2 research outputs found

    PENELITIAN RUMUS FLEISCHMANN UNTUK MENENTUKAN BAHAN KERING SUSU PADA BERBAGAI SUHU DI JAWA TENGAH

    Get PDF
    ABSTRAK Kandungan bahan kering dalam susu (total milk solid) dapat ditentukan dengan tepat menggunakan metode gravimetri. Pada metode ini banyak pekerjaan dan ketelitian yang harus dilakukan. Rumus Fleischmann dapat untuk menghitung bahan kering susu dari kadar lemak dan berat jenis (BJ) susu, sehingga keseluruhan lebih sederhana dan tidak memakan waktu banyak. Telah diteliti berat jenis lemak dan skim milk dan sapi-sapi perah di Jawa Tengah yang digunakan dasar untuk mendapatkan modifikasi rumus Fleischmann yang dapat digunakan di Indonesia. Modifikasi rumus Fleischmann yang didasarkan pada hasil perhitungan BJ lemak dan skim milk dalam penelitian ini berbeda- beda pada berbagai suhu, yaitu Temperatur 1. 20°C 2. 22,5°C 3. 25°C 4. 27,5°C 5. 30°C Modifikasi t= 1,275 f+ 2,880 (100S â 100) t = 1,275 f + 2,865 (100S â100) t 1,279 f + 2,887 (100S â100) t =1,285 f + 2,918 (100S â100) t =1,289 f + 2,942 (1005 â100) t = Bahan kering susu f = Kadar lemak susu segar S = Bj susu segar Setelah diuji secara statistik, temyata tidak ada perbedaan nyata bahan kering yang didapat dengan metode gravimetri dan hasil perhitungan denganmodifikasi rumus Fleischmann (P > 0,05), akan tetapi ada perbedaan nyata bahan kering yang didapat dengan metode gravimetri dan hasil perhitungan rumus Fleischmann sebelum dimodifikasi (P < 0,01).Anonimous, 1972. Payment for milk on quality. FAO Agricultural Studies, 89. Keywords: rumus Fleischmann, Kadar lemak susu sega

    Pengaruh Inokulasi lokal leptospira (Diduga L, Tarassovi) terhadap Panas Badan Dan Daily Weight Gain Marmoti (

    Get PDF
    ABSTRAK Telah diteliti pengaruh inokulasi isolat lokal Leptaspira terduga tarassovi terhadap kenaikan panas badan dan penurunan berat badan marmot. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 30 ekor marmot, dibagi 2 kelompok masing-masing 25 ekor sebagai kelompok perlakuan dan 5 ekor sebagai kelompok kontrol. Marmot kelompok perlakuan diinokulasi dengan isolat lokal Leptospira terduga tarassovi umur 8 hari sebanyak 1 mililiter setiap ekor secara subcutan. Marmot kelompok kontrol diinokulasi dengan 1 mililiter media KWH steril.Pengukuran panas badan danpenimbangan berat badan dilakukan 7 hari sebelum inokulasi dan 7 had sesudah inokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Leptospira terduga tarassovi menimbulkan respon demam selama fase leptospiremia, yaitu 23 ekor marmot (92%) memberikan respon demam nyata dan 2 ekor marmot (8%) tidak memberikan respon demam. Sedang dari 23 ekor marmot, 6 ekor marmot (26%) memberikan respon demam mencapai 40°C atau lebih. Terjadi penurunan rata-rata persentase "daily weight gain" sebesar 3,15% dibanding sebelum inokulasi Keywords: inokulasi Leptospira, marmu
    corecore