23 research outputs found
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SERTA DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL DNR-BASED INSTRUCTION
Pemahaman dan penalaran serta disposisi matematis mahasiswa merupakan
kemampuan penting yang harus dimiliki mahasiswa calon guru Sekolah Dasar. Pemahaman
konsep matematis adalah kemampuan merepresentasikan sebuah ide matematika dalam
beragam cara dan membuat hubungan diantara representasi yang berbeda, sedangkan
penalaran adalah proses berpikir seseorang yang didasarkan pada keteraturan atau pola yang
berlaku dan mampu menarik kesimpulan berdasarkan pola, konsep/proses yang terlibat, yang
mengarah pada pencapaian way of understanding dan way of thingking, sementara disposisi
matematis adalah sikap positif mahasiswa dalam merespon, belajar dan menyelesaikan
matematika. Tiga kompetensi tersebut masih menjadi kendala pada sebagian besar
mahasiswa, karenanya dianggap penting untuk dikembangkan melalui model pembelajaran
DNR-BI yang menekankan pembelajaran pada prinsip duality, necessity dan repeated
reasoning mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian dan
peningkatan kemampuan pemahaman konsep (KPKM) dan penalaran (KPM) serta
pencapaian disposisi matematis (DM) mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian quasi
eksperimen pada 107 mahasiswa program studi pendidikan guru Sekolah Dasar pada salah
satu Universitas di Maluku Utara menggunakan pretest-postes control group design.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes terkait pemahaman konsep dan penalaran
matematis, angket DM mahasiswa, lembar observasi dan panduan wawancara terbuka. Data
yang diperoleh diuji menggunakan uji t, , Anova dua jalur, Mann-White U dan uji asosiasi.
Penelitian ini menghasilkan: (1) terdapat perbedaan pencapaian dan peningkatan KPKM dan
KPM serta DM mahasiswa yang menggunakan DNR-BI dan PK; (2) tidak ada pengaruh
interaksi antara model pembelajaran dan KAM terhadap pencapaian dan peningkatan KPKM
dan KPM serta DM mahasiswa dan (3) terdapat asosiasi yang sangat kuat dan positif antara
KPKM dan KPM serta DM mahasiswa; (4) ada asosiasi yang sangat kuat dan positif antara
KPM dan DM mahasiswa. Hal ini berimplikasi bahwa model pembelajaran DNR-BI dapat
menumbuhkan dan mengaktifkan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran serta
disposisi matematis mahasiswa pada semua kelompok kelas dan kategori KAM yang
berbeda.
;---Student mathematical concept understanding, reasoning, and disposition are
essential abilities that must be possessed by elementary pre-service student teachers.
Mathematical concept understanding is the ability to represent mathematical idea in a
variety of ways and build a connection between different representations; on one
hand, reasoning is a person's thinking process based on regularity or prevailing
patterns and is able to draw conclusions based on the patterns, concepts/processes
involved, which leads to the achievement of way of understanding and way of
thinking; while the mathematical disposition is a positive attitude of the college
students in responding, learning and completing mathematics. The three
competencies are still being an obstacle for most students, and, therefore, it is
considered important to be developed through DNR-BI learning model that
emphasizes learning on the principles of duality, necessity and repeated reasoning of
students. This study aims to ascertain the achievement and improvement of
understanding skills (KPKM) and reasoning (KPM) concepts as well as the
achievement of mathematical dispositions (DM) of students. This research is a quasiexperimental
study on 107 college students of elementary teacher education program
at a university in North Maluku using pretest-posttest control group design. The
instruments used were test instruments related to concept understanding and
mathematical reasoning, students' mathematical disposition questionnaires,
observation sheets and open interview guides. The achieved data were examined
using t test, test, two ways Anova, Mann-White U and association test. This study
resulted: (1) there were differences in achievement and improvement of KPKM,
KPM and DM of students who used DNR-BI and PK; (2) there was no influence of
interaction between learning models and KAM on the achievement and improvement
of KPKM, KPM and DM of the students and (3) there was a very strong and positive
association between KPKM, KPM and DM of the students; (4) there was a very
strong and positive association between students' KPM and DM. This implies that
the DNR-BI learning model can foster and activate students' ability to understand
mathematical concepts, reasoning, dispositions in all class groups and different KAM
categories
NEWMAN’S ERROR ANALYSIS TERHADAP KESALAHAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH LOGIKA DAN HIMPUNAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai mahasiswa pada mata kuliah logika dan himpunan. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan mahasiswa pada perkuliahan Logika dan Himpunan dengan menggunakan NEA (Newman’s Error Analysis). Jenis Penelitian yang dipilih adalah penelitian studi kasus. Jenis kesalahan dari jawaban mahasiswa dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan NEA. Dua soal pembuktian matematis dirancang untuk melihat kesalahan tersebut. Soal telah divalidasi oleh teman sejawat. Subjek dalam penelitian ini adalah 69 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Logika dan Himpunan. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa cenderung mampu memahami masalah namun tidak dapat mentransformasi dan melakukan pengkodean pada masalah
EKSPLORASI DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DNR-BASED INSTRUCTION
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi disposisi matematis mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar melalui model pembelajaran DNR-Based Instruction pada matakuliah konsep dasar matematika. Ekspolasi ini dilakukan dengan menganalisis angket yang telah diisi oleh 55 mahasiswa tahun pertama pada salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Kota Ternate. Analisis ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan memperhatikan hasil observasi pembelajaran. Angket disposisi disusun berdasarkan skala likers dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat sering (SS), sering (SR), jarang (JR) dan sangat jarang (JR). hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap percaya diri mahasiswa dalam menyelesaikan tugas matematika dikategorikan cukup. Mahasiswa memiliki sikap ulet dan gigih terhadap matematika berupa mampu menyelesaikan tugas matematika dalam waktu yang lama. Mahasiswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi berupa memplejari topik yang akan diajarkan dosen. Namun mahasiswa tidak fleksibel dalam penyelesaian tugas matematika, karena merasa nyaman menggunakan cara yang sudah dikenal. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai inputan kepada dosen agar pembelajarannya dapat memfasilitasi tumbuh kembang sikap positif terhadap matematik
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI HIMPUNAN MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
Model discovery learning adalah salah satu model diantara empat model yang direkomendasikan oleh kurikulum 2013 sebagai model pembelajaran inovatif yang mampu mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam penerapannya, model discovery learning mengarahkan siswa agar mampu menemukan informasi dan memahami konsep yang dipelajari secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya dengan bimbingan dan pengawasan guru. Penggunaan model discovery learning, diharapkan dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa dalam memahami materi himpunan. Subjek dalam penelitian ini adalah 32 orang siswa kelas VII-A salah satu SMP Negeri di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan desain one sample pretest-postest. Data kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh melalui aktivitas proses pembelajaran dan tes formatif materi himpunan setelah penerapan model discovery learning. Hasil tes kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh hasil bahwa terdapat 19 orang siswa (59,37%) mencapai kualifikasi “baik sekali”, 9 orang siswa (28,13%) mencapai kualifikasi baik, dan 4 orang siswa (12,50%) dalam kualifikasi cukup. Pencapaian kemampuan pemahaman matematis siswa, terdapat 28 orang siswa (87,50%) mencapai ketuntasan, dan 4 orang siswa (12,50%) belum mencapai ketuntasan dalam belajar matematika pada materi himpunan. Penerapan model discovery learning secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VII-A salah satu SMP Negeri di Kota Ternate pada materi himpunan
“BAGAIMANA ORANG-ORANG DI ZAMAN PRIMITIF BERHITUNG?“ STUDI KASUS PADA MAHASISWA CALON GURU
Pada zaman primitif perhitungan sudah digunakan dengan cara sederhana. Penelitian ini akan memaparkan bagaimana proses berpikir cara berhitung pada zaman primitif. Selanjutnya proses berpikir yang dilakukan dieksternalisasikan dengan proses berpikir cara berhitung pada siswa zaman sekarang, dan mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa calon guru tentang bagaimana orang primitif berhitung. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan metode meta analisis dan studi kasus. Meta analisis menggunakan beberapa jurnal dan buku, selanjutnya kurikulum pada sekolah di analisis dan dicari hubungannya dengan proses berpikir cara berhitung zaman primitif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah, menganalisis, dan menghubungkan proses berpikir berhitung zaman primitif dengan materi sekolah. Studi kasus didapat dari mewawancara delapan mahasiswa dari program studi pendidikan matematika 2021. Instrumen penelitian ini adalah 1) ketertarikan peneliti mengenai perhitungan primitif; 2) wawancara terbuka mengenai perhitungan primitif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan cara-cara orang primitif berhitung dan menunjukkan manusia pada zaman primitif sudah mengenal bilangan, cara berhitungnya masih digunakan untuk pembelajaran berhitung pada saat ini serta studi kasus dengan mahasiswa calon guru menunjukkan bagaimana mahasiswa pendidikan matematika merespon tentang cara berhitung pada zaman primitive dengan kategori respon yaitu: (1) Counting Media Primitive Student yang merupakan kategori mahasiswa yang mendefinisi perhitungan di zaman primitif dengan mengaitkan dengan alat-alat yang digunakan untuk berhitung pada zaman primitif; (2) Symbol Primitif Student adalah kategori mahasiswa yang mendefinisikan perhitungan primitif dengan memperhatikan simbol pada zaman primitif
Eksplorasi Pengetahuan Mahasiswa Calon Guru tentang Perkembangan Matematika Babilonia
Abstrak. Matematika sudah ada sejak zaman purbakala, buktinya ditemukan penggunaan matematika pada lempengan tanah liat di zaman Babilonia Namun, pada kenyataannya mahasiswa calon guru masih belum mengetahui peranan matematika pada zaman Babilonia. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk memotivasi, memberikan informasi, serta mengetahui sampai di mana pengetahuan mahasiswa calon guru mengenai sejarah serta perkembangan matematika pada zaman Babilonia. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan memanfaatkan metode literatur review dan studi kasus. Literatur review dilakukan dengan mengkaji artikel-artikel untuk memperoleh bagaimana matematika berkembang pada zaman Babilonia. Studi kasus didapat dari hasil wawancara kepada sepuluh mahasiswa Universitas Negeri Padang dengan program studi Pendidikan matematika Angkatan 2021 yang dipilih secara acak mengenai pengetahuan mereka tentang matematika Babilonia. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah 1) ketertarikan peneliti mengenai perkembangan matematika di zaman Babilonia 2) wawancara terbuka, di mana setiap mahasiswa diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan mereka tentang matematika Babilonia. Pada penelitian ini analisis yang digunakan ialah meta review dan analisis tematik. Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai perkembangan matematika pada zaman Babilonia, sistem penulisan angka pada zaman babilonia, dan menunjukkan bahwa terdapat empat kategori bagaimana mahasiswa calon guru memberikan respon terhadap pengetahuan mereka tentang matematika Babilonia.
Kata Kunci: Babilonia, sexsagesimal, paku
Pointing Gesture dan Tuturan Guru pada Pola Inisiasi Respon Feedback dalam Pembelajaran Matematika
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pointing gesture dan tuturan guru pada pola inisiasi, respon, dan feedback dalam pembelajaran matematika.Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.Pada penelitian ini, studi kasus diarahkan padapointing gesture dan tuturan guru di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 7 Kota Ternate. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 guru matematika SMP yang berkualifikasi S1 Pendidikan Matematika yang terdiri dari 1 guru SMP Negeri 2 dan 1 guru SMP Negeri 7 Kota Ternate. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah merekam pembelajaran menggunakan handycam dan handphone android, observasi/pengamatan menggunakan lembar observasi dan alat rekam serta wawancara kepada guru berbasis rekaman video dan lembar observasi.Analisis data yang digunakan adalah transkripsi wawancara, rekaman video dan observasi tentang pointing gesturedan tuturan guru, membaca keseluruhan data dengan cara menuliskan catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang pointing gesture dan tuturan guru,penyajian data dalam narasi, serta menginterpretasikan atau memaknai data tentang pointing gesture dan tuturan guru pada pola inisiasi, respon, dan feedback. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap inisiasi, guru menggunakan pointing gesture di papan tulis dengan jari tangan dan tuturan direktif, yaitu mengajukan pertanyaan untuk memperoleh jawaban atau respon siswa dan memfokuskan perhatian siswa. Pada tahap respon, siswa merespon secara verbal pertanyaan guru. Respon verbal ini terjadi karena siswa langsung merespon secara cepat pertanyaan guru dan siswa sudah memahami materi yang ditanyakan guru. Pada tahap feedback, guru menggunakan pointing gesture di papan tulis dengan jari tangan dan tuturan asertif, yaitu membenarkan atau menegaskan jawaban atau respon verbal siswa untuk memfokuskan perhatian siswa dan memudahkan siswa memahami materi. Kata kunci:Pointing gesture, tuturan, inisiasi, respon, dan feedback
Komunikasi Matematis: Jenis, Standar, Peranan, Pengembangan, dan Keefektifannya
Komunikasi matematis merupakan salah satu cara untuk bertukar gagasan atau memperjelas pengetahuan. Komunikasi matematis memiliki tiga aspek yang berbeda. Ketiga aspek tersebut adalah komunikasi tentang matematika (communication about mathematics), komunikasi di dalam matematika (communication in mathematics), dan komunikasi dengan matematika (communication with mathematics). Selain itu, artikel ini juga membahas tiga cara yang dapat dilakukan siswa untuk berkomunikasi dengan gurunya, yaitu dengan cara lisan, tertulis, dan perilaku fisik. Standar komunikasi juga dibahas dalam tulisan ini, karena kemampuan komunikasi di setiap jenjang pendidikan tentunya berbeda-beda. Peranan komunikasi, cara mengembangkan komunikasi, dan keefektifan komunikasi penting untuk diketahui karena komunikasi yang baik akan terjadi apabila penerima pesan memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, perlu kiranya seluruh komponen yang terlibat dalam sebuah komunikasi memainkan peranannya agar terjadi komunikasi yang baik
Pointing gesture guru SMP dalam pembelajaran matematika berdasarkan gender
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pointing gesture guru SMP di Kota Ternate dalam pembelajaran matematika berdasarkan gender. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus diarahkan pada pointing gesture guru dalam pembelajaran matematika berdasarkan gender. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti. Instrumen pendukung penelitian adalah alat rekam, lembar observasi dan pedoman wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 guru SMPN 1 Kota Ternate dan 1 guru SMPN 4 Kota Ternate. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam, observasi dan wawancara kepada guru dan siswa. Merekam pembelajaran menggunakan handycam dan handphone android. Observasi/ pengamatan menggunakan lembar observasi dan alat rekam. Lembar observasi untuk mengamati pointing gesture guru dalam pembelajaran matematika. Pengamatan juga dilakukan untuk pencatatan rincian materi matematika dan tulisan yang dihasilkan guru selama pembelajaran. Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran. Wawancara kepada guru atau siswa berbasis rekaman video dan lembar observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan secara eksploratif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas atau tidak diperolehnya lagi data baru tentang pointing gesture guru dalam pembelajaran matematika berdasarkan gender. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru laki-laki (G1) dan guru perempuan (G2) menggunakan pointing gesture ketika memberikan penjelasan materi matematika. Guru laki-laki (G1) dan guru perempuan (G2) menggunakan pointing gesture untuk memfokuskan perhatian siswa sehingga memudahkan siswa memahami materi matematika. Guru laki-laki (G1) dan guru perempuan (G2) menggunakan pointing gesture disertai pertanyaan untuk memperoleh respon siswa dalam pembelajaran matematika. Kata kunci: Pointing Gesture Guru, Pembelajaran Matematika, Gende