3 research outputs found
Pembuatan Salep Anti Jerawat Dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.)
Temulawak merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat untuk mengobati jerawat. Salah satu faktor pemicu timbulnya jerawat adalah produksi minyak yang berlebih pada kulit wajah. Oleh karena itu dibutuhkan sediaan yang tidak mengandung bahan dasar yang berlemak yang bisa memicu produksi minyak berlebih pada wajah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sediaan salep anti jerawat dari ekstrak rimpang temulawak yang memenuhi syarat pengujian sediaan salep. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang temulawak. Rimpang temulawak dibuat menjadi ekstrak kental menggunakan metode maserasi. Hasil ekstrak kental yang diperoleh dibuat menjadi salep, dengan basis salep larut air yang terdiri dari 40% PEG 4000 dan 60% PEG 400 serta nipagin sebagai pengawet. Salep kemudian melewati beberapa uji diantaranya uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji kemampuan proteksi, uji daya serap, uji daya lekat dan uji ukuran partikel. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak rimpang temulawak dapat dibuat menjadi sediaan salep yang memenuhi persyaratan pengujian sediaan salep
FORMULASI dan PENGUJIAN SALEP EKSTRAK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) TERHADAP LUKA TERBUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)
Ambon banana weevil contains medicinal properties that are useful in the process ofwound healing. The purpose of this study is to formulate an ointment of Ambon banana(Musa paradisiaca var. sapientum) weevil extract and to test the ointment to heal open woundon the skin of male rat (Rattus norvegicus). This study is experimental descriptive in thelaboratory. Ambon banana weevil extracts used in the manufacture of ointment formulation.The number of tested animals used was 18, with 6 treatment groups, ie injuries withoutointment application, negative control, positive control, banana weevil ointment 10%, bananaweevil ointment 15%, and the banana weevil ointment 20%. All mice were injured with a8wound of 1.5 cm long. The wounds were applied with ointment three times daily. Observationwas conducted everyday from day 0 to day 8. All data was tested statistically using ANOVA(Analysis of Variant) followed bay LSD (Least Significant Difference) test. Qualitative datawere presented descriptively. The results showed that the banana weevil formulation meetsthe ointment test requirement according to Famakope Indonesia Edition III, i.e wounds werenarrowed, scabs were formed, and then wounds were closed. Statistical tests showed thatthere were significant effects on wound healing in white male rats, ie 4.004 > 2.45. Based onthe results of the study it can be concluded that the preparation of an ointment made frombanana weevil met the requirement, and concentration of 10%, 15%, and 20% gave effect tothe healing of open wounds on the skin of white male rats.Keywords: ointment, extract, Ambon banana weevil, wound healing, white male rats