174 research outputs found

    Analisis Optimasi Distribusi Beras Bulog di Provinsi Jawa Barat

    Full text link
    . Ability to manage a good distribution channel is a competitiveadvantage which is importance for industries. Bad distribution channel will havebad impact in whole aspects of organization, especially on its profit margin.Precise quantity and on time delivery are crucial aspects of distribution success.Distribution and transportation system have to be design optimally to result theminimum cost of distribution. Perum Bulog as government agency who runs thedistribution of rice has to pay attention on optimizing its distribution channel. Inoperating their task, Perum Bulog will be support by its sub division who will bemanages the distribution process of rice in its own region. This research is focusedto define the optimum combination of channel and quantity on distribution of ricefrom Sub Divre West Java to the cities and regencies in order to achieve theminimum distribution cost using transportation method, Linear Programmingmethod, and LINDO. As the result of this research, the minimum cost of optimaldistribution of rice on West Java Region is 5.3 billion rupiahs

    Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Teknik Penanaman dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Kentang

    Full text link
    Kentang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang kebutuhannya sangat tinggi di pasaran. Namun saat ini produktivitas kentang masih kurang bagus dan masih dibutuhkan suatu tindakan, sehingga produktivitasnya tinggi. Rendahnya produktivitas di antaranya disebabkan pengelolaan budidaya yang belum optimal. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk organik cair dan teknik penanaman yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl., jenis tanah Andisol yang dilaksanakan dari Bulan Agustus sampai Nopember 2012. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas dua faktor, faktor I ialah dosis pupuk organik cair (C0 = tanpa pupuk organik cair, C1 = pupuk organik cair 3 ml/l air, C2 = pupuk organik cair 6 ml/l air, dan C3 = pupuk organik cair 9 ml/l air) dan faktor 2 ialah teknik penanaman (T1 = tanpa mulsa, T2 = memakai mulsa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dengan dosis 6 ml/l air dan teknik penanaman dengan mulsa dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kentang sebesar 84,48 dan 98,68% pada umur 1bulan setelah tanam dan 2 bulan setelah tanam. Teknik penanaman kentang menggunakan mulsa dapat menekan serangan penyakit Phytophthora infestans sebesar 32,25% dibandingkan penanaman tanpa mulsa. Pemberian pupuk organik cair dengan dosis 6 ml/l air dan penanaman menggunakan mulsa dapat meningkatkan produksi per plot (95,27%) dan persentase kelas umbi besar (44,27 – 128,77%), serta mengurangi kelas umbi kecil (60,93 – 119,04%)

    Karakterisasi Dan Evaluasi Markisa Asam Hibrid Hasil Persilangan Markisa Asam Ungu Dan Merah (Passiflora SP.) (Characterization and Evaluation of Passion Fruit Acid Hybrid From Purple and Red Passion Fruit Acid Crossing)

    Get PDF
    Persilangan merupakan upaya memperbesar keragaman genetik dengan memadukan sifat tetua untuk mendapatkan varietas unggul. Saat ini tanaman markisa ungu merupakan buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan sebagai bahan baku untuk pembuatan sirup. Namun, bobot buah markisa ungu tergolong kecil sehingga perlu dilakukan persilangan antara markisa asam ungu dan merah untuk mendapatkan markisa asam hibrid yang lebih unggul. Penelitian bertujuan mengetahui karakter calon varietas markisa asam hasil persilangan markisa asam ungu dan markisa asam merah, dan melihat keunggulannya dibandingkan dengan markisa asam ungu. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Berastagi, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat 1.340 m di atas permukaan laut (dpl.) dan jenis tanah Andisol. Kegiatan dilakukan pada kurun waktu 2008 – 2010 dengan kegiatan meliputi persilangan antara markisa asam ungu dan merah, serta karakterisasi dan evaluasi yang dilakukan pada benih, daun, dan buah dari markisa asam hibrid dan tetuanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa markisa asam hibrid mempunyai beberapa keunggulan, antara lain bobot buah lebih besar (110–130 g) dibanding markisa asam ungu dan merah (49,52 – 56,08 g dan 79,21 – 120,51 g), sari buah kental, ukuran buah lebih besar, dan sedikit beraroma jambu biji. Kandungan kimia buah (total padatan terlarut/TSS) buah markisa asam hibrid secara umum sama dengan markisa asam ungu, yaitu 16o Brix, sedangkan markisa asam merah nilainya lebih tinggi, yaitu 19o Brix. Total asam markisa asam hibrid lebih tinggi dibanding dengan kedua tetuanya 4,42%, sedangkan vitamin C lebih rendah, 34,65 mg/100 g bahan. Hasil preferensi konsumen terhadap rasa buah markisa asam ungu dan hibrid menunjukkan bahwa para panelis menyukai rasa kedua markisa tersebut, sedangkan untuk aroma, markisa asam ungu lebih disukai dibanding markisa asam hibrid.KeywordsPassiflora sp.; Markisa asam; Karakterisasi; Evaluasi; Persilanga

    Peningkatan Produksi Dan Mutu Benih Wortel (Daucus Carota) Varietas Lokal Melalui Pemangkasan Cabang Dan Pemupukan Boron (Increasing the Production and Quality of Carrot Seed Local Variety Through Branch Pruning and Boron Fertilization)

    Full text link
    Teknik perbenihan perlu diperhatikan untuk mendapatkan benih wortel bermutu. Hal ini terjadi dikarenakan oleh teknik perbenihan / pemilihan umbella sebagai sumber bibit kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mutu benih wortel melalui perlakuan pemangkasan cabang dan pemberian pupuk boron. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2014 di kebun percobaan Berastagi, dengan ketinggian ± 1340 meter dpl, jenis tanah andisol. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 3 ulangan, dimana faktor 1: Teknik Pemangkasan (P0. Tanpa pemangkasan, P1. Pemangkasan cabang tersier, P2. Pemangkasan cabang primer dan tersier) dan faktor 2 = Dosis Pupuk Boron (Bo. 0, B1. 5 kg/Ha, B2. 10 kg/Ha dan B3. 15 kg/Ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan cabang tersier pada perbenihan wortel dapat meningkatkan jumlah cabang sekunder 15.12% – 23.91%, diameter cabang sekunder 17.87% – 19.97%, bobot kotor benih 66.87 – 70.62%, bobot bersih benih 62.85% – 70.62% dan menurunkan persentase benih hampa 32.82% – 44.52%. Pemberian pupuk boron dengan dosis 15 kg/ha dapat meningkatkan jumlah cabang sekunder 60.89%, bobot kotor benih 59.85%, bobot bersih benih 67.68% dan menurunkan persentase benih hampa ±58.32% dibanding tanpa pemberian boron. Persentase tumbuh benih dapat ditingkatkan (49.28 – 51.89%) dengan perlakuan pemangkasan cabang tersier dan pemberian pupuk boron 5- 10 kg/ha.KeywordsDaucus carota; Pemangkasan cabang; Pupuk boro

    Implementation Of Varied Smoking Methods In The Process Of Katsuobushi (Woody Smoked Fish) Skipjack (Katsuowonus Pelamis)

    Full text link
    The aim of the research was to determine the effectiveness of smoking method implemented forproducing katsuobushi (woody smoked fish). The processes were distinguished into two methods, namely: liquid smoking (Pc) and traditional smoking (Pt). Skipjack katsuobushi produced were then evaluated for their quality, including: the value of organoleptic, the value of pH, the content of moisture, acids, and phenols. The results showed that the quality of the katsuobushi produced by implementing the liquid smoking method was significantly different from that produced by implementing traditional smoking one. The value of the odor, flavor, and the content of moisture, phenols and acids, katsuobushi skipjack produced by liquid smoking methods were higher, whilst the value of colour and pH were lower and significantly different than those produced by implementing traditional smoking. Both kinds of katsuobushi skipjack were overgrown by fungi Aspergillus sp. and Penicillum sp. indifferent intensities. The growth intensity of the fungi on the surface of katsuobushi skipjack produced by implementing traditional smoking was higher than that produced by implementing liquidsmoking

    Pengaruh Quenching pada Derajat Kristalinitas dan Sifat Mekanik Polietilena dan Polipropilena

    Full text link
    PENGARUH QUENCHING PADA DERAJAT KRISTALINITAS DAN SIFAT MEKANIK POLIETILENA DAN POLIPROPILENA. Telah dipelajari pengaruh quenching pada derajat kristalinitas dan sifat mekanik polietilena dan polipropilena. Quenching dilakukan pada beberapa variabel yaitu waktu quenching 10 detik, 60 detik dan 300 detik serta suhu quenching 10 oC, 20 oC, 28 oC dan 30 oC. Hasil percobaan menunjukkan Perubahan titik transien ke steady state terjadi pada waktu quenching 60 detik pada berbagai suhu quenching dan berbagai sifat bahan yang telah dipelajari, ditandai dengan adanya pembelokan gradien tinggi ke rendah. Akibat quenching derajat kristalinitas berpengaruh pada sifat mekanik (kuat luluh dan kuat tarik). Polietilena yang berderajat kristalinitas sekitar 17% menunjukkan kuat luluh sekitar 100 kg/cm2 dan kuat tarik 140 kg/cm2. Polipropilena berindeks Melt Flow 2 (PPMF2) memiliki derajat kristalinitas 47 % menunjukkan kuat luluh 267 kg/cm2 dan kuat tarik 267 kg/cm2, sedangkan contoh bahan polipropilena dengan indeks Melt Flow 35 (MF35) berderajat kristalinitas 39 %, menunjukkan kuat luluh 207 kg/cm2 dan kuat tarik 260 kg/cm2

    Pemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Kentang

    Get PDF
    Kentang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang kebutuhannya sangat tinggi di pasaran. Namun saat ini produktivitas kentang masih kurang bagus dan masih dibutuhkan suatu tindakan, sehingga produktivitasnya tinggi. Rendahnya produktivitas di antaranya disebabkan pengelolaan budidaya yang belum optimal. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk organik cair dan teknik penanaman yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl., jenis tanah Andisol yang dilaksanakan dari Bulan Agustus sampai Nopember 2012. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas dua faktor, faktor I ialah dosis pupuk organik cair (C0 = tanpa pupuk organik cair, C1 = pupuk organik cair 3 ml/l air, C2 = pupuk organik cair 6 ml/l air, dan C3 = pupuk organik cair 9 ml/l air) dan faktor 2 ialah teknik penanaman (T1 = tanpa mulsa, T2 = memakai mulsa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dengan dosis 6 ml/l air dan teknik penanaman dengan mulsa dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kentang sebesar 84,48 dan 98,68% pada umur 1bulan setelah tanam dan 2 bulan setelah tanam. Teknik penanaman kentang menggunakan mulsa dapat menekan serangan penyakit Phytophthora infestans sebesar 32,25% dibandingkan penanaman tanpa mulsa. Pemberian pupuk organik cair dengan dosis 6 ml/l air dan penanaman menggunakan mulsa dapat meningkatkan produksi per plot (95,27%) dan persentase kelas umbi besar (44,27 – 128,77%), serta mengurangi kelas umbi kecil (60,93 – 119,04%)

    Determination of OD Value and CFU Dilution for Modeling the Infection of Vulvovaginal Candidiasis on Experimental Mice

    Get PDF
    Background. Vulvovaginal candidiasis (VVC) is also sometimes called a yeast infection, and it occurs when there is overgrowth of the normal yeast in the vagina. This infection is relatively common nearly 75% of all adult women have had at least one "yeast infection" in their lifetime and harmful for their immune system. Objective. To measure the number of colonies of Candida albicans in the treated mice induced by Candida albicans derived from clinical strain BALB/c at various clinical dosages in CFU dilution and to determine the optic density (OD) value in blood serums of the treated mice. Method. Three mice clinical strain BALB/c, 18-12 weeks, weight 25-30 gr, were randomly selected and Candida albicans were transvaginally induced to the treated mice with 10
    corecore