3 research outputs found

    Tantangan Pengembangan Padi Dikabupaten Kepulauan Mentawai

    Get PDF
    This study aims to identify the problems and develop rice agribusiness in Mentawai Islands from upstream to downstream and formulate appropriate policy recommendations to be implemented. The research location determined by purposive namely in the village Makalo and Malakopa District of South Pagai, Sikakap subdistrict Taikako Village, Village Saumanganya District of North Pagai, Bosua Village and Village Beriulou District of South Sipora, Village Rogdog and Madobag District of South Siberut. Respondents in this study were 30 farmers. Respondents farmers selected by simple random sampling method. The results showed that the majority of rice paddies new openings in six districts consist of peatlands with a depth varying from 0.4- > 2.0 meter, fields new openings that have been implemented in the Mentawai Islands in general can not be expected to result in maximum productivity due to problems of land suitability diverse. Farmers also do not take action appropriate technical culture starting from land preparation, seed selection, weeding, fertilizing and water management. Behaviorally agriculture, farmers in Mentawai Islands is not a society that blends with the culture of rice fields, it is because basically their agricultural base is dry land agriculture with farming patterns. This will certainly give a great challenge and not easy for the cultivation of rice in the Mentawai Islands

    Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Pasaman Barat

    Full text link
    Peran strategis pemerintahan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dijamin oleh undang-undang. Menganalisis pengelolaan keuangan desa dan mengidentifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa merupakan tujuan dari penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap reponden. Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif berdasarkan persepsi responden dengan memberi skor (1 dan 2). Terdapat beberapa indikator dalam pengelolaan keuangan desa yang harus menjadi perhatian terutama dalam ketepatan waktu dalam pengelolaan keuangan desa. Pada tiga kategori nagari terutama pada nagari kategori berkembang ditemukan adanya keterlambatan dalam pengelolaan keuangan desa seperti keterlambatan penyampaian Raperdes, keterlambatan tutup buku serta keterlambatan dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban. Hal ini mengakibatkan terlambatnya dalam melaksanakan pembangunan yang menggunakan uang desa. Dalam hal mengelola uang desa secara efektif dan efisisen di Kabupaten Pasaman Barat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, kepatuhan terhadap kinerja prosedur dan ketersediaan sarana dan prasarana
    corecore