6 research outputs found

    Ekspresi CD44 dan ALDH1 (Penanda Sel Punca Kanker) sebagai Prediktor Respons Kemoterapi Neoadjuvant Cisplatin pada Kanker Serviks Uteri Stadium IIB

    Get PDF
    Giving neoadjuvant chemotherapy allows stage IIB cervical cancer having surgery with a chance of avoiding radiotherapy. Giving neoadjuvant chemotherapy in several studies produces varied responsses. The method for predicting whether a cervical cancer patient experiences responsse of treatment in neoadjuvant chemotherapy becomes important thing, considering the side effects of chemotherapy, time, and cost. Sub-population of cells called Cancer Stem Cells (CSC) is something which is alleged to be responssible for cancer growth, recurrence and the process of resistance to chemotherapy and radiation. Some researchers proved that this occurrence is due to the cancer stem cell which is surviving after chemotherapy. The presence of cervical cancer stem cells is shown by CD44 and ALDH1. This research proves there is connection between the expression of CD44 and ALDH1 as a marker of cancer stem cells with cisplatin neoadjuvant chemotherapy responsse and correlation in the increasing of expression of CD44 and ALDH1 (a marker of cancer stem cells) against cisplatin neoadjuvant chemotherapy resistance in cervical cancer stage IIB. Design observational analytic form prospectively study with total samples 30 patient cervical cancer IIB from December 2016 until May 2017. Clinical and MRI examination and cervical biopsy to immunohistochemistry examination for CD44 and ALDH1. Administration of neoadjuvant chemotherapy (NAC) cisplatin 50 mg/m2 4 times everyweek. After 2–3 weeks after last NAC, repeat to MRI examination. Assesment responsse therapy with RECIST criteria. Chemotherapy responsse obtained Partial Responsse (PR) 12 pts (40%), Stable Dissease (SD) 12 pts (40%), and Progressive Dissease (PD) 6 pts (20%). There is Relationship Strong Negative Correlation Expression CD44 with chemotherapy responsse (Spearman test rs= - 0.903 and p= 0.000); analysis ROC curve obtained cut off 37.00 and 76.00 with accuration 86,67%. Also there is Relationship Strong Negative Correlation Expression ALDH1 with chemotherapy responsse (Spearman test rs= - 0.893 and p= 0.000); analysis ROC curve obtained cut off 55.00 and 94.00 with accuration 93.33%. Analysis with Spearman there is Strong Correlation between CD44 with ALDH1 (rs= 0.907 and p=0.000). And ALDH1 is more better predictor than CD44 to predict chemoterapy responsse (beta coeficient CD44 = -0.389, ALDH1= -0.551). CD44 and ALDH1 expression can be used a predictor of responsse to neoadjuvant chemotherapy cisplatin in patient with cervical cancer IIB; and ALDH1 more better as predictor than CD44

    Ekspresi Heat Shock Protein 70 (HSP70) Dan Caspase-3 Sebagai Prediktor Terhadap Operabilitas Kanker Serviks Stadium IIB Setelah Mendapat Kemoterapi Neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspresi HSP70 dan Caspase-3 terhadap keberhasilan operabilitas kanker serviks stadium IIB setelah pemberian kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin 3 seri. Metode: ekspresi HSP70 dan caspase-3 diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inklusi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, mulai Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi penderita yang telah dilakukan evaluasi keberhasilan terapi (operabilitas) pasca-kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin sebanyak 3 seri berturut-turut, dengan interval pemberian 3 minggu. Evaluasi keberhasilan terapi (operabilitas) tidak mengikuti kriteria respons terapi berdasarkan RECIST (Response Evaluation Criteria in Solid Tumours). Waktu pemeriksaan 3 4 minggu setelah pemberian kemoterapi yang terakhir. Operabilitas tumor, yaitu kondisi klinis kanker serviks di mana pada pemeriksaan dalam vagina (vaginal toucher/VT) dan pemeriksaan dalam rektum oleh tim ginekologi onkologi setelah penderita mendapatkan kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin 3 seri dinyatakan bahwa pada parametrium secara klinis tidak didapatkan infiltrasi tumor. Jenis dan bentuk penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, studi case control pada penderita kanker serviks IIB yang mendapat kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin sebanyak 3 kali dengan interval pemberian kemoterapi 3 minggu.Hubungan antara ekspresi HSP70 dan caspase-3 dengan operabilitas post-kemoterapi neoajuvant Paclitaxel-Carboplatin dianalisis dengan regresi logistik. Ekspresi HSP70 negatif dan HSP70 positif mempunyai jumlah total yang sama, yaitu 20 orang (50%), masing-masing 9 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara HSP70 dengan operabilitas ( p = 1 ), dengan OR = 1,00 ( 95%CI : 0,28-3,47 ). Ekspresi caspase-3 positif sebanyak 24 orang (60,0%), masing-masing 13 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Pada ekspresi Caspase-3 negatif, sebanyak 16 orang (40,0%), masing-masing 5 orang pada kelompok operabel dan 11 orang pada kelompok inoperabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara ekspresi caspase-3 dengan operabilitas ( p = 0,154 ), dengan OR = 0,06 ( 95%CI : 0,69-9,81). Kombinasi antara ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-), sebanyak 8 orang (20%), masing-masing 2 orang pada kelompok operabel dan 6 orang pada kelompok inoperabel. Sedangkan pada kelompok selain kombinasi antara ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-) sebanyak 32 orang (80%), masing-masing 16 orang pada kelompok inoperabel dan 16 orang pada kelompok operabel. Tidak ada perbedaan yang bermakna hubungan antara kombinasi ekspresi HSP70 (+) dan ekspresi caspase-3 (-) dengan operabilitas ( p = 0,217 ), dengan OR = 3,0 ( 95 % CI : 0,525-17,159).Kesimpulan: ekspresi HSP70 dan caspase-3 tidak dapat dijadikan sebagai prediktor operabilitas pada kanker serviks stadium IIB yang mendapatkan neoajuvant kemoterapi Paclitaxel-Carboplatin

    Ekspresi P53 Mutan Dan Caspase 3 Sebagai Faktor Prediksi Terhadap Operabilitas Kanker Serviks IIB Setelah Mendapat Kemoterapi Neoajuvan

    Get PDF
    Tujuan: untuk mengetahui ekspresicaspase3 dan p53 mutan dalam memprediksi respons operabilitas (pra-operatif) pada penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvanpaclitaxel-platinum.Metode: ekspresicaspase3 dan p53 mutan diperiksa dengan pengecatan immunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inklusi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya mulai bulan Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan rejimen kemoterapi neoajuvanpaclitaxel-platinum(cisplatin 75 mg/m2 atau carboplatin AUC 5 paclitaxel175 mg/m2) sebanyak tiga seri berturut-turut 3 mingguan dan telah dilakukan evaluasi operabilitasnya pasca-kemoterapi neoajuvan yang dilakukan sebelum operasi, 3 minggu sampai 4 minggu setelah kemoterapi yang terakhir. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan studi kasus kontrol.Hasil: hubungan antara ekspresi p53 mutan dancaspase3 dengan operabilitas post kemoterapi neoajuvanpaclitaxel-platinumdianalisis dengan uji regresi logistik sederhana. Dari penelitian ini didapatkan sejumlah 22 (55%) pasien kanker serviks IIB yang mendapat kemoterapi neoajuvan memberikan responsinoperabledan 18 (45%) pasien memberikan respons operabel. Ekspresi p53 mutan terbanyak menunjukkan hasil ekspresi negatif, dengan rentang skor 0-1, yaitu sebanyak 33 (82,5%) penderita. Ekspresi positif didapatkan pada 7 (17,5 %) penderita, dan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p 0,48; OR: 0,55 (CI 95%:0,11-2,87)). Jumlah ekspresicaspase3 yang positif dan negatif menunjukkan jumlah yang sama besarnya baik pada luaran inoperabel maupun operabel, yaitu masing-masing 13 (72,2%) dan 11 (50,0%); dengan p=0,158, OR:2,60(CI 95%:0,69-9,81).Kesimpulan: ekspresicaspase3 dan p53 mutan tidak dapat memprediksi respons operabilitas pada pasien kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvanpaclitaxel-platinum

    Cleaved Caspase-3 Sebagai Uji Apoptosis Pada Kanker Serviks IIB Tipe Sel Skuamosa Yang Mendapat Kemoterapi Neoadjuvan Cisplatin

    Get PDF
    Tujuan: mencari peningkatan ekspresi cleaved caspase-3 pada pasien kanker serviks IIB tipe sel skuamosa sesudah pemberian kemoterapi neoadjuvan cisplatin dan mencari kapan waktu yang tepat untuk mendeteksi apoptosis menggunakan cleaved caspase-3. Bahan dan Metode: Jenis penelitian analitik observasional berpasangan. Dilakukan pada penderita kanker serviks IIB tipe sel skuamosa berdasarkan kriteria FIGO yang berobat di POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014. Sebelum dilakukan terapi semua penderita diambil biopsi serviks. Kemudian penderita diberikan cisplatin 50mg/m2/minggu Diambil biopsi serviks setelah diberikan kemoterapi ke 1 dan ke 4 (maksimal 8 jam setelah kemoterapi, sampel kedua). Sampel diperiksakan imunohistokimia cleaved caspase 3. Dilakukan penghitungan ekspresi cleaved caspase 3 di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x pada 10 lapang pandang. Pengujian statistik dilakukan dengan nilai kemaknaan p<0,05.Hasil: Rata-rata ekspresi cleaved caspase 3 sebelum kemoterapi adalah 1,46± 1,854. Setelah kemoterapi ke 1 didapatkan rata- rata 10,77± 3,655.Setelah kemoterapi ke 4 didapatkan rata- rata 12,77± 5,703. Pada pemeriksaan didapatkan ekspresi cleaved caspase 3 setelah pemberian kemoterapi lebih meningkat dibandingkan sebelum pemberian kemoterapi (p<0,01), sedangkan ekspresi cleaved caspase 3 setelah kemoterapi ke 1 dan ke 4 tidak didapat-kan perbedaan bermakna (p=0,882).Simpulan: Pemberian kemoterapi terbukti memberikan efek peningkatan ekspresi cleaved caspase-3. Sehingga cleaved caaspase-3 dapat dijadikan sebagai salah satu uji apoptosis pada efek kemoterapi terhadap sel kanker

    Effects of Curcumin on Vascular Endothelial Growth Factor Expression on Rattus Norvegicus Cervical Cancer Xenograft Model

    Get PDF
    Objective: To analyze the effect of curcumin in VEGF expression on Rattus norvegicus cervical cancer cell xenograft model.Methods: An experimental study with randomized post test only control group design. The subjects were Rattus norvegicus (Sprague Dawley), inoculated with He-la cervical cancer cells from American Type Culture Collection (ATCC) processed in stem cell laboratory Institute of Tropical Disease (ITD) Airlangga University. 5x106 of He-La cells were injected subcutaneously in dorsal flank area of Rattus norvegicus. After 30 days of observation we performed histopathological examination of xenograft tissue and randomized into 2 groups which were given curcumin orally 1000 mg/kg (curcumin group) vs. no therapy (control group). After another 30 days the xenograft tissue was dissected and underwent immunochemistry examination for VEGF expression.Results: 32 samples of Rattus norvegicus were divided into 2 groups, In curcumin group the VEGF median expression was 2,2 (0,3-7,6) and in control group the VEGF median expression was 6,6 (1,2-12). There was a statistically significant difference with p value =0,009 with Mann Whitney test (p<0,05).Conclusion: VEGF expression in Rattus norvegicus xenograft model of cervical cancer was suppressed by giving Curcumin 1000 mg/kgBB orally
    corecore