33 research outputs found
Sumber Daya Arkeologi dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Maluku
Archaeological resources in Maluku has important value in regional development and spread in different natural landscape. The problem that arises is how to make the proper management of this resource as a tourist attraction while maintaining the authenticity and preservation in accordance with the character possessed. The purpose and usefulness of the research is to make the archaeological resources in the Moluccas as one of the tourist attractions that provide benefits not only economic, but also social, cultural and environmental on the current generation and the future. The data used are secondary data from the results of research that has been done before and the results of the survey author to several archaeological sites in the city of Ambon as well as if by applying the theories and concepts appropriate to address concerns and objectives. Archaeological resources in Maluku has a unique, originality, authenticity and can be used as industrial commodities tourism as a diverse tourist attractions. The management of this potential is important to increase the diversity of attractions in the ministry of foreign tourists activity continues to increase in visiting museums and archaeological sites in Indonesia. Adapted to the character development of each site and archaeological sites in the region to bring up the context of the importance and significance of contemporary leading to the realization of sustainable tourism development (sustainable tourism management). Empowering local communities is very important as one of the pillars with partnerships with other stakeholders, and will provide benefits in balance between economic, social, cultural and environmentally sustainable manner in the community both now and for generations to come.Sumber daya arkeologi di Maluku mempunyai nilai penting dalam pembangunan daerah dan tersebar pada landscape alam yang berbeda. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana pengelolaan yang tepat untuk menjadikan sumberdaya ini sebagai atraksi wisata dengan tetap menjaga keotentikan dan pelestariannya sesuai dengan karakter yang dimiliki. Tujuan dan kegunaan penelitian adalah untuk menjadikan sumber daya arkeologi di wilayah Maluku sebagai salah satu atraksi wisata yang memberikan manfaat tidak saja secara ekonomi, tetapi juga sosial budaya dan lingkungan pada generasi sekarang dan yang akan datang. Data yang digunakan adalah data sekunder dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan hasil survey penulis ke beberapa situs arkeologi yang ada di Kota Ambon serta di olah dengan menerapkan teori dan konsep yang sesuai untuk menjawab permasalahan dan tujuan. Sumber daya arkeologi di Maluku mempunyai keunikan, orisinalitas, otentisitas dan dapat dijadikan komoditas industri pariwisata sebagai atraksi wisata yang beragam. Pengelolaan potensi ini penting untuk meningkatkan diversifikasi atraksi dalam pelayanan aktivitas wisatawan mancanegara yang terus meningkat dalam mengunjungi museum dan situs-situs arkeologi di Indonesia. Pengembangan disesuaikan dengan karakter dari masing-masing situs dan kawasan situs arkeologi dalam konteks untuk memunculkan nilai penting dan makna kekinian yang mengarah pada terwujudnya pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism management). Memberdayakan masyarakat lokal sangat penting sebagai salah satu pilar dengan melakukan kemitraan dengan stakeholder lain, sehingga memberikan manfaat secara seimbang antara ekonomi, sosial budaya dan lingkungan secara berkelanjutan pada masayarakat sekarang maupun pada generasi-generasi yang akan datang
Uang Kepeng sepanjang masa : perspektif arkeologi dan ekonomi kreatif di provinsi Bali
Uang kepeng merupakan salah satu kebudayaan materi yang banyak ditemukan di situs-situs arkeologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dinamika sosial budaya masyarakat Bali
terhadap uang kepeng dan kreativitas masyarakat dalam melestarikan serta meningkatkan nilai ekonomis uang kepeng. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara,
dan dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Dari kajian ini diketahui bahwa uang kepeng di Bali bermakna sosial budaya sepanjang masa, kreativitas masyarakat dalam mencetak uang kepeng
baru, dan merangkainya menjadi produk kreatif merupakan salah satu usaha untuk melestarikan warisan budaya dan meningkatkan perekonomian masyarakat Bali
OPTIMALISASI PENGELOLAAN PELABUHAN-PELABUHAN KUNO DI BULELENG DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
Buleleng waters had been busy since the 10th century and achieved greatness during the Dutch government. The potential of natural resources and strategic geographical location are the main factors. Political developments led to only three ports that play an active role and as a triangle spot of the Dutch government. The purpose of optimizing management is that the ancient port as a cultural heritage also has an important role and existence in the current development and provide benefits both in the preservation of culture, economic community. This research uses descriptive qualitative approach with field observation data and interview technique. The results obtained that in optimizing the management of ancient ports for tourism development, should be accompanied by connections with subsystems and other tourism support facilities. The harbor and the surrounding landscape can serve as a tourist attraction as well as provide access services to increase the motivation of tourists to learn and gain new knowledge and experience. High tourist motivation to visit Buleleng will directly promote the tourism industry, preservation of ancient ports with various supporting facilities and as a means of diplomacy to become the pride of the people of Buleleng. In optimizing the management of ancient ports in tourism development, it is expected that there will be coordination and synchronization with stakeholders related to the preservation of cultural heritage, environment and tourism industry. Perairan Buleleng sudah ramai sejak abad ke-10 dan mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Belanda. Potensi sumber daya alam dan letak geografis yang strategis menjadi faktor utama. Perkembangan politik menyebabkan hanya tiga pelabuhan yang berperan aktif dan sebagai triangle spot pemerintah Belanda. Tujuan optimalisasi pengelolaan adalah agar pelabuhan kuno sebagai warisan budaya juga mempunyai eksistensi dan peran penting dalam pembangunan saat ini serta memberikan manfaat dalam pelestarian budaya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitataif dengan teknik pengumpulan data observasi lapangan dan wawancara. Hasil yang diperoleh bahwa dalam melakukan optimalisasi pengelolaan pelabuhanpelabuhan kuno untuk pengembangan pariwisata, harus disertai dengan koneksi dengan subsistem dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Motivasi wisatawan yang tinggi untuk berkunjung ke Buleleng secara langsung akan memajukan industri pariwisata, pelestarian pelabuhan-pelabuhan kuno dengan berbagai fasilitas pendukungnya dan sebagai sarana diplomasi sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Buleleng. Dalam optimalisasi pengelolaan pelabuhan-pelabuhan kuno dalam pengembangan pariwisata diharapkan ada koordinasi dan sinkronisasi dengan stakeholder terkait pelestarian warisan budaya, lingkungan dan industri pariwisata
UANG KEPENG SEPANJANG MASA: PERSPEKTIF ARKEOLOGI DAN EKONOMI KREATIF DI PROVINSI BALI
Uang Kepeng is a material culture which has often been found in archaeological sites. The purpose of this study is to understand culture and social dynamics of Balinese people towards Uang Kepeng and peoples creativity in preserving and increasing economic value of Uang Kepeng. The data were collected through library research, observation, interview and analyzed qualitatively and descriptively. According to this research, it is known that Uang Kepeng in Bali has social and cultural meanings all the time. Peoples creativity in producing new Uang Kepeng and arranging them to be a creative product is one of the efforts in conserving the cultural heritage and increasing Balinese peoples economy.Uang kepeng merupakan salah satu kebudayaan materi yang banyak ditemukan di situs-situs arkeologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dinamika sosial budaya masyarakat Bali terhadap uang kepeng dan kreativitas masyarakat dalam melestarikan serta meningkatkan nilai ekonomis uang kepeng. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Dari kajian ini diketahui bahwa uang kepeng di Bali bermakna sosial budaya sepanjang masa, kreativitas masyarakat dalam mencetak uang kepeng baru, dan merangkainya menjadi produk kreatif merupakan salah satu usaha untuk melestarikan warisan budaya dan meningkatkan perekonomian masyarakat Bali
Penyusunan Bangunan Bata Candi Gayatri (Kajian Teknologi Berdasarkan Analisis Laboratorium)
Hasil analis laboratoris membuktikan bahwa pada jaman dahulu dalam pembangunan Candi Gayatri sudah memperhatikan kontruksi dan kualitas bahan baku bangunan untuk mendapatkan bangunan candi yang kuat, kokoh dan tahan terhadap gangguan karena faktor lingkungan. Kuat dan kokohnya bangunan candi yang menggunakan bahan utama bata merah tergantung dari kualitas bahan bakunya dan teknologi pembuatnnya. Bata merah yang dipergunakan pada bangunan candi Gayatri ini mempunyai kandungan silikat (SiO2) dan senyawa kapur (CaC03) yang tinggi. Gabungan kedua senyawa ini membuat bata merah menjadi kuat dan kokoh, jika terjadi sebaliknya maka bata merah yang dihasilkan menjadi sangat rapuh dan mudah patah. Suatu bangunan dapat berdiri kokoh dan tahan lama jika pondasi suatu bangunan di buat dengan bahan yang mempunyai kualitas yang tinggi jika dibandingkan dengan kualitas bahan bangunan yang ada di atasnya.The results of laboratory analysis prove that in ancient times, the construction of the Gayatri Temple had paid attention to the construction and quality of building raw materials to obtain a temple building that was strong, sturdy and resistant to disturbances due to environmental factors. The strength of the temple building which uses the main material of red brick depends on the quality of the raw material and the technology of its manufacture. The red brick used in the Gayatri temple building contains high silicate (SiO2) and lime (CaC03) compounds. The combination of these two compounds makes the red bricks strong and sturdy, if the opposite happens, the red bricks become very brittle and break easily
SITUS-SITUS ARKEOLOGI SEBAGAI MOTIVASI PENARIK (PULL FACTORS) WISATAWAN LANJUT USIA (SILVER TOURISM) BERKUNJUNG KE PROVINSI BALI
The potential and readiness of archaeological sites as tourist destination, such as attraction, accessibility, amenity, and community acceptability, become important as one of the elderly tourists motivation to visit Bali. This research aims to explore the management strategy of archaeological sites as tourism attraction that is comfortable and secure by keeping the principle of preservation so that it becomes the pull factor for elderly tourists to visit Bali. This research was conducted by using survey method and combined analytical technique of quantitative and qualitative methods. The results of this research show that elderly tourists in Bali give positive value on the diversity of cultural tourism attractions with the activity of visiting archaeological sites as much as 17,89%, museum visit 9,47%, religious or spiritual activity 18,95%, enjoying Balinese people tradition 27,37%, and attending cultural events of Bali 24,21%. Management through zoning system formulation is quiet effective. The availability of various facilities in the development zone could motivate elderly tourists to visit, besides accessibility aspect. Nowadays the management of archaeological sites in Bali have not given much attention to the facilities for elderly tourists and people with disabilities. Potensi dan kesiapan situs-situs arkeologi sebagai destinasi wisata, baik dari atraksi, aksesibilitas, amenitas, maupun penerimaan masyarakat, menjadi penting sebagai salah satu motivasi wisatawan lanjut usia untuk berkunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari strategi pengelolaan situs-situs arkeologi sebagai atraksi wisata budaya yang nyaman dan aman dengan menjaga prinsip pelestarian sehingga menjadi motivasi penarik (pull factor) wisatawan lanjut usia berkunjung ke Bali. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan menggunakan teknik analisis gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan lanjut usia di Bali memberikan nilai positif pada keragaman atraksi wisata budaya dengan aktivitas berkunjung ke situs-situs arkeologi sebesar 17,89%, museum sebesar 9,47%, aktivitas religi atau spritual sebesar 18,95%, tradisi masyarakat Bali sebesar 27,37%, dan pertunjukan budaya Bali sebesar 24,21%. Pengelolaan melalui penataan sistem zoning merupakan upaya yang sangat efektif. Ketersediaan berbagai fasilitas pada zona pengembangan dapat menjadi motivasi wisatawan lanjut usia berkunjung, selain dari segi aksesibilitas. Pengelolaan situs-situs arkeologi di Bali saat ini belum banyak memberikan fasilitas khusus untuk kebutuhan wisatawan lanjut usia dan penyandang disabilitas
SUMBER DAYA ARKEOLOGI KAWASAN KINTAMANI SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN PARIWISATA DAN KOTA PUSAKA DI KABUPATEN BANGLI
Archaeological resources found scattered in the area of Kintamani are tangible cultural heritage which was passed down from generation to generation. These resources are largely derived from prehistoric time especially megalithic tradition and associated with respect to the ancestors. These resources can be a regional asset that can be managed effectively as the capital of tourism development and heritage city. It aims to bring their present value but still pay attention to preservation aspects. The data were collected through observation, completed with interview and literature study. Then, it was analysed descriptive-qualitatively. Kintamani has large potential of archaeological resources which most of them are stored in temples. Management strategies that can be applied namely empowering local communities by involving them directly as the subject of planning, involving various stakeholders, and support from the legal source. The management system must be sustainable in both socio-cultural and economic.Sumber daya arkeologi yang ditemukan tersebar di kawasan Kintamani merupakan warisan budaya tangible yang diwariskan secara turun temurun. Sumber daya ini sebagian besar berasal dari masa prasejarah khususnya megalitik yang berkaitan dengan penghormatan kepada leluhur. Tinggalan budaya ini merupakan aset daerah yang dapat dikelola secara efektif sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka yang bertujuan untuk memunculkan nilai kekiniannya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pelestarian. Aset tersebut digali dengan observasi langsung yang dilengkapi dengan wawancara, serta ditunjang dengan studi pustaka, kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Kawasan Kintamani mempunyai potensi sumber daya arkeologi yang cukup banyak dan sebagian besar disimpan di lingkungan pura. Strategi pengelolaan yang dapat diterapkan yaitu harus memberdayakan potensi masyarakat lokal, dengan melibatkannya secara langsung sebagai subyek dari perencanaan, pemangku kepentingan, dan dukungan sumber hukum. Sistem pengelolaan tersebut harus berkesinambungan, baik secara sosial budaya maupun ekonomi
Pemanfaatan Tanah Liat Bakar pada Situs Blandongan dan Candi Jiwa, di Kompleks Situs Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat (Studi Bahan Baku Berdasarkan Analisis Laboratorium
ABSTRACT. The use of Baked Clay at the of Blandongan and Jiwa Temples at Batujaya Temple Complex, Karawang Regency,West Java Province: Study on Row Material of Artifacts Based on Laboratory Analyses. The site of Batujaya, which is located at at the Segaran Village, Batujaya District, Karawang Regency, West Java Province, is a complex of temples (candies) that use clay from the surrounding environment as their main raw material. The people of Batujaya have mastered the technology of brick-making to build the temples and pottery making. This is proven by the fact that almost all of the 14 candis used baked clay and by the abundance of pottery found around the temple complex, both intact and fragmented ones. Result of laboratory analyses on some pottery samples from this site show physical characteristics and compositions of chemical elements, which are varied in terms of hardness, specific gravity, porosity, water absorption, and baking temperature. The quality of the pottery is also varied, depending on the condition of the raw material and the level of technological mastery of the potters. ABSTRAK. Situs Batujaya yang terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Kerawang, Provinsi Jawa Barat, merupakan sebuah kompleks percandian yang memanfaatkan tanah liat di sekitarnya sebagai bahan utama pembuatannya. Masyarakat pendukung kompleks percandian ini sudah mengenal teknologi pengolahan tanah liat menjadi bata untuk bahan pembuatan candi dan teknologi pembuatan wadah-wadah dari tanah liat bakar. Hal ini dibuktikan dengan hampir seluruh unur (14 buah) candi mempergunakan bahan bata dan banyaknya temuan tembikar disekitar kompleks percandian, baik dalam keadaan utuh maupun dalam pecahan. Hasil analisis laboratorium terhadap beberapa sampel tembikar dari situs ini memperlihatkan sifat-sifat fisik dan komposisi unsur kimia yang sangat bervariasi dalam kekerasan, berat jenis, porositas, serapan air, dan suhu pembakaran. Kualitas tembikar juga sangat bervariasi, dipengaruhi oleh kondisi bahan baku dan tingkat penguasaan teknologi pembuatannya