94 research outputs found

    PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya, keuntungan, dan marjin pemasaran ikan Mata Goyang pada masing-masing saluran pemasaran, kemudian menganalisis tingkat efisiensi pemasaran. Metode dasar penelitian adalah metode deskripsif analisis dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Lokasi dan waktu penelitian dilakukan di PPN Brondong pada bulan Mei 2015. Sampel responden adalah nelayan, agen, pengumpul dan pengecer ikan Mata Goyang sejumlah 60 responden. Metode pengambilan sampel responden secara purposive sampling, dan yang dijadikan responden diambil dengan cara snowball sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data pemasaran yang digunakan adalah analisis marjin pemasaran, untuk mengetahui biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara. Hasil penelitian menunjukkan saluran pemasaran ikan Mata Goyang ada dua tipe yaitu semi langsung (tipe satu) yaitu dari nelayan ke pedagang pengecer dan tidak langsung (tipe dua) yaitu dari nelayan ke konsumen melalui pedagang perantara. Marjin pemasaran terbesar pada saluran pemasaran tipe satu adalah Rp. 7.900, sedangkan pada tipe dua marjin pemasarannya sebesar Rp. 2.650. Struktur pasar dalam pemasaran ikan ini cenderung pada pasar Oligopsoni. Penampilan pasar dalam pemasaran ikan Mata Goyang memiliki Fisherman’s share yang paling besar ada pada pedagang pengumpul yaitu 72,82 %, dan Fisherman’s share terkecil ada pada pedagang pengecer yaitu 47,33% Kata kunci : Ikan Mata Goyang, Struktur Pasar, Pemasaran, PPN Brondong, Lamonga

    EJAK EKOLOGI, ENERGI DAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN KAYU GERGAJIAN MASYARAKAT KOTA SOLOK

    Get PDF
    Kayu gergajian merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh sektor kehutanan Indonesia. Terkait aktivitas pemenuhan kebutuhan kayu gergajian, beberapa dampak seperti penggunaan energi, potensi emisi GRK dan penggunaan lahan terlihat berhubungan dengan aktivitas tersebut. Keberadaan dampak ini membuat tujuan penelitian dirumuskan menjadi penyediaan informasi tentang hubungan antara konsumsi kayu gergajian dengan tanah, energi, dan potensi emisi GRK. Penelitian dilakukan di Kota Solok dalam rangka meminimalkan kendala selama pelaksanaan penelitian. Wawancara dan survei kemudian digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan metode JE serta beberapa metode lain (seperti yang disampaikan oleh IPCC, KLH, WBCSD dan WRI) dipergunakan pada analisis data. Hasil pelaksanaan penelitian memperlihatkan bahwa pemenuhan kebutuhan 1 m kayu gergajian bagi masyarakat Kota Solok berhubungan dengan keterjadian terhadap penggunaan lahan JE dan potensi emisi GRK (PEGtotal) dengan model yang dihasilkan berupa Y = 0,008 PEGtotal + 0,002 JE + 0,003. Kata kunci : Energy, Jejak Ekologi, Kayu gergajian, Kota Solok, Potensi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Sawn timber was one of the products produced by the Indonesian forestry sector. Several impacts such as energy use, the potential for greenhouse gas emissions and land use appear to be associated with activities to meet the needs of sawn timber. The existence of this effect makes research objectives formulated into the provision of information about relationship between the consumption of sawn timber with land use, energy, and the potential for GHG emissions. Research conducted in Solok City to minimize research constraints. Interview and surveys then used as data collection techniques by JE methods as well as some other methods (such as those presented by the IPCC, KLH, WBCSD and WRI) used in the data analysis. Results showed that the fulfillment of 1 m3 of sawn timbber for Solok City associated with the occurrence of JE land use and the potential for GHG emissions (PEGtotal) with model showed as Y = 0,008 PEGtotal + 0,002 JE + 0,003. Keywords : Energy, Ecological Footprint, Greenhouse Gases Emissions Potential, Sawn Timber, Solok Cit

    PEMANFAATAN LAHAN DENGAN AGROFORESTRY DALAM MENJAGA KELESTARIAN HUTAN RAKYAT DI DESA SITI LUHUR (KTH WANA LESTARI) DAN DI DESA KLAKAH KASIAN (KTH SIDOMAKMUR MULIA & KTH HARUM BANGKIT) DI KECAMATAN GEMBONG, KABUPATEN PATI

    Get PDF
    Pemanfaatan lahan yang baik dan ramah lingkungan yang bisa diterapkan adalah dengan agroforestry. Sehingga petani memperoleh pendapatan jangka pendek dan jangka panjang, selain itu kegiatan penebangan pohon dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dapat dicegah. Penelitian ini di laksanakan di Desa Siti Luhur (kelompok tani hutan Wana Lestari) dan Desa Klakah Kasian (kelompok tani hutan Sidomakmur Mulia dan Harum Bangkit), Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Kecamatan Gembong masuk dalam wilayah Sub DAS Sani yang merupakan kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana. Konversi lahan dari hutan menjadi bukan hutan juga terjadi di hulu DAS Juwana, sehingga terjadi erosi dan mengakibatkan lahan kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pola pemanfaatan lahan dengan Agroforestry menggunakan analisis SWOT dan mengevaluasi Kelayakan Ekonomi dari pemanfaatan lahan dengan Agroforestry. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Agroforestry yang diterapkan oleh kelompok tani hutan Sidomakmur Mulia, Harum Bangkit di Desa Klakah Kasian dan kelompok tani hutan Wana Lestari di Desa Sitiluhur berturut-turut adalah sengon - kopi, sengon - ketela pohon dan sengon - cengkeh. Strategi yang bisa diterapkan agar masyarakat umum di Desa Siti Luhur dan Klakah Kasian memanfaatkan lahan dengan agroforestry adalah Penyuluh kehutanan harus aktif memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada KTH dan masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dengan agroforestry. Dari ketiga pola agroforestry yang diterapkan, komoditas sengon - kopi di kelompok tani hutan Sidomakmur Mulia memiliki nilai kelayakan yang paling tinggi yaitu NPV : 74,999,990, IRR : 27.74 dan BCR : 4.2, dan paling rendah adalah komoditas sengon - ketela pohon di kelompok tani hutan Harum Bangkit yaitu dengan nilai NPV : 13,467,393, IRR : 14.89 dan BCR : 2,68. Strategi yang diterapkan agar pendapatan kelompok tani hutan dan masyarakat meningkat yaitu dengan mengoptimalkan keberadaan penyuluh, peneliti dan pemerintah setempat agar memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan terkait dengan pengolahan pasca panen, pasar, pemasaran, agroforestry, jasa lingkungan, kualitas hasil panen, kelestarian lingkungan dan juga dengan menjadikan kelompok tani hutan Sidomakmur Mulia Desa Klakah Kasian sebagai demplot percontohan, pelatihan serta pemagangan bagi kelompok tani hutan yang lain. Use of good and environmentally friendly land that can be applied is with agroforestry. So farmers get short-term and long-term income, in addition to logging activities in order to meet the needs of life can be prevented. This research was conducted in Siti Luhur Village (Wana Lestari forest farmer group) and Klakah Kasian Village (Sidomakmur Mulia forest farmer group and Harum Bangkit forest farmer group), Gembong sub-district, Pati regency. Gembong sub-district is included in the Sani Sub Basin area which is the Upper River Basin (DAS) Juwana area. Land conversion from forest to non-forested areas also occurs in the upper watershed of Juwana watershed, resulting in erosion and resulting degraded land. The objective of this research is to analyze land use pattern with Agroforestry using SWOT analysis and evaluate Economic Feasibility of land use with Agroforestry. This research is descriptive qualitative. Methods of data collection by interview and observation. Agroforestry applied by forest farmer group Sidomakmur Mulia, Harum Bangkit in Klakah Kasian Village and Wana Lestari forest farmer group in Sitiluhur Village are respectively sengon & kopi, sengon & cassava and sengon & cloves. Strategies that can be applied to the general public in the village of Siti Luhur and Klakah Kasian utilize the land with agroforestry is Forestry Extensionists should be active to provide socialization and counseling to forest farmer group and communities to optimize the use of land with agroforestry. Of the three agroforestry patterns applied, the sengon - coffee commodity in Sidomakmur Mulia forest farmer group have the highest feasibility value of NPV: 74,999,990, IRR: 27.74 and BCR: 4.2, and the lowest was sengon - cassava commodity in Harum Bangkit forest farmer group ie with NPV value: 13,467,393, IRR: 14.89 and BCR: 2,68. The strategies implemented to increase the income of forest farmer groups and communities by optimizing the existence of extension workers, researchers and local government to provide support in the form of training and counseling related to post-harvest processing, market, marketing, agroforestry, environmental services, crop quality, environmental sustainability and also by making the forest farmer group of Sidomakmur Mulia Desa Klakah Kasian as pilot demonstration plot, training and apprenticeship for other forest farmer groups. Keywords: Agroforestry, Forest Farmer Group, Sengon, Pati Regenc

    PENILAIAN MANFAAT EKONOMI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN WISATA PANTAI KARANGJAHE KABUPATEN REMBANG

    Get PDF
    Pantai Karang Jahe merupakan wisata alam pantai pasir putih yang memanjang sekitar 1,5 km yang terletak di Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi intangible (tidak memiliki nilai pasar) sumber daya alam dan lingkungan Pantai dan variabel yang mempengaruhi permintaan wisata, serta untuk mengetahui strategi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk pengembangan kawasan Pantai Karangjahe. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu dengan Travel Cost Methode (TCM) dan menggunakan regresi linier berganda sedangkan untuk kualitatif menggunakan metode SWOT. Hasil pada penelitian ini didapatkan hasil dari nilai ekonomi intangible wisata Pantai Karangjahe adalah Rp 305.720.768.951,- pertahun dengan tingkat pemanfaatan aktual sebesar Rp 26.410.002.605,- pertahun (8,6 % dari potensi ekonomi yang ada). Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap permintaan kunjungan ke Pantai Karangjahe adalah biaya perjalanan dan jarak. Strategi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan menggunakan analisis SWOT dan terletak pada kuadran II yaitu tahap pertumbuhan. Kata Kunci : Travel Cost Methode, nilai intangible lingkungan, surplus konsumen, Pantai Karangjahe

    ANALISA TINGKAT KONSUMSI IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENDAPATAN DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA

    Get PDF
    Konsumen dalam melakukan pembelian erat hubungannya dengan pendapatan dari konsutuen itu sendiri. Konsumen dapat memutuskan  barang apa saja yang mereka inginkan, berapa banyak, kapan mereka  membutuhkan dan dimana mereka akan membelinya, tergantung pada  kebutuhan yang mereka inginkan sesuai dengan uang yang dimilikinyaPerubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang  yang dikonsurnsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan  meningkatkan konsumsi, dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi tidak hanya bertambah kuantitasnya tetapi  kualitasnya juga meningkat. ( Azis Nur  B.,2003,  Daniel, 2002).Sebagai sumber protein hewani, ikan tergolong mudah didapat dan  terjangkau untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Sumber protein hewani dari ikan memberikan kontribusi sebanyak  67 % dari  total suplai protein hewani, sementara itu daging  menyumbang 22 %susu 7 %, dan telur  5 % ( Poerwono  dkk,  l992

    The impact of ‘cantrang’ (Danish seine) fisheries on gill net fisheries in Tegal coastal area, Indonesia

    Get PDF
    The discourse of ‘cantrang’ (Danish seine) ban has become a national issue in Indonesia, including in Tegal region, both Tegal city and Tegal regency. The gill net fishermen in Tegal region complained about the decline of their production after the number of Danish seine (unit) increased. But the ban of Danish seine was rejected by Danish seine fishermen. This research developed a multi-gears bioeconomic model to estimate an impact of Danish seine effort to gill net production. The model in this research was modified from the Gordon-Schaefer model. Our bioeconomic model can explain the relationship between Danish seine and gill net fisheries. This research showed that Danish seine had a negative and significant impact on gill net fisheries in Tegal region. The Danish seine operation in 2008 to 2016 made an average production loss of gill net around 3 814 tonnes per year

    The multi-species fisheries model of fringescale sardinella and largehead hairtail in Rembang Regency, Indonesia

    Get PDF
    The characteristics of fisheries in Rembang Regency are multi-species fisheries. There is a production relationship between fringescale sardinella fish (Sardinella sp.) and largehead hairtail fish (Trichiurus sp.). It is suspected that the two types of fish have a predator-prey relationship (largehead hairtail fish as predator and fringescale sardinella fish as prey). The purpose of this study was to develop the multi-species model of fringescale sardinella and largehead hairtail in Rembang Regency. This study used time series data from 2010 to 2018, both production and fishing effort data. We also conducted observations and indepth interviews. This study produced a predator-prey model that can be used as a basis for fisheries management especially for fringescale sardinella and largehead hairtail fisheries. The results of the study can be used to estimate the optimal level of fishing effort for the production of fringescale sardinella (459 units of mini purse seine) and largehead hairtail (176 units of mini purse seine). While the optimal profit occurs in the fishing effort of 184 units of mini purse sein

    The multi-species competition model of Bali sardinella and fringescale sardinella in Pati Regency, Indonesia

    Get PDF
    Pelagic fish commodity is a leading marine fishery commodity in Pati Regency including fringescale sardinella fish (Sardinella fimbriata) and Bali sardinella fish (S. lemuru). Both types of fish are plankton eaters. Therefore, it is suspected that there is a multi-species relationship (competition) between Bali sardinella and fringescale sardinella. This study aims to develop the multi-species model (especially the competition model) of Bali sardinella and fringescale sardinella in Pati Regency. Time series data from 2008 to 2017 related to fisheries production and fishing effort data were used in this study. Furthermore, in-depth interviews with key stakeholders and field observation at Bajomulyo fishing port were conducted. The results of this study prove that there is a competition, biological interaction, between Bali sardinella and fringescale sardinella. The production function of Bali sardinella is influenced by the amount of purse seine (as the fishing effort) and the production of fringescale sardinella. The production function of fringescale sardinella is influenced by the number of purse seine (as the fishing effort) and the production of Bali sardinella. The optimal effort for Bali sardinella production is 191 units of purse seine and the optimal effort for fringescale sardinella production is 176 units of purse seine. The management of Bali sardinella and fringescale sardinella resources for capture fisheries cannot be separated. Several possible policies can be used to control the exploitation of Bali sardinella and fringescale sardinella resources, including minimum size, protection of spawning grounds, protection of nursery grounds, close season, quotas, and taxes

    PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT MELALUI PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN LEMBATA PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR COASTAL AND MARINE RESOURCES MANAGEMENT BY EMPOWERING THE COMMUNAL WISDOM IN LEMBATA REGENCY, EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

    Get PDF
    ABSTRAK Sumberdaya pesisir dan laut dewasa ini mengalami degradasi sebagai akibat dari perilaku pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Pemanfaatan cenderung bersifat destruktif dan merusak, serta tidak mempertimbangkan aspek konservasi dan keberlanjutan sumberdaya. Masyarakat memegang peranan penting, karena itu pengelolaan dengan berbasis pemberdayaan sumberdaya lokal. Tradisi dan hukum adat yang mempunyai kaitan dan bermanfaat terhadap upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive pada narasumber dan tokoh-tokoh kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi lestari penangkapan 12.813 ton/thn dan rata-rata produksi penangkapan selama lima tahun untuk ikan pelagis sebesar 91,56% dan ikan pelagis sebsar 40,92%, serta tingkat pemanfaatan baru mencapai 19,88%. Potensi dan luas areal budidaya sebesar 886 Ha, dengan tingkat pemanfaatan 180 Ha (20,32%). Nilai kearifan lokal yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir adalah Badu, Muro, Kolo Umen Bale Lamaq, Poan Kemer Puru Larang, Toto, Bito Berue, Lepa Nua Dewe, Bruhu Bito dan Leffa Nuang. Ketaatan masyarakat terhadap nilai kearifan lokal sangat tinggi, karena mereka memiliki kesadaran dan persepsi bahwa eksistensi kehidupan mereka tidak terlepas dengan eksistensi kehidupan makhluk lainnya dalam kebersamaan di bumi yang satu dan sama ini. Kata-kata Kunci: Pengelolaan, Pemberdayaan, Kearifan Lokal, dan Sumberdaya Pesisi

    The impact of demersal Danish seine prohibition on marine fisheries production in Pemalang Regency, Indonesia

    Get PDF
    ‘Cantrang’ (demersal Danish seine) is the second largest contributor to the production of marine fisheries in Pemalang Regency. In 2018, the production of demersal Danish seine in Pemalang Regency was 5,353 tons. Marine fisheries practices in Pemalang Regency are multigears fisheries. The use of demersal Danish seine is considered by some stakeholders to be non-environmentally friendly. In 2015, the Indonesian government issued regulations on the prohibition of demersal Danish seine. These regulations created a national level debate, both pro and contra. Then, the regulations were postponed for certain regions (including in Pemalang Regency). The purpose of this research was to estimate the impact of demersal Danish seine ban on the marine fisheries production of Pemalang Regency. This research used a modified Schaefer model. We used the data of production and fisheries efforts (trips) from 2014 to 2018. The results of research showed that the ban on demersal Danish seine can increase the production of other fishing gears that is affected by the demersal Danish seine operation. It was estimated that the average additional production in 2014 to 2018 was 24,889 tons year-1 if demersal Danish seine was not used
    • …
    corecore