86 research outputs found

    PENURUNAN KADAR BESI (FE) MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN DENGAN METODE CASCADE AERATOR

    Get PDF
     AbstrakPenelitian ini menggunakan metode cascade aerator yaitu air disebarkan dengan cara mengalirkan pada lempengan tipis yang disusun seperti tangga atau sekat agar terjadi turbulensi untuk mencampur udara yang terabsorpsi dalam cairan tarhadap sampel air sumur gali yang berlokasikan di Kelurahan Rajabasa Pemuka Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.   Sampel dilakukan 2 (dua) kali pengulangan dengan variasi sudut kemiringan cascade yaitu dengan cascade ∠ 600, ∠ 900 dan ∠ 1200, waktu pengambilan sampel 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit dan 60 menit.   Hasil dari penelitian kemiringan cascade ∠ 600 rata-rata sebesar 0,96 mg/l dengan penurunan sebesar 3,12 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 76,48 %, kemiringan cascade ∠ 900 rata-rata sebesar 0,83 mg/l dengan penurunan sebesar 3,25 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 79,61 %, kemudian kemiringan cascade ∠ 1200 rata-rata sebesar 0,72 mg/l dengan penurunan sebesar 3,36 mg/l dan persentase rata-rata penurunan sebesar 82,43 %.   Simpulan dari hasil adalah dengan memvariasikan sudut kemiringan cascade aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali sesuai dengan peraturan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 dibawah angka 1,0 mg/l.Kata Kunci: Sumur gali, kandungan zat besi (Fe), aerasi,  cascade aeratorAbstract This research in a cascade aerator namely water propagated by means of flow to the thin arranged as staircase or bulkhead that happened turbulence to mix of air terabsorpsi in a liquid water sample a well at the Rajabasa his in Rajabasa Lampung.  Sample done 2 (two) times repetition with variations the angle of inclination of cascade through the cascade ∠ 600 , ∠ 900and ∠ 1200, when the sample 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 40 minutes, 50 minutes and 60 minutes.   The result of research slope cascade ∠ 600 an average of 0,96 mg / l with decrease by 3,12 mg/l and the percentage the average decrease by 76,48 %, the slope of the cascade ∠ 900 the average 0.83 mg/l with decrease by 3.25 mg/l and the percentage the average decrease by 79,61 %, then slope cascade ∠ 1200 an average of stood at 0.72 mg/l with decrease by 3.36 mg/l and the percentage the average decrease by 82,43 %. Drawing conclusions from the results is by varying the angle of inclination of a cascade aerator can be lowered ingredients of iron ( fe ) in water a well according to the ordinance Permenkes No.416/Menkes/Per/IX /1990 1.0 in the mg/l. Keywords: Dug-well, content of iron (Fe), aeration, cascade aerato

    PENURUNAN KADAR MINYAK PELUMAS PADA LIMBAH CAIR BENGKEL DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH LATEKS KARET

    Get PDF
    Perkembangan Industri otomotif sangat membantu aktivitas manusia, namun di lain sisi menimbulkan efek negatif bagi lingkungan berupa akumulasi oli pelumas mesin dalam bentuk cairan. Senyawa ini kebanyakan dibuang begitu saja setelah digunakan sebagai pelumas pada kendaraan. Limbah lateks karet alam memiliki sifat oleofilik dan hidrofobik yang cocok untuk dijadikan adsorben minyak. Proses pembuatan adsorben diawali dengan pengovenan lateks pada suhu 110ºC selama 5 jam, kemudian adsorben dimasukan kedalam beaker glass yang berisi air limbah sebanyak 100ml untuk dilakukan pengolahan. Penelitian ini dilakukan dengan variasi kecepatan pengadukan, banyaknya massa adsorben, dan lamanya waktu pengadukan, penelitiaan ini dilakukan secara batch. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan adsorben yang terbuat dari lateks karet. Dari hasil penelitian, diperoleh konsentrasi awal untuk parameter minyak sebesar 610 mg/l. Setelah dilakukan pengolahan secara batch dengan variasi kecepatan pengadukan, massa adsorben, dan lamanya waktu pengadukan dengan perbandingan sampel yang dibiarkan selama 4 jam dan 4 hari variasi yang paling efektif terhadap penurunan konsentrasi minyak pelumas pada limbah cair bengkel adalah dengan perbandingan sampel yang dibiarkan selama 4 hari, dengan massa adsorben sebanyak 35 gram, kecepatan pengadukan 150 rpm, dan lamanya waktu pengadukan selama 15 menit yaitu dengan konsentrasi penurunan minyak pelumas sebesar 604 mg/l dan persentase penurunan sebesar 97,26%.Kata Kunci : adsorben limbah lateks, limbah cair bengkel motor, minyak pelumasABSTRACT: The Decline In Lubricating Oil On Waste Liquid Workshop By Using Waste Latex Rubber. The development of automotive industry has been supports human daily activities, but in the other hand, it’s bringing on a negative effects for the environmental, among these, there are the machines liquid lubricant oil (hydrocarbon compound) accumulations. Most of this compounds is discharged after being used as a vehicle’s lubricant.Waste latex natural rubber having the nature of oleofilik and hydrophobic suitable for be adsorbentoil.The process of making adsorbent begins with pengovenan latex on the temperature 110º C for 5 hours. Then latex inserted into a beaker glass of water 100ml waste water motorcycle workshops.From the results of this research, has obtained an initial concentration for oils parameter amounting to 610 mg/l. After batch processing with the variations of stirring speed, mass adsorbent, and length of stirring time, the comparison of the samples for 4 hours and 4 days ignored, the most effective variation against decreasing the lubricants concentration of the liquid wastes at the workshop was amounting to 604 mg/l, and the decresing percentage amounting to 97.26% which a comparison of samples which have been for 4 days ignored, 35 grams of mass adsorbent, stirring speeds for 150 rpm, and length of stirring times for 15 minutes.Keywords: adsorbent waste latex, liquid waste motorcycle workshops, lubricating oil

    Preparasi Multilayer P-n-junction Diatas Substrat Si(111) untuk Aplikasi Detektor Surface Barrie

    Full text link
    PREPARASI MULTILAYER P-N-JUNCTION DIATAS SUBSTRAT Si(111) UNTUK APLIKASI DETEKTOR SURFACE BARRIER. Telah dilakukan preparasi multilayer Au/SiP/SiB/Si(111)/Au, diikuti dengan pengamatan sifat statis dan sifat dinamis. Deposisi dikerjakan dengan menggunakan teknik RF Sputtering dan DC Magnetron Sputtering. Sifat statis yang diamati meliputi parameter penting pada aplikasi multilayer sebagai detektor partikel alfa, yaitu tahanan maju dan mundur, pengamatan kapasitansi sebagai fungsi dari tegangan terpasang (reverse bias), serta perhitungan lebar depletion layer. Pengamatan sifat dinamis dilakukan dengan menggunakan rangkaian spektroskopi, yaitu untuk mendeteksi pulsa keluaran yang merupakan karakter spesifik dari detektor surface barrier. Telah dipilih multilayer yang terbaik Au/SiP/SiB/Si(111)/Au, yang menunjukkan sifat proporsional dengan detektor komersial ORTEC. Parameter sputtering yang optimal adalah tegangan 4kV/0.6 A(DC) dan 200W-RF serta tekanan gas argon yang sama, dalam orde 7x10-2 mbar, dengan waktu deposisi 30menit pada proses RF-sputtering untuk multilayer SiP/SiB sertamasing-masing 2 menit dan 5 menit DC-sputtering untuk lapisan emas yang berfungsi sebagai jendela terobosan partikel alfa, dan sebagai elektroda. Nilai tahanan maju dan tahanan mundur terukur sebesar masing-masing 1,1 MΩ dan 4,1 MΩ. Diperoleh lebar depletion layer sekitar 410 mm pada tegangan reverse bias 22 V. Hasil pembuatan prototip detektor surface barrier menggunakan multilayer Au/SiP/SiB/Si/(111)/Au tersebut dapat merespon partikel alfa, memberikan FullWidth Half Maximum (FWHM) sekitar 42 keV, sehingga mampu membedakan 2 puncak energi pada umumnya dari suatu sumber radioaktif pemancar alfa

    PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DENGAN MENGGUNAKAN METODE AERATOR PNEUMATIC SYSTEM PADA AIR SUMUR GALI (STUDI KASUS: DI DESA SUKARAME BANDAR LAMPUNG)

    Get PDF
    Besi atau ferum (Fe) merupakan metal berwarna putih keperakan. Zat besi terdapat dimanamanabaik di dalam air maupun di dalam tanah terutama air sumur gali di desa SukarameBandar Lampung. standar kadar besi yang di perbolehkan dalam air bersih menurutPeraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001 sebesar 1 mg/l. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui Penurunan Kadar Besi (Fe) dengan menggunakan AeratorPneumatic System dengan metode batch dengan kecepatan udara 2,5 l/menit dan 3,5 l/menitpengambilan sampel dilakukan tiap 30 menit dengan waktu 0,30,60,90,120, dan 150 menit.Hasil Penelitian menunjukan bahwa penurunan kadar besi (Fe) dengan Aerator PneumaticSystem pada kecepatan udara2,5 l/menita dalah 56,34% pada menit ke 120, sedangkandengan kecepatan udara 3,5 l/menit adalah 56,32 % pada menit ke 90.Kata Kunci : penurunan kadar besi (fe), air sumur gali, aerator pneumatic system Reduction Of Iron Levels ( Fe ) With Pneumatic System Using Aerator In Shallow WaterWell (In The Village Sukarame Bandar Lampung). Iron or an iron (Fe) is a silvery-whitemetal. Iron is found everywhere both in water and in soil, especially water wells in thevillage Sukarame Bandar Lampung. Iron content standards that are allowed in the wateraccording to the Indonesian Government Regulation No.82 of 2001 amounted to 1 mg / l.This study was conducted to determine Decreased Levels of Iron (Fe) using AeratorPneumatic System with batch method with air velocity of 2.5 l / min and 3.5 l / min samplingwas done every 30 minutes with a time 0, 30, 60, 90, 120 , and 150 minutes. Results showedthat decreased levels of iron (Fe) with Aerator Pneumatic System on the air speed of 2.5 l/ min was 56.34 % at 120 minutes, while the air velocity 3.5 l / min was 56.32 % in minutesto 90.Keywords : decreased levels of iron (Fe), water well drilling, aerator pneumatic syste

    PERBANDINGAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG WINDU DAN KITOSAN MURNI TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALI

    Get PDF
    Limbah udang berupa kulit, kepala, dan ekor yang menggandung protein dan zat kitin dapat diolah menjadi kitosan yang memiliki banyak kegunaan. Kitosan adalah kitin termodifikasi yang diperoleh dari deasetilasi kitin. Senyawa ini dapat dioalah dan dimanfaatkan sebagai bahan penyerap logam – logam berat. Salah satu parameter logam pencemaran dalam air adalah logam besi (Fe). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kiosan dari limbah udang windu dan kitosan murni terhadap penurunan kadar Besi (Fe) dalam airsumur gali. Penelitian dilakukan dari tanggal 18 April 2015 sampai dengan 10 Mei 2015 pada skala laboratorium di laboratorium Teknik Universitas Malahayati. Sampel air sumur gali diambil dari Kampung Magelangan, Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kitosan dari limbah udang windu dan kitosan murni sedangkan variabel terikatnya adalah kandungan Besi (Fe). Proses adsopsi dilakukan secara kontinyu dengan aliran keatas dengan debit 15 ml/menit. Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke- 0, 20, 40, 60, 80,100,120. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan kitosan murni lebih baik dari pada kitosan limbah udang windu dalam penurunan Fe. Penurunan Fe menggunakan kitosan murni pada sumur gali sebesar 94,52 % sedangkan dengan kitosan limbah udang windu sebesar 92,96 %, Kandungan logam pencemar dalam air sumur gali menghambat penurunan Fe.Kata kunci : Kitosan, air sumur gali, larutan FeCl3, Proses Adsorpsi, kontinyu, aliran keatas.ABSTRACT: The Comparison Between Windu Shrimp Waste Chitosan And Pure Chitosan To Decreased Of Iron (Fe) Concentration In The Dug Well Water. The skin, head, and tail of shrimp waste contain protein and chitin that can be processed become chitosan where there are a lot of use. Chitosan is a modified chitin, that could beobtained from deasetylcenization of chitin. The substance could be treated and used to adsorp of the heavy metals. One of the parameters metal in the water is iron (Fe). This research parpuse was to know the comparison between windu - shrimp waste chitosan and pure chitosan to decreased of iron (Fe) concentration in the dug – well water. This reasearch was done from April 18th 2015 until May 10th 2015 on a laboratory scale at Engineering Faculty Laboratory Malahayati University. Are dug - well water sampel were taken fromMagelangan Ganjar Asri Village sub-district, West Metro district, Metro city. The independent variables in this research are windu - shrimp waste chitosan and pure chitosan; the dependent variable is iron (Fe) concentration. Adsorption proscess was performed continuosly by the up flow, process in the debit 15 ml/min. The sampling was done at 0, 20, 40, 60, 80, 100, and 120 minute after start process. The research result shown that the ability of pure chitosan is better than windu - shrimp waste chitosan to reduced of Fe concentration. The Fe removal using pure chitosan on dug well is 94,52% while with windu - shrimp waste chitosan 92,96 %. The pollused metals ions in the of dug well water were inhibit the Fe removal.Keywords : Chitosa, dug - well water, FeCl3 solution, adsorption proce

    PENGARUH ARANG AKTIF DAN ZEOLIT SEBAGAI MEDIA ADSORBEN DALAM PENURUNAN KADAR LOGAM KROM PADA AIR LIMBAH CAIR PENYABLONAN PAKAIAN

    Get PDF
    Usaha penyablonan pakaian merupakan salah satu industri jasa yang dewasa ini makin marak dan mengalamiperkembangan yang pesat. Seiring dengan perkembanganya, air limbah yang dihasilkan yang mengandung krom berasal dari penggunaan detergen hingga pewarnaan yang bersumber dari pembuatan sablon pakaian, ketika pakaian diwarnai dan dicetak, biasanya langsung dibuang ke badan air tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar logam krom dalam air limbah penyablonan pakaian dengan menggunakan arang aktif dan zeolit dengan metode adsorpsi terhadap pengaruh variasi laju alir. Penelitian ini menggunakan variable bebas yaitu arang aktif dan zeolit dengan waktu 5, 35, 65, 95, 125, 155, dan 185 menit variable terikat yaitu kadar logam krom. Diperoleh data awal krom sebesar 1,745 mg/l dan pengaruh penurunan oleh arang aktif dan zeolit terjadi pada debit 3,5 yaitu sebesar 1,218 mg/l dan 1,008 pada debit 4,1 terjadi penurunan krom 0,625 mg/l dan 0,392 mg/l sehingga makin besar debit maka semakin cepat waktu penurunannyaKata Kunci : krom, arang aktif , zeolit, adsopsi ABSTRACT: The Influence of active charcoal and the zeolites as a media adsorbent in a reduction of  metal chrome on water liquid waste canvass clothes. Canvass clothing business is one of service industri that today continues to flourish experienced rapid expansion. With the advent of waste water canvass his clothes containing chrome derived from use detergen to the use of  aking canvass clothes, which when clothes in print , Staining will also subjected to the influence of chrome levels, Waste water are usually directly dumped to a body of water without the processing first . This research use special variable free the active charcoal and the zeolites the 5 , 35 , 65 , 95 , 125 , 155 , and 185 minutes variable bound the metal chrome levels. In get preliminary data levels of metal chrome 1,745 mg /l and influence decrease by the active charcoal and the zeolites happened to discharge to 3,5 a month 1,418 mg /l and zeolites 1,008 and on discharge 4,1 mg /l decline charcoal active and a zeolite occuring 0,737 mg /l and zeolites 0,976 mg /l and discharge 4,6 mg /l and decline in chrome 0,625 mg/l and zeolites 0,392 mg /l so bigger discharge the more fast too his spare time. Keywords : Chrome , the active charcoal , zeolite , adsorptio

    PREPARASI MULTILAYER P-N-JUNCTION DIATAS SUBSTRAT Si(111) UNTUK APLIKASI DETEKTOR SURFACE BARRIE

    Get PDF
    PREPARASI MULTILAYER P-N-JUNCTION DIATAS SUBSTRAT Si(111) UNTUK APLIKASI DETEKTOR SURFACE BARRIER. Telah dilakukan preparasi multilayer Au/SiP/SiB/Si(111)/Au, diikuti dengan pengamatan sifat statis dan sifat dinamis. Deposisi dikerjakan dengan menggunakan teknik RF Sputtering dan DC Magnetron Sputtering. Sifat statis yang diamati meliputi parameter penting pada aplikasi multilayer sebagai detektor partikel alfa, yaitu tahanan maju dan mundur, pengamatan kapasitansi sebagai fungsi dari tegangan terpasang (reverse bias), serta perhitungan lebar depletion layer. Pengamatan sifat dinamis dilakukan dengan menggunakan rangkaian spektroskopi, yaitu untuk mendeteksi pulsa keluaran yang merupakan karakter spesifik dari detektor surface barrier. Telah dipilih multilayer yang terbaik Au/SiP/SiB/Si(111)/Au, yang menunjukkan sifat proporsional dengan detektor komersial ORTEC. Parameter sputtering yang optimal adalah tegangan 4kV/0.6 A(DC) dan 200W-RF serta tekanan gas argon yang sama, dalam orde 7x10-2 mbar, dengan waktu deposisi 30menit pada proses RF-sputtering untuk multilayer SiP/SiB sertamasing-masing 2 menit dan 5 menit DC-sputtering untuk lapisan emas yang berfungsi sebagai jendela terobosan partikel alfa, dan sebagai elektroda. Nilai tahanan maju dan tahanan mundur terukur sebesar masing-masing 1,1 MΩ dan 4,1 MΩ. Diperoleh lebar depletion layer sekitar 410 mm pada tegangan reverse bias 22 V. Hasil pembuatan prototip detektor surface barrier menggunakan multilayer Au/SiP/SiB/Si/(111)/Au tersebut dapat merespon partikel alfa, memberikan FullWidth Half Maximum (FWHM) sekitar 42 keV, sehingga mampu membedakan 2 puncak energi pada umumnya dari suatu sumber radioaktif pemancar alfa

    SIFAT MAGNETISASI DAN EFEK GMR PADA SISTEM LAPISAN TIPIS TOP SPIN VALVE NiFe/Cu/NiFe/NiO

    Get PDF
    SIFAT MAGNETISASI DAN EFEK GMR PADA SISTEM LAPISAN TIPIS TOP SPIN VALVE NiFe/Cu/NiFe/NiO. Telah dilakukan preparasi dan karakteriasi sistem lapisan tipis yang yang membentuk top-spin-valve yang terdiri dari lapisan free layer NiFe I, spacer Cu, dan lapisan antiferromagnetik NiO yang mengikat lapisan magnetik NiFe II menjadi pinning layer. Lapisan dengan susunan tertentu yang membentuk sistem NiFe/Cu/NiFe/NiO tersebut telah berhasil dibuat dengan metoda sputtering, kemudian dilakukan karakterisasi. Pengukuran hubungan antara medan magnet dengan tahanan lapisan tipis menunjukkan hasil efek GMR yang signifikan, berkisar antara 0 - .4,5 %. Pengamatan kurva histerisis yang merupakan hubungan antara magnetisasi dengan medan luar menunjukkan suatu sstem yang terdiri dari free layer, pinning layer dan spacer. Hal ini merupakan realisasi dari sistem lapisan dengan sifat exchange-coupling seperti RKKY antar thin films. Dengan menggunakan Cu sebagai spacer, muncul efek antisimetris dari efek GMR yang kemungkinan disebabkan oleh anisotropi yang terjadi pada saat pertumbuhan thin film. Sifat tersebut diperkuat oleh adanya pengaruh medan luar H sebesar 50 Oe pada saat preparasi.. Efek magnetoresistance yang teramati merupakan GMR-ratio yang disebabkan oleh medan magnet luar, sehingga terjadi hamburan elektron pada batas antar lapisan.Pengukuran hiterisis menunjukkan “pinning” yang mengikat permaloy NiFeII secara antiferromagnetik pada lapisan NiO yang diikuti oleh pergeseran gaya koersitiv yang cukup besar, berkisar 30-75 gauss

    KARAKTERISASI LAPISAN PENYERAP DAPAT BAKAR PADA PERMUKAAN PELET UO2 + DOPAN TiO2

    Get PDF
    ABSTRAKKARAKTERISASI LAPISAN PENYERAP DAPAT BAKAR PADA PERMUKAAN PELET UO2 + DOPAN TiO2. Lapisan penyerap dapat bakar pada permukaan pelet UO2 + dopan TiO2 telah berhasil dibuat dengan menggunakan mertoda RF sputtering. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakter mikrostruktur pelet UO2 + dopan, ketebalan, kekerasan mikro, komposisi kimia dan struktur kristal lapisan penyerap dapat bakar pada permukaan pelet UO2.  Penentuan mikrostruktur dan ketebalan lapisan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik, kekerasan lapisan dengan metode kekerasan mikro Vickers, komposisi kimia dengan spektrometri XRF dan struktur kristal dengan difraksi sinar-X. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar kandungan TiO2 dalam pelet maka semakin besar ukuran butir dalam mikrostruktur pelet dan semakin tebal lapisan yang terbentuk pada permukaan pelet UO2. Kekerasan lapisan permukaan pelet UO2 + dopan TiO2 sinter relatif sama dan tidak bergantung pada konsentrasi dopan TiO2. Lapisan permukaan pelet UO2 + 0,3 % TiO2, pelet UO2 + 0,5 % TiO2 dan pelet UO2 + 0,7 % TiO2 sinter mengandung unsur zirkonium masing-masing 1,97 mg, 2,47 mg dan 4,81 mg. Lapisan penyerap dapat bakar pada permukaan pelet UO2 + dopan TiO2 sinter mempunyai fasa ZrB2 dengan struktur kristal heksagonal.Kata Kunci: lapisan permukaan, penyerap dapat bakar, pelet UO2, mikrostruktur, kekerasan, komposisi kimia, struktur kristal. ABSTRACTCHARACTERIZATION OF BURNABLE ABSORBER LAYER ON THE SURFACE OF UO2 + DOPED TiO2 PELLETS. Burnable absorber layer on the surface of UO2 + doped TiO2 pellets have successfully created using RF sputtering methods. The objective of this research is to obtain of microstructure characters of UO2 + doped TiO2 pellets, thickness, micro hardness, chemical composition and crystal structure of burnable absorber layer on the surface of UO2 pellets. The methods used are the microstructure and layer thickness using optical microscopy, layer hardness with micro Vickers hardness method, chemical composition by XRF spectrometry, and crystal structure by X-ray diffraction. The results showed that the larger of TiO2 content in the pellets then the greater of the grain size in the microstructure of the pellets and the thicker of the layer formed on the surface of UO2 pellets. The hardness of surface layer of UO2 + doped TiO2 sintered pellets are equal and does not depend on the dopant concentration of TiO2. The surface layer of UO2 + 0.3 % TiO2, UO2 + 0.5 % TiO2 and UO2 + 0.7 % TiO2 sintered pellets are containing zirconium respectively 1.97 mg, 2.47 mg and 4.81 mg. Burnable absorber layer on the surface of UO2 + doped TiO2 sintered pellets have ZrB2 phase with a hexagonal crystal structure.Keywords: surface layer, burnable absorber, UO2 pellet, microstructures, micro hardness, chemical composition, crystal structure
    corecore