712 research outputs found

    CDDA notes

    Get PDF
    https://orc.library.atu.edu/atu_cdda1406/1013/thumbnail.jp

    Reel notes

    Get PDF
    https://orc.library.atu.edu/atu_reel674/1023/thumbnail.jp

    Jawara dan Budaya Kekerasan pada Masyarakat Banten

    Get PDF
    ]awara merupakan salah satu dari entitas dari masyarakat Banten yang cukup terkenal Ia dikenal bukan saja karena pengaruh kharismanya yang melewati batas-batas geografis, tetapi juga budaya kekerasan yang melekat padanya. Sehingga ia dikenal sebagai subculture of violence dalam masyarakat Banten. Sebagai subkultur kekerasan, jawara memiliki motif-motif tertentu dalam melakukan kekerasan. Mereka pun mengembangkan gaya bahasa atau tutur kata yang khas, yang terkesan sangat kasar (sompra) dan penampilan diri yang berbeda dari mayoritas masyarakat, seperti berpakaian hitam dan memakai senjata golok.Kekerasan yang dilakukan jawara pada umumnya dimaknai oleh yang bersangkutan sebagai upaya pembelaan terhadap orangyang dipandang melakukan pelecehan harga diri yang menyebabkan yang bersangkutan merasa malu. Pelecehan terhadap harga diri dinterpretasikan oleh kalangan jawara sebagai pelecehan terhadap kapasitas dan kapabilitas diri dan ini sangat terkait dengan peran dan status sosial di masyarakat. Karena itu pelecehan terhadap harga diri dipahami sebagai pelecehan terhadap peran dan statusnya di masyarakat.Batasan tentang pelecehan harga diri itu memang tidak tegas karena itu sering dinterpretasikan secara suryektif oleh pelakunya. Sehingga yang menyebabkan kasus pelecehan harga diri itu berbagai macam seperti tuduhan pencurian, gangguan terhadap istri atau pacar, balas dendam atau kekalahan dalam politik desa atau persaingan bisnis. Dalam konteks ini kekerasan yang dilakukan jawara memang sangat terkait denngan "konstruksi maskulinitas" dalam budaya masyarakat.Kekerasan yang dilakukan jawara selain sebagai sarana untuk mempertahankan harga diri, kekerasan juga dipandang sebagai alat untuk meraih posisi atau status sosial lebih tinggi sebagai seorang jawara yang disegani dalam lingkungan komunitas mereka. Sehingga mereka biasa menjadi pimpinan jawara (bapak buah) denga memiliki sejumlah pengikut (anak buah). Bahkan dengan posisi dan status sosial ini mereka pula dapat meraih kedudukan formal dalam lingkuugan institusi formal seperti menjadi jaro, kepala desa, bahkan untuk menjadi bupati atau wali kota

    VHS notes

    Get PDF
    https://orc.library.atu.edu/atu_vhs016_3/1007/thumbnail.jp

    Reel notes

    Get PDF
    https://orc.library.atu.edu/atu_reel041/1005/thumbnail.jp

    Reel notes

    Get PDF
    https://orc.library.atu.edu/atu_reel035/1009/thumbnail.jp
    • …
    corecore