsa Bagas Terhadap Populasi Dan Biomassa Cacing Tanah Pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Tahun Ke 2

    Full text link
    Tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting di Indonesia. Pada umumnya tebu digunakan sebagai bahan baku produksi gula. Salah satu industri perkebunan gula yang masih terus mengusahakan peningkatan produksi gula adalah PT Gunung Madu Plantations (GMP). Teknik pengolahan tanah yang telah dilakukan di PT GMP adalah pengolahan tanah secara intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas pada lahan pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap jumlah dan biomassa cacing tanah di PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah. Penelitian ini dirancang menggunakan RAK dan disusun secara split plot dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah, yang terdiri dari tanpa olah tanah (T0) dan olah tanah intensif (T1). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M0) dan mulsa bagas 80 tha-1 (M1). Adapun kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T0M0 = tanpa olah tanah + tanpa mulsa bagas, T0M1 = tanpa olah tanah + mulsa bagas 80 t ha-1, T1M0 = olah tanah intensif + tanpa mulsa bagas, dan T1M1 = olah tanah intensif + mulsa bagas 80 t ha-1. Semua perlakuan diaplikasikan pupuk Urea dengan dosis 300 kg ha-1, pupuk TSP 200 kg ha-1, pupuk KCl 300 kg ha1, dan aplikasi bagas, blotong, dan abu (BBA) segar (5:3:1) 80 t ha-1. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan Uji Bartlet dan aditivitasnya dengan Uji Tukey, serta uji lanjut dengan Uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum adanya pengaruh perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pengambilan sampel 9 BSP dan 12 BSP. Terdapat 2 genus cacing tanah yang didapat dari hasil identifikasi, yaitu Pheretima dan Pontoscolex.
    • …
    corecore