11 research outputs found

    PUSTAKAWAN GURU SEBAGAI AGEN LITERASI INFORMASI DI SEKOLAH DASAR MADANIA PARUNG BOGOR

    Get PDF
    This paper aims to analyze the role of teacher librarians as agents of information literacy at Madania Parung Elementary School, Bogor. Librarians are information literacy agents in libraries. As the "agents", librarians have duties and responsibilities to users in information literacy. The teacher librarian as an information literacy agent has duties and responsibilities to its users, especially students to be information literate through the activities carried out. The Madania school library has a teacher librarian who can create information literate users from an early age. Therefore, this study examines the role of teacher librarians in information literacy. The research method used is qualitative with phenomenological methods. The results of the study can be seen as the teacher librarian is an information literacy agent at the Madania Parung Elementary School, Bogor. This can be seen from the three main roles of teacher librarians, namely teacher librarians as curriculum leaders; teacher librarians as information specialists; and teacher librarians as managers of information services. These three roles can be realized in activities carried out by teacher librarians, namely library classes, best readers, storytelling, and library tours by collaborating with various parties, both internal to the school and externally through collaboration with schools in the Bogor environment

    Strategi Pengolahan Bahan Pustaka sebagai Pusat Sumber Referensi Informasi di Perpustakaan Al-Kindi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Bandar Lampung

    Get PDF
    The school library is an important facility and infrastructure that is presented by a madrasa or school and has a collection of library materials whose information can help the community in the madrasa environment, including teachers, students, staff or guardians of students in obtaining the information needed. The activity of processing library materials is the spearhead in the creation of a library as a central source of reference for information and library materials. This is what underlies the need for a strategy in processing library materials, because library materials are the most important product in the library. The researcher used a qualitative descriptive method which was strengthened by literature review, interviews and observations. The strategy for processing library materials at Al-Kindi MTs Negeri 2 Bandar Lampung includes determining the classification number and subject of library materials, library automation, preservation of library materials, and colored labeling

    Perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakan kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud)

    No full text
    103 hlm, 30 c

    Perilaku Pemustaka Terhadap Layanan Library 2.0 Di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud)

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0di perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud yang meliputi whatsapp, blackberry messenger (BBM), Fanpage facebook, twitter, dan instagram, (2) untuk mengidentifikasi perilaku pemustaka mengatasi kendala yang dihadapi saat menggunakan layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah anggota perpustakaan Kemendikbud tahun 2015 sebanyak 840 orang x 10% yaitu 84 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah teknik random atau secara acak. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa (1) Perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud belum maksimal. Mereka menggunakan layanan library 2.0 berupa fanpage facebook, twitter, dan instagram sebatas melihat informasi kegiatan perpustakaan, sebagai followers, dan following, Sedangkan perilaku mereka di whatsapp dan BBM adalah melihat broadcast jatuh tempo, chatting dengan pustakawan mengenai jam buka dan tutup layanan dan perpanjangan koleksi. Pemustaka belum aktif berinteraksi dan berkolaborasi dengan pustakawan dalam memberikan komentar ataupun memberikan partisipasi penciptaan konten di perpustakaan Kemendikbud. (2) Perilaku pemustaka dalam mengatasi kendala ketika menggunakan layanan library 2.0 adalah dengan menghubungi pihak perpustakaan Kemendikbud melalui telepon, mengirim pesan singkat (SMS), dan datang langsung ke perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan Kemendikbud perlu meningkatkan respon, mensosialisasikan layanan library 2.0 melalui bimbingan pemustaka dan secara online, mengembangkan layanan library 2.0 lainnya, serta menampilkan koleksi terbaru perpustakaan di layanan library 2.0 guna menarik minat dan partisipasi pemustakanya.xi, 103 hlm.: ilus

    Perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakan kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud)

    No full text
    103 hlm, 30 c

    Perilaku Pemustaka Terhadap Layanan Library 2.0 Di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud)

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud yang meliputi whatsapp, blackberry messenger (BBM), Fanpage facebook, twitter, dan instagram, (2) untuk mengidentifikasi perilaku pemustaka mengatasi kendala yang dihadapi saat menggunakan layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah anggota perpustakaan Kemendikbud tahun 2015 sebanyak 840 orang x 10% yaitu 84 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah teknik random atau secara acak. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa (1) Perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud belum maksimal. Mereka menggunakan layanan library 2.0 berupa fanpage facebook, twitter, dan instagram sebatas melihat informasi kegiatan perpustakaan, sebagai followers, dan following, Sedangkan perilaku mereka di whatsapp dan BBM adalah melihat broadcast jatuh tempo, chatting dengan pustakawan mengenai jam buka dan tutup layanan dan perpanjangan koleksi. Pemustaka belum aktif berinteraksi dan berkolaborasi dengan pustakawan dalam memberikan komentar ataupun memberikan partisipasi penciptaan konten di perpustakaan Kemendikbud. (2) Perilaku pemustaka dalam mengatasi kendala ketika menggunakan layanan library 2.0 adalah dengan menghubungi pihak perpustakaan Kemendikbud melalui telepon, mengirim pesan singkat (SMS), dan datang langsung ke perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan Kemendikbud perlu meningkatkan respon, mensosialisasikan layanan library 2.0 melalui bimbingan pemustaka dan secara online, mengembangkan layanan library 2.0 lainnya, serta menampilkan koleksi terbaru perpustakaan di layanan library 2.0 guna menarik minat dan partisipasi pemustakanya

    Perilaku Pemustaka terhadap Layanan Library 2.0 di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud )

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0di perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud yang meliputi whatsapp, blackberry messenger (BBM), Fanpage facebook, twitter, dan instagram, (2) untuk mengidentifikasi perilaku pemustaka mengatasi kendala yang dihadapi saat menggunakan layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah anggota perpustakaan Kemendikbud tahun 2015 sebanyak 840 orang x 10% yaitu 84 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel adalah teknik random atau secara acak. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa (1) Perilaku pemustaka terhadap layanan library 2.0 di perpustakaan Kemendikbud belum maksimal. Mereka menggunakan layanan library 2.0 berupa fanpage facebook, twitter, dan instagram sebatas melihat informasi kegiatan perpustakaan, sebagai followers, dan following, Sedangkan perilaku mereka di whatsapp dan BBM adalah melihat broadcast jatuh tempo, chatting dengan pustakawan mengenai jam buka dan tutup layanan dan perpanjangan koleksi. Pemustaka belum aktif berinteraksi dan berkolaborasi dengan pustakawan dalam memberikan komentar ataupun memberikan partisipasi penciptaan konten di perpustakaan Kemendikbud. (2) Perilaku pemustaka dalam mengatasi kendala ketika menggunakan layanan library 2.0 adalah dengan menghubungi pihak perpustakaan Kemendikbud melalui telepon, mengirim pesan singkat (SMS), dan datang langsung ke perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakaan Kemendikbud perlu meningkatkan respon, mensosialisasikan layanan library 2.0 melalui bimbingan pemustaka dan secara online, mengembangkan layanan library 2.0 lainnya, serta menampilkan koleksi terbaru perpustakaan di layanan library 2.0 guna menarik minat dan partisipasi pemustakanyaxi, 103 hlm
    corecore