8 research outputs found

    Inovasi Pupuk Organik Kotoran Ayam Dan Eceng Gondok Dikombinasi Dengan Bioteknologi Mikoriza Bentuk Granul

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah membuat formula pupuk organik limbah dari campuran kotoran ayam dan eceng gondok sebagai pupuk organik dasar dan memproduksi pupuk organik unggul kombinasi pupuk organik dasar dan pupuk hayati spora CMA dalam kemasan granul. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan analisis laboratorium dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas hara pupuk yang dihasilkan, serta kandungan logam berat. Pupuk secara diskriptif dibandingkan dengan baku mutu pupuk organik menurut SK Mentan 2009. Hasil analisis hara makro dan mikro, serta logam berat pada pupuk organik dasar sudah memenuhi persyaratan baku mutu pupuk organik. Perbanyakan pupuk hayati CMA diperoleh 35 butir spora CMA/gram. Formula pembuatan campuran pupuk organik dasar: 2 kotoran ayam, 1 eceng gondok. Pupuk tersebut ditambah dengan 1 kg inokulum CMA atau pupuk hayati, 0,5 kg clay merah, 0,5 kg fosfat alam, 0,25 kg clay putih; 500 cc air. Hasil analisis hara makro dan mikro, campuran pupuk organik dasar dan hayati yang telah digranul sesuai dengan standar pupuk organik dari SK Mentan 2009. Disimpulkan bahwa campuran pupuk organik dari bahan dasar (kotoran ayam dan gulma air), yang ditambah dengan pupuk hayati dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik. Pupuk granul lebih efisien dan efektif digunakan untuk berbagai campuran dan di lapang. The research objective is to make the formula of organic fertilizer from water weed and chicken poop mixture as the basic organic fertilizer and to produce excellent organic fertilizer from the combination of basic organic fertilizer and biologic CMA spore fertilizer in a granule package. The study was conducted with an experimental method and laboratory analysis to determine the quantity and quality of fertilizer nutrients and heavy metal content that was descriptively compared to the standard organic fertilizer by SK Mentan 2009. The results showed that the quantity and quality of the fertilizer research was appropriate according to the standard quality of organic fertilizer. The propagation of CMA bio fertilizer was obtained from 35 spores /gram. The mixture formula of organic fertilizer was 1 kg of chicken poop, water weed, 0.5 kg of red clay, 0.5 kg of phosphate; 1 kg of inoculum CMA; 0.25 kg of white clay; 500 cc of water. The result of micro and macro nutrients of the fertilizer mixture was appropriate of SK 2009. It can be concluded that the mixture of organic fertilizer (chicken poop and water weed) and biologic fertilizer can be used as an alternative to replace the inorganic fertilizer , while the granule fertilizer was determined efficiently and effectively as the mixture compound

    Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras Ir-36 dan Ir-64 (Air Leri) untuk Pembuaatan Sirup melalui Proses Fermentasi dengan Penambahan Bunga Rosella sebagai Pewarna Alami

    Full text link
    Air leri atau air bekas pencucian beras merupakan salah satu limbah organik yang masih memiliki nilai guna karena mengandung banyak nutrisi yang terlarut di dalamnya. Kandungan nutrisi pada air leri diantaranya karbohidrat berupa pati sebesar 89%-90%, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin B. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji pengaruh penambahan Rhizopus oryzae dengan dosis berbeda pada kadar gula reduksi dan untuk mengkaji pengaruh Penambahan bunga Rosella Sebagai Pewarna Alami dengan dosis yang berbeda pada kualitas sirup. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2012 s/d. Bulan April 2013 di Lab. Biokimia Prodi. Pend. Biologi UMS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 3 faktor perlakuan yaitu: Faktor 1: Jenis air leri (J) dengan 2 taraf perlakuan yakni J1 : air leri dari beras IR 64 dan J2 : air leri dari beras IR 36, Faktor 2: Dosis ragi tempe Rhizopus oryzae (R) dengan 2 taraf perlakuan yakni: R1: Dosis jamur Rhizopus oryzae 3 gram dan R2: Dosis jamur Rhizopus oryzae 7 gram. Faktor 3: Dosis pewarna alami (P) dengan 2 taraf perlakuan yakni : P1 : Pewarna alami (Sari bunga rosella) 25 ml dan P2 : Pewarna alami (Sari bunga rosella) 75 ml. Berdasarkan hasil uji kadar gula reduksi dan uji organoleptik pada sirup dari limbah air leri melalui fermentasi ragi tempe dengan penambahan pewarna alami yang berupa bunga roslla diperoleh hasil rerata gula reduksi tertinggi adalah pada perlakuan J2R2P1 yaitu air leri dari beras Ir 36 dengan penambahan jamurRhizopus oryzae sebesar 7 gram dan menghasilkan gula reduksi sebanyak 9,90 %, sedangkan rerata gula reduksi terendah adalah pada perlakuan J1RIP2 yaitu air leri dari beras Ir 64 dengan penambahan jamur Rhizopus oryzae sebesar 3 gram dan menghasilkan gula reduksi sebanyak 41.82 %. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa warna pada masing-masing perlakuan menunjukkan warna yang tidak menyolok dengan menggunakan pewarna dari bunga rosella. Untuk rasa rata-rata kurang manis sampai agak manis. Sedangkan untuk aroma kebanyakan sesuai dengan bahan pewarna alami yang digunakan. Tekstur dari sirup hasil penelitian kebanyakan kurang kental. Dan daya terima sirup dari bahan dasar air leri tersebut rata- rata agak disukai oleh panelis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dosis ragi mempengaruhi kandungan gula Reduksi yang dihasilkan dalam proses Fermentasi. Pemberian dosis ragi 7 gram menghasilkan lebih banyak gula reduksi dari pada dosis ragi 3 gram. Dari hasil uji Organoleptik Sirup hasil Fermentasi air leri agak disukai oleh masyarakat

    Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo Tahunpelajaran 2011/2012

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran Biologi khususnya pokok materi ekosistem menggunakan pembelajaran model Talking Stick. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti yaitu sebagai pelaku yang memberikan tindakan kelas dengan guru mata pelajaran biologi sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian tindakan yaitu siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo yang berjumlahkan 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan post test. Analisis data yang digunakan dengan teknik deskriptif kualitatif yang terdiri atas tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan banyaknya siswa yang tuntas KKM (≥69) yaitu sebelum adanya tindakan terdapat 7 siswa (20%), pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa (65,8%), dan setelah pelaksanaan siklus II menjadi 31 siswa (88,6%) tuntas. Peningkatan ketuntasan KKM siswa menjadikan rata-rata kelas turut meningkat yaitu dari sebelumnya 55,77 menjadi 73,06 dan meningkat lagi menjadi 74,77. Peningkatan pada aspek afektif dilihat dari hasil penskoran tiap indikator yang menunjukkan peningkatan minat belajar biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketuntasan siswa, yaitu pada siklus I sebanyak 25,7% menjadi 65,7% pada siklus II. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model Talking Stick terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

    Pemanfaatan Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) untuk Pembuatan Kertas melalui Chemical Pulping Menggunakan Naoh dan Na2co3

    Full text link
    Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi dan masih jarang dimanfaatkan selain pakan ternak. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas dari rumput gajah melalui Chemical Pulping (proses Kimia) menggunakan NaOH dan Na2CO3 yang berbeda.2). Untuk mengetahui uji organoleptik kertas dari rumput gajah melalui Chemical Pulping (proses Kimia) menggunakan NaOH dan Na2CO3. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial. Adapun faktor 1: Bahan Kimia (B), B1 : NaOH, B2 : Na2CO3. Dan faktor 2: konsentrasi (K), K1: 10%, K2: 12,5%, K3: 15%., masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan tarik kertas tertinggi pada perlakuan B2K1 (bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10% ) senilai 11,7733 N, ketahanan sobek kertas tertinggi pada perlakuan B2K1 (bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10% ) senilai 11,9500N. Hasil uji organoleptik tekstur kasar pada perlakuan B1K1 dan B2K1 (bahan kimia NaOH dan Na2CO3 dan konsentrasi 10%), kenampakan serat yang perlakuan B1K1 dan B2K1 (bahan kimia NaOH dan Na2CO3 dan konsentrasi 10%), kesukaan secara umum B2 K1 ((bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji organoleptik kertas dari rumput gajah melalui Chemical Pulping (proses Kimia) menggunakan NaOH dan Na2CO3

    The Utilization of Sugarcane Bagasse, Cassava Peels and Corn Husks in Handmade Paper Production

    Full text link
    High demands for trees as the raw material of paper can disrupt the stability of the environment. It is necessary to find alternatives from other materials which are more environmentally friendly. This study aims to determine the quality of paper made from combining sugarcane bagasse with cassava peels or with corn husks using PVAc or tapioca starch adhesives. A completely randomized 2 x 2 factorial design with five times replication was used. The parameters tested were the tensile and tear resistance of the paper using a micrometer and a universal testing machine. A sensory analysis from panelists was also conducted. The combination of J1P1 produced a paper with the highest tensile strength (11.30 MPa) and the highest tear strength (1.82 MPa). The combination of J2P2 produced a paper with the lowest tensile strength (10.35 MPa) and the lowest tear strength (1.62 MPa). Variance analysis showed that the type of adhesive used showed a significant result on both tensile and tear resistance but material choices and interaction between materials and adhesive choices was not significantly different from the result on both tensile and tear resistance. Sensory testing shows that the combination of J1P1 was preferred the most. It can be concluded that the combination of J1P1 appeared to be the best combination
    corecore