18 research outputs found

    ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENINGKATAN BIAYA KONSTRUKSI PROYEK DI KOTA DENPASAR PADA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Kajian disasarkan pada perusahaan kontraktor dengan katagori M (sedang) yang berlokasi di Denpasar serta pernah melaksanakan n proyek konstruksi  selama masa pembatasan sosial karena mengantisipasi penularan virus Covid-19. Data yang telah terkumpul didapat dari penyebaran kuisioner secara daring. Hasil survei kuesioner mengumpulkan 15 responden dari kontraktor kelas M. Data yang telah diperoleh dianalisa dengan analisa statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian memaparkan bahwa faktor yang paling mendominasi terjadinya peningkatan biaya pada proyek pembangunan konstruksi di Denpasar adalah peningkatan biaya riil proyek akibat pandemi Covid-19, perbedan harga riil pada masa penyebaran virus tersebut dan harga yang disetujui dalam diawal sebelum perencanaan ditetapkan. Sebelum adanya pandemi Covid-19, ketersediaan material yang terbatas akibat layanan produksi yang terbatas selama masa pandemi Covid-19, dan harga material yang mengalami kenaikan alhasil pandemi Covid-19

    ANALISA PERBANDINGAN KOEFISIEN PEKERJAAN GALIAN PONDASI DENGAN KOEFISIEN PERMEN PUPR 2022 (Studi Kasus : Patung Wisnu Murti Kediri, Tabanan, Bali)

    Get PDF
    Dari tahun ke tahun koefisien harga satuan suatu pekerjaan konstruksi akan selalu mengalami perubahan (naik atau turun), ini dikarenakan adanya pengaruh perkembangan Teknologi di dalam konstruksi dan perubahan harga alat. Salah satu contoh perkembangan teknologi dalam suatu proyek iyalah penggunaan Alat Berat dalam proses penggalian tanah baik galian untuk pondasi, galian kolam renang dan galian lainnya. Alat berat juga membantu proses meratakan, memadatkan dan menimbun tanah. Penggunaan alat berat ini akan meperngaruhi biaya bahan, alat dan tenaga kerja yang digunakan atau yang diperlukan saat proses penggalian. Selain itu koefisien juga sangat berpengaruh terhadap Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). Karena hal itu, maka perlu diadakannya Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) dalam memperhitungkan biaya dari suatu pekerjaan konstruksi tertentu, mulai dari kebutuhan biaya bahan, alat dan tenaga kerja yang diperlukan. Koefisien pekerjaan konstruksi sudah diatur didalam PERMEN-PUPR 2022, namun masih perlu dilakukan Analisa perbandingan antara peraturan yang ada dengan kondisi langsung dilapangan. Berdasarkan Hasil hitungan dan pengamatan dilapangan maka diperoleh Harga Satuan Pekerja untuk galian tanah biasa berdasarkan data lapangan dengan menggunakan bantuan alat berat Exavator adalah Rp. 9.342,28. Harga menurut hasil dari perhitungan PERMEN-PUPR 2022 didapat sebesar Rp. 11.424,90. Hasil perhitungan PERMEN - UPR 2022 mendapatkan harga yang lebih tinggi dibandingkan pengamatan langsung dilapangan

    PKM BUDIDAYA LEBAH KELE KELE DI DESA SIBANG KAJA KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG BALI

    Get PDF
    Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)  melalui budidaya lebah madu kele-kele yang berlokasi di Desa Sibang Kaja melibatkan partisipasi mitra kelompok “Blumbung Sari”. Desa Sibang Kaja memiliki potensi sumber daya alam untuk lebah madu berupa ketersediaan bunga dan buah sebagai vegetasi dan pakan lebah. Selain itu, sudah ada kelompok peternak madu kele-kele “Blumbung Sari” yang memiliki anggota 21 orang di lokasi mitra tersebut. Adapun tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dari anggota kelompok ternak yang ada, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lebah madu kele-kele yang telah dimiliki oleh masing-masing anggota. Metode pelaksanaan kegiatan yang diawali dengan survey awal, perencanaan, persiapan kegiatan, penyuluhan, pendampingan hingga monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ini berdampak positif, hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi aktif dari peserta penyuluhan, dan adanya kenaikan hasil pre-test dan post-test dengan rata rata 85%

    ANALISIS KINERJA LALU LINTAS PADA BUNDARAN SIMPANG TOL - BANDARA NGURAH RAI TUBAN, BALI

    Get PDF
    Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai merupakan bundaran tak bersinyal dengan 4 (empat) lengan. Bundaran tersebut melayani arus lalu lintas yang berasal dari dan menuju Patung Ngurah Rai, Nusa Dua, Jalan Tol Bali Mandara dan Bandara Ngurah Rai.Beberapa masalah yang terdapat pada bundaran tersebut sering terjadi tundaan. Hal tersebut dikarenakan terjadinya mix traffic karena seluruh jenis kendaraan tanpa terkecuali yang membuka peluang terjadinya kemacetan, kemudian juga tingkat pemahaman pengemudi yang tidak sama tentang aturan yang berlaku di bundaran tak bersinyal yang selalu berebut masuk ke bagian jalinan (circulating flow) yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada bundaran. Pada penelitian ini akan dianalisa tingkat pelayanan kinerja Bundaran Simpang Tol – Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali bila ditinjau dari segi besaran nilai derajat kejenuhan (DS, Degree of Saturation). Metode penelitian mencakup langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir.Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis kinerja pada bundaran diawali dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan (data primer dan data sekunder).Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil survey di lapangan. Survey data primer yang akan dilakukan adalah survai Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) pada masing-masing lengan bundaran dan survey hambatan samping. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari hasil survey di lapangan namun dapat diperoleh dari pemerintah atau instansi yang terkait sebagai penunjang data (pelengkap). Data tersebut diantaranya : kondisi geometrik jalan, geometrik bundaran dan ukuran kota. Proses analisa data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan untuk perhitungan telah terkumpul. Adapun proses analisa tersebut sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Analisa yang dilakukan untuk mendapatkan nilai Kapasitas Bundaran, besarnya Derajat Kejenuhan DS (Degree of Saturation) dan menentukan Tingkat Pelayanan Bundaran (Level of Service). Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan kinerja Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali dengan besaran nilai derajat kejenuhan (DS, Degree of Saturation) sebesar 0,676. Bundaran Simpang Tol - Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali pada tahun 2016 termasuk pada tingkat pelayanan C yaitu: akibat dari pertambahan arus lalu lintas maka hambatan terus bertambah, sehingga menimbulkan tundaan atau kemacetan tetapi masih dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pengendara

    PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN 03-1726-2012

    Get PDF
    Indonesia merupakan kawasan dengan kondisi tektonik yang cukup aktif di dunia, karena Indonesia terletak pada jalur Ring Of Fire.Pada beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami gempa bumi di sejumlah wilayah.Kerusakan bangunan dan infrastruktur tetap terjadi padahal bangunan telah didesain ketahanan gempanya dengan mengacu pada SNI 03-1726-2002.Karenahal tersebut maka dilakukan kajian mendalam terhadap percepatan batuan dasar dari gempa yang terjadi.Ternyata percepatan batuan dasar pada gempa aceh tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan percepatan batuan dasar menurut SNI 03-1726-2002, berdasarkan penemuan tersebut menyebabkan peta gempa SNI 03-1726-2002 dinilai sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk di aplikasikan sebagai pedoman perencanaan struktur tahan gempa. Pada landasan fenomena percepatan batuan dasar tersebut dan perkembangan peraturan gempa terkini di dunia seperti ASCE 7-10 dan IBC 2009, maka diperbaharui pedoman ketahanan gempa menjadi SNI 03-1726-2012.Sampai dengan sekarang ini masih ada gedung – gedung dengan perancangan tahan gempa SNI 2002 yang difungsikan untuk umum.Dengan adanya peraturan yang baru, maka perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan kedua peraturan tersebut yaitu SNI 03-1726-2012 dengan SNI 03-1726-2002 yang sebelumnya.Sehingga dapat memberikan hasil konkrit tentang Kelayakan Bangunan yang dirancang menggunakan Peraturan yang lama.Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan perilaku struktur beton bertulang pada bangunan lantai 4yang dibebani beban gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012.Zona wilayah gempa adalah zona kab.Gianyar(denpasar selatan) dengan jenis tanah sedang. Dari hasil analisis dan komparasi dapat disimpulkan beban dipengaruhi oleh faktor respons gempa pada SNI 2002 memiliki faktor respons gempa lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 44,24%. Hasil komparasi analisis gempa statis linier dengan menggunakan analisis statik ekuivalen gaya geser nominal dan simpangan antarlantai SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 21,33% dan 31,78%. Pada analisis gempa dinamis linier dengan menggunakan analisis spektrum respons ragam metode SRSS gaya geser nominal pada arah X(memanjang) pada SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 6,73% sedangkan pada arah Y(memendek) pada SNI 2002 lebih kecil daripada SNI 2012 yaitu 10,54% dan simpangan antarlantai SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 30,15%. Simpangan antarlantai SNI 2002 dengan analisis statis lebih besar daripada analisis dinamis yaitu 18,77%, begitu juga pada simpangan antarlantai SNI 2012 dengan analisis statis lebih besar daripada analisis dinamis yaitu 16,79%. Pada desain tulangan hasil desain tulangan dengan SNI 2002 lebih besar daripada SNI 2012 yaitu 33,22% pada balok dan 41,25% pada kolom

    PENGARUH DAN PERBANDINGAN SERAT IJUK LOKAL BALI DENGAN SERAT IJUK LOMBOK PADA CAMPURAN BETON NORMAL TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH BETON

    Get PDF
    Beton merupakan suatu campuran agregat yang dicampur dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air. Disamping kelebihan beton, beton juga memiliki suatu kekurangan yaitu memiliki kuat tarik yang rendah dan bersifat getas (britlle). Dengan adanya kekurangan beton tersebut, perlu adanya penambahan serat agar mampu meningkatkan kekuatan beton, penelitian ini akan mencoba untuk menggunakan serat yaitu berupa Serat Ijuk Bali dan serat Ijuk Lombok sebagai bahan campuran beton dimana serat Ijuk merupakan serat alami yang dihasilkan dari bahan pohon aren, diharapkan dengan adanya penambahan serat tersebut dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan beton.                Pembuatan campuran beton (Mix Design), menggunakan perhitungan SK SNI T-15-1990-003 tentang “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” pengujian beton ini meliputi kuat tekan dan kuat tarik belah beton, Benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Dengan variasi penambahan serat Ijuk yang ditetapkan sebesar 0%, 2%, 3%, 4% dan 5% dari volume berat semen,  yang akan digunakan pada rencana campuran beton.                Dari hasil pengujian ini menunjukan bahwa penambahan serat Ijuk Bali dan serat Ijuk Lombok dapat meningkatkan kuat tekan beton, peningkatan  yang tertinggi terjadi pada prosentase 2% yaitu sebesar 20.426 MPa terjadi peningkatan sebesar 5.47 % (Ijuk Bali), untuk serat (Ijuk Lombok) terjadi peningkatan nilai kuat tekan sebesar 21.06 MPa terjadi peningkatan sebesar 2.48%, dan di prosentasa 3%, 4%, dan 5% mengalami penurunan nilai kuat tekan. Sedangkan untuk kuat tarik belah mengalami peningkatan di prosentasa 2% yaitu sebesar 1.91 MPa terjadi peningkatan sebesar 11.59 % (Ijuk Bali), dan penambahan serat (Ijuk Lombok) nilai tertinggi terjadi di prosentasa 3% yaitu sebesar 1.91 MPa peningkatan sebesar 11.31 % dari beton normal. Kekuatan optimum penambahan serat Ijuk Bali terjadi pada prosentasa 2% kuat tarik belah sebesar 1.91 MPa dan kuat tekan 21.06 MPa dan penambahan serat Ijuk Lombok nilai optimum kadar serat 3% dengan nilai kuat tarik belah yang sama sebesar 1.91 MPa

    ANALISIS STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1726-2002 DAN SNI 1726-2012 PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PENELITIAN PERIKANAN TUNA DENPASAR – BALI

    Get PDF
    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki intensitas tinggi terhadap kejadian gempa bumi. Indonesia memiliki peraturan yang mengatur tentang tata cara perencanaan ketahanan terhadap gempa, yaitu SNI 1726-2002. Namun setelah 10 tahun, tata cara ini dirubah dengan peraturan baru yang termuat dalam SNI 1726-2012. Gedung Kantor Penelitian Perikanan Tuna yang terletak di kota Denpasar merupakan struktur gedung yang direncanakan sebagai struktur baja pada kondisi tanah lunak. Tugas Akhir ini bertujuan untuk melakukan perbandingan antara kedua tata cara tersebut ditinjau dari perubahan gaya geser dasar seismik serta perubahan besarnya gaya dalam pada elemen struktur. Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan program ETABS 2013 versi 13.1.1 dalam melakukan anlisis. Hasil analisis dinamik, gaya geser dasar arah-X SNI 1726-2002 lebih besar 40,23% daripada gaya geser dasar arah-X SNI 1726-2012. Gaya geser dasar arah-Y SNI 1726-2002 lebih besar 37,99% daripada SNI 1726-2012. Hasil komparasi nilai simpangan antar lantai arah-X dan arah-Y SNI 1726-2002 lebih besar rata-rata 51,71% daripada SNI 1726-2012. Analisis momen dan gaya geser maksimum SNI 1726-2002 lebih besar dibandingkan SNI 1726-2012. Sebanyak 69,17% memiliki nilai momen maksimun lebih besar dan sebanyak 75,19% memiliki nilai gaya geser maksimum lebih besar. Sedangkan sebanyak 30,83% memiliki nilai momen maksimum yang sama dan sebanyak 24,81% memiliki nilai gaya geser maksimum yang sama. Pada penelitian ini struktur baja dibangun dengan Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) pada kondisi tanah lunak dan wilayah gempa 5 berdasarkan SNI 1726-2002, masih aman dan memenuhi syarat jika di analisis ulang berdasarkan SNI 1726-2012

    ANALISIS PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING

    Get PDF
    Penjadwalan proyek merupakan suatu hal yang sangan krusial bagi keberlangsungan suatu pelaksanaan proyek konstruksi. Hal tersebut dikarenakan suatu penjadwalan merupakan suatu hal yang menentukan mulai dan beraksirnya suatu proyek konstruksi. Suatu penjadwalan yang matang akan berdampak baik bagi keberlangsungan proyek itu sendiri begitupun sebaliknya suatu penjadwalan yang kurang matang akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan suatu proyek. Selain proses penjadwalan suatu proyek produktifitas para pekerja merupakan suatu hal yang teramat penting dalam suatu proyek konstruksi sebab apabila terdapat penuurunan prestasi kerja dari waktu ke waktu akan mengakibatan terjadinya keterlambatan pada proyek yang bersangkutan. Apabila suatu proyek mengalami keterlambatan maka hal tersebut harus diantisipasi dengan melakukan suat percepatan pekerjaan guna meminimalisis terjadinya keterlambatan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam analisis suatu percepatan proyek dapat digunakan metode crashing. Metode crashing yaitu metode yang digunakan untuk mereduksi waktu pekerjaan. Proyek pembangunan Ruang Rawat Bedah RSUD Kabupaten Klungkung merupakan salah satu proyek yang mengalami keterlambatan sebesar -2,724 % yang diakibatkan oleh terhambatnya pekerjaan pondasi bored pile. Dari hasil analisis didapatkan alternatif dengan penambahan jumlah tenaga dan penambahan waktu pekerjaan. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa berdasarkan hasil analisis penambahan jumlah tenaga kerja sebesar 70 % maaka akan dapat memangkas waktu pelaksanaan selama 15 hari dengan jumlah pembayaran sebesar Rp. 18.750.000,00 sedangkan dengan penambahan jam kerja lembur akan dapat memangkas waktu pelaksanaan selama 10 hari dengan jumlah pembayaran sebesar Rp. 30.800.000,00

    PENGARUH PENAMBAHAN ADMIXTURE ADHESIVE MANUFACTURER 78 (AM 78) TERHADAP KUAT TEKAN BETON

    Get PDF
    Kuat tekan beton yang tinggi merupakan salah satu parameter utama pada beton. Dalam beton salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan adalah bahan tambah (admixture). Dengan ini dilakukan penelitian terhadap bahan tambah admixture AM 78, yang mana nantinya tujuannya mengetahui pengaruh bahan tambah admixture AM 78 terhadap kuat tekan beton yang diuji pada umur 21 hari dan dikonversikan ke umur 28 hari. Penelitian ini menggunakan material berasal dari Karangasem, Semen Portland Tipe I dan Admixture AM 78. Metode perencanaan beton yang digunakan menurut SNI 03–2834-2000. Persentase penambahan admixture AM 78 yang digunakan adalah 0%, 0,5%, 1%, 1,2% dan 1,5% terhadap berat semen dengan pengurangan air 15%. Benda uji dibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Ngurah Rai. Penambahan admixture AM 78 pada penelitian ini dapat meningkatkan kuat tekan beton yang melebihi mutu beton rencana fc’= 20 MPa yaitu pada 0,5% dengan kuat tekan betonnya 20,66 MPa, 1% dengan kuat tekan betonnya 22,65 MPa, 1,2% dengan kuat tekan betonnya 23,24 MPa dan 1,5% dengan kuat tekan betonnya 26,82 MPa

    Influence Substitution of Tabas Stone Waste which Coated Polyester Resin to Concrete Compressive Strength

    Get PDF
    The need for the use of concrete raw materials is increasing in line with the increase in the use of concrete in construction. The availability of concrete raw materials is dominated by the exploitation of natural resources, namely components of cement, sand and crushed stone or gravel. If the availability of this material is exploited in excess, it will have an impact on environmental damage. On the other hand, many stone crafts for decoration and building ornaments in Bali also utilize tabas stone which is also exploited from nature, where the processed rock leaves a lot of waste that is disposed of without any wise processing actions. Tabas stone waste management is expected to maximize the utilization of natural resources and also reduce environmental pollution caused by the disposal of tabas stone waste that is not managed properly. This research is expected to provide an alternative to maximize the use of tabas waste as a partial substitution of crushed stone or gravel as coarse aggregate in concrete mixtures. The porous structure of tabas stone and the high level of water absorption in the concrete mix can reduce the compressive strength of the concrete. Steps to reduce water absorption in tabas stone are carried out by maximally closing the pores using a polyester resin coating. The study was carried out by making normal concrete mixture objects according to SNI 03-2834-2000. The percentage of substitution of crushed stone with waste stone that is coated with polyester resin is 0%, 25%, 50%, 75%, 100% of the required weight of coarse aggregate. The compressive strength of the concrete will be tested at the age of 7 and 28 days using a cylindrical specimen measuring 150x300mm. Test results in the laboratory showed that the coating of tabas stone using polyester resin was able to reduce the level of water absorption from 9.96% to 3.24% or 67.5% compared to tabas stone that was not coated with polyester resin. The optimum compressive strength of coarse aggregate substitution using tabas was obtained at variations of 50% crushed stone 50% tabas stone at the age of 7 days and 28 days, respectively, reaching 15.06 MPa and 21.55 MPa
    corecore