24 research outputs found

    IMPLEMENTATION OF E-LEARNING IN LEARNING SCIENCE IN SCHOOL USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) INOVATION IN EDUCATION

    Get PDF
    In general, e-learning can be defined as learning that utilize or apply the information and communication technology. E-learning is learning activities that use the internet which can be combined with face to face activities in educational institutions. This research was conducted by finding secondary data that the study of literature consisting of journals scientific work and research, books, and online articles on the internet. Implementation of e-learning using the Technology Acceptance Model (TAM), which describes the results obtained are significant factors affecting user acceptance (learners). Users (students or teachers) who already understand the ease of use of the e-learning system and the benefits of using it, it will have the intention and willingness to use e-learning system. The existence of an understanding of the benefits of using strongly influenced by factors outside the organization that electronic teaching materials owned by the e-learning system. Models form the acceptance of a new information technology, the e-learning system that is applied to the sample users, namely euros (relevance of e-resource to the learning needs and accessibility of e-resources in use) and ID (visibility of usage, personal development of computer technology, experience on the use of computers, and knowledge of teaching materials) as a latent factor outside or external factor. PEOU (easiness to learn / understand, easy to use, and frequency of use in teaching), PU (ease to improve learning skills, enhance the effectiveness of learning, address the needs of learning, increase learning achievement, improve the efficiency of learning, and enable the development of ways of learning ), ITU (additional software/plugin support, motivation to continue to use in learning, and motivate other users) and ASU (long usage in learning and satisfaction in the use of learning) as an inside factor or the internal factor

    DEVELOPMENT OF Lesson MATERIALS FOOD CHEMISTRY BASED ON WEB

    Get PDF
    Food Chemistry is one of the elective courses in Chemistry Education Program of University of Palangka Raya. Development of food chemistry materials based on web as an effort to utilize the available computer and internet facilities. One of the advantages of teaching materials based on web is to make it easy for students to access the learning materials after classroom learning. Utilization of computer technology and internet as media development of web-based teaching materials in Chemistry Education Program of University of Palangka Raya is expected to improve the quality of learning. For lecturers and students can provide easiness in the archiving of teaching materials, easy access to open the archives of teaching materials, the ease of doing improvements in teaching materials and ease in the updating of teaching materials. The method of developing food chemistry materials based on web used is the Educational Research and Development method, which is abbreviated as R & D. Gall et al. (2003) states R & D is a process used to develop and validate educational products. This development uses research methods and development of 3D models, namely Define, Design, and Develop, modification 4D Thiagarajan model. In the study conducted a limited-scale trial. Food chemistry materials based on web in the form of learning websites with the address www.kimiakesehatan.blogspot.co.id worthy to be used as a medium of teaching materials in Chemical Education Study Program of University of Palangka Raya

    Pengaruh Pemberian Latihan Soal Terstruktur Setelah Pembelajaran Langsung Terhadap Pemahaman Konsep Ikatan Ion Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep Ikatan ion pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian non ekuivalen pretest-posttest control group design dan melibatkan sebanyak 72 siswa dari dua kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas X IPA-2 (kelas eksperimen) sebanyak 36 orang siswa dan siswa kelas X IPA-4 (kelas kontrol) sebanyak 36 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pemahaman konsep (tes I dan tes II), latihan soal terstruktur, dan latihan soal tak terstruktur. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur dan latihan soal tak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “pemberian latihan soal terstruktur berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa tentang ikatan ion setelah pembelajaran langsung pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019”

    Dimensi Pengetahuan Dan Tingkat Berpikir Pada Pembelajaran Kimia

    Get PDF
    The knowledge intended in the 2013 curriculum can be divided into 4 (four) dimensions of knowledge. Dimensions of knowledge include factual knowledge, conceptual knowledge, procedural knowledge and metacognitive knowledge. The purpose of this study is to discuss the dimensions of knowledge and the level of thinking in learning chemistry. The cognitive process in learning chemistry in high school is strived for students to be able to reach the level of critical thinking and be able to solve chemical problems that require critical thinking. Students who think critically in solving chemical problems are those who can apply procedural knowledge and metacognitive knowledge in solving certain chemical problems based on certain situations presented to them correctly and can show the key to solving problems. Critical thinking is a basic ability for the development of knowledge in learning chemistry. Students who get various concepts and contexts of chemical problems are expected to be able to successfully recognize paradoxes and solve chemical problems with their knowledge.Pengetahuan yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013 dapat dibedakan menjadi 4 (empat) dimensi pengetahuan. Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Tujuan penelitian ini untuk membahas dimensi pengetahuan dan tingkat berpikir pada pembelajaran kimia. Proses kognitif pada pembelajaran kimia di SMA diupayakan agar peserta didik mampu mencapai tingkat berpikir kritis dan mampu menyelesaikan soal-soal kimia yang memerlukan berpikir kritis. Peserta didik yang berpikir kritis dalam menyelesaikan soal-soa kimia adalah mereka yang dapat menerapkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif dalam penyelesaian soal kimia tertentu berdasarkan pada situasi tertentu yang disajikan kepadanya dengan tepat dan dapat menunjukkan kunci penyelesaian soal. Berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk pengembangan pengetahuan dalam pembelajaran kimia. Peserta didik yang mendapatkan berbagai konsep dan konteks soal-soal kimia diharapkan dapat berhasil mengenali paradoks dan menyelesaikan soal-soal kimia dengan pengetahuannya

    Pengembangan Bahan Ajar Kimia Bahan Makanan Berbasis Web

    Get PDF
    Kimia bahan makanan adalah salah satu  mata kuliah pilihan di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya. Pengembangan bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web sebagai upaya memanfaatkan fasilitas komputer dan internet yang tersedia. Salah satu kelebihan bahan ajar berbasis web adalah memberi kemudahan bagi mahasiswa mengakses kembali bahan ajar setelah pembelajaran di kelas. Pemanfaatan teknologi komputer dan internet sebagai media pengembangan bahan ajar berbasis web di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya diharapkan dapat meningktakan kualitas pembelajaran. Bagi dosen dan mahasiswa dapat memberikan kemudahan dalam pengarsipan bahan ajar, kemudahan akses membuka arsip bahan ajar, kemudahan dalam melakukan perbaikan bahan ajar dan kemudahan dalam pembaharuan bahan ajar. Metode pengembangan bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang disingkat dengan R&D. Gall et al. (2003) menyatakan R&D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan model 3D, yaitu Define, Design, dan Develop, modifikasi model 4D Thiagarajan. Pada penelitian dilakukan uji coba skala terbatas. Bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web berupa website pembelajaran dengan alamat www.kimia-kesehatan.blogspot.co.id layak digunakan sebagai media bahan ajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya.Kimia bahan makanan adalah salah satu  mata kuliah pilihan di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya. Pengembangan bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web sebagai upaya memanfaatkan fasilitas komputer dan internet yang tersedia. Salah satu kelebihan bahan ajar berbasis web adalah memberi kemudahan bagi mahasiswa mengakses kembali bahan ajar setelah pembelajaran di kelas. Pemanfaatan teknologi komputer dan internet sebagai media pengembangan bahan ajar berbasis web di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya diharapkan dapat meningktakan kualitas pembelajaran. Bagi dosen dan mahasiswa dapat memberikan kemudahan dalam pengarsipan bahan ajar, kemudahan akses membuka arsip bahan ajar, kemudahan dalam melakukan perbaikan bahan ajar dan kemudahan dalam pembaharuan bahan ajar. Metode pengembangan bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang disingkat dengan R&D. Gall et al. (2003) menyatakan R&D adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan model 3D, yaitu Define, Design, dan Develop, modifikasi model 4D Thiagarajan. Pada penelitian dilakukan uji coba skala terbatas. Bahan ajar kimia bahan makanan berbasis web berupa website pembelajaran dengan alamat www.kimia-kesehatan.blogspot.co.id layak digunakan sebagai media bahan ajar di Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Palangka Raya

    Pengaruh Pemberian Latihan Soal Terstruktur Setelah Pembelajaran Langsung Terhadap Pemahaman Konsep Ikatan Kovalen Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep Ikatan kovalen pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini melibatkan sebanyak 70 orang siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan berupa soal tes I, soal tes II, latihan soal terstruktur dan latihan soal tak terstruktur. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur pada kelas eksperimen dan latihan soal tak terstruktur pada kelas control. Hasil uji statistik menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%, menunjukkan bahwa latihan soal terstruktur berpengaruh terhadap pemahaman  siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya tentang konsep ikatan kovalen lebih baik dari siswa yang menggunakan latihan soal tak terstruktur

    Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Magnetik Lempung Putih Asal Kalimantan Tengah Sebagai Adsorben Zat Warna Pada Limbah Cair

    Get PDF
    Sintesis, karakterisasi dan uji adsorpsi komposit magnetik lempung putih asal Kalimantan Tengah terhadap warna zat warna pada limbah cair telah dilakukan. Sintesis komposit magnetik lempung putih dilakukan dengan metode kopresipitasi. Karakterisasi komposit magnetik lempung putih dilakukan dengan spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared), XRD (X-ray diffraction) dan VSM (Vibrating sample magnetometer). Uji adsorpsi dilakukan menggunakan sistem batch dengan kajian adsorpsi yang dipelajari meliputi pH optimum, kinetika adsorpsi dan kesetimbangan adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kopresipitasi telah berhasil mengkompositkan oksida besi fasa magnetit pada lempung putih asal Kalimantan Tengah dengan nilai magnetisasi sebesar 21,38 emu/g. Lempung putih, lempung putih teraktivasi dan komposit magnetik lempung putih mampu mengadsorpsi Zat warna pada limbah cair dari dalam larutan dengan adsorpsi maksimal secara berturut-turut terjadi pada pH 3, 3 dan 2. Kajian kinetika dan kesetimbangan adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi Zat warna pada limbah cair oleh ketiga jenis adsorben mengikuti kinetika orde dua semu dengan pola isoterm Langmuir. Komposit magnetik lempung putih asal Kalimantan Tengah mampu meningkatkan kapasitas adsorpsi Zat warna pada limbah cair sampai dengan 2 kali lipatnya dan dapat mempercepat proses pemisahan partikel adsorben dari dalam larutan menggunakan medan magnet eksternal.Sintesis, karakterisasi dan uji adsorpsi komposit magnetik lempung putih asal Kalimantan Tengah terhadap warna zat warna pada limbah cair telah dilakukan. Sintesis komposit magnetik lempung putih dilakukan dengan metode kopresipitasi. Karakterisasi komposit magnetik lempung putih dilakukan dengan spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared), XRD (X-ray diffraction) dan VSM (Vibrating sample magnetometer). Uji adsorpsi dilakukan menggunakan sistem batch dengan kajian adsorpsi yang dipelajari meliputi pH optimum, kinetika adsorpsi dan kesetimbangan adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kopresipitasi telah berhasil mengkompositkan oksida besi fasa magnetit pada lempung putih asal Kalimantan Tengah dengan nilai magnetisasi sebesar 21,38 emu/g. Lempung putih, lempung putih teraktivasi dan komposit magnetik lempung putih mampu mengadsorpsi Zat warna pada limbah cair dari dalam larutan dengan adsorpsi maksimal secara berturut-turut terjadi pada pH 3, 3 dan 2. Kajian kinetika dan kesetimbangan adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi Zat warna pada limbah cair oleh ketiga jenis adsorben mengikuti kinetika orde dua semu dengan pola isoterm Langmuir. Komposit magnetik lempung putih asal Kalimantan Tengah mampu meningkatkan kapasitas adsorpsi Zat warna pada limbah cair sampai dengan 2 kali lipatnya dan dapat mempercepat proses pemisahan partikel adsorben dari dalam larutan menggunakan medan magnet eksternal

    Kualitas Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Buatan Guru Mata Pelajaran Kimia Kelas X IPA SMA Negeri Di Kabupaten Seruyan Pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019

    Get PDF
    Soal yang digunakan pada Penilaian Akhir Semester (PAS) merupakan soal-soal buatan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat kualitas soal Penilaian Akhir Semester (PAS) buatan guru Mata Pelajaran Kimia Kelas X IPA SMA di Kabupaten Seruyan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah soal buatan guru dan jawaban siswa hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) mata pelajaran Kimia kelas X IPA SMA A, kelas X IPA SMA B, dan kelas X IPA SMA C pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah metode dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif berupa logical review dan empirical review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logical review diperoleh tingkat kesesuaian soal dengan kompetensi dasar sebesar 93,3%. Kesesuaian soal dengan aspek materi, konstruksi, dan bahasa pada X IPA rata-rata sebesar 93,29%. Distribusi jenjang ranah kognitif taksonomi Bloom yang terukur pada tiga set soal dari tiga SMA yang berada di Kabupaten Seruyan adalah C1 sebanyak 59 (67%) soal, C2 sebanyak 33 (29,5%) soal, C3 sebanyak 13 (35,5%) soal, C4 sebanyak 0%, C5 sebanyak 0%, dan C6 sebanyak 0%. Analisis secara empirical review menghasilkan data reliabilitas, indeks daya beda, indeks tingkat kesukaran, dan efektifitas distraktor. Berdasarkan aspek-aspek tersebut kualitas soal PAS berdasarkan indeks daya beda, indek tingkat kesukaran dan distraktor diperoleh 79 (60,6%) soal berkualitas baik dan 36 (38,8%) soal berkualitas sangat tidak baik

    Kualitas Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Buatan Guru Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMK Jurusan Teknologi Dan Rekayasa Di Kabupaten Kotawaringin Timur Pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat kualitas soal PAS buatan guru mata pelajaran kimia kelas X SMK Jurusan Teknologi dan Rekayasa di Kabupaten Kotawaringin Timur pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah soal buatan guru dan jawaban siswa hasil ulangan akhir semester. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis logical review dan empirical review. Hasil penelitian analisis logical review tingkat kesesuaian butir soal dengan indikator dalam silabus K13 sebesar 97,48%, dengan aspek materi, konstruksi dan bahasa sebesar 98,72%. Distribusi tingkat kognitif taksonomi bloom 52 (55%) soal kognitif C1, 23 (24%) soal kognitif C2, 17 (18%) soal kognitif C3, 3 (3%) soal tingkat C4, kesesuaian dengan kompetensi dasar sebesar 69,5%. Analisis secara empirical review reliabilitas 0,570 (cukup),  daya beda 75,7% soal baik, tingkat kesukaran butir soal 43,3% kategori sedang dan efektifitas distraktor 76,42% efektif

    Perbedaan Penguasaan Konsep Kerja Larutan Penyangga Hasil Pembelajaran Menggunakan LKS-Induktif Dan LKS-Deduktif Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019

    Get PDF
    Mengacu pada kurikulum 2013, pembelajaran menggunakan LKS adalah salah satu cara guru untuk berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran kimia. Larutan penyangga merupakan pengetahuan konseptual, sehingga LKS dapat dirancang dengan alur berpikir induktif dan deduktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penguasaan siswa pada konsep kerja larutan penyangga hasil pembelajaran menggunakan LKS-induktif dan deduktif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain ‘Pretes-Postes Control Group’. Dua kelompok kelas dipilih sebagai sampel yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling. Satu kelas disebut sebagai kelas induktif yaitu kelas yang diberi perlakuan belajar menggunakan LKS-induktif dan satu kelas disebut sebagai kelas deduktif yaitu kelas yang diberi perlakuan belajar menggunakan LKS-deduktif. Data penguasaan siswa dijaring menggunakan soal tes dalam bentuk soal uraian terbatas. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U Test. Hasil uji Mann Whitney U Test pada taraf signifikasi 5% menggunakan program SPSS versi 25 adalah 0.856 (0.856 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan konsep kerja larutan penyangga hasil pembelajaran menggunakan LKS-induktif dan deduktif pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019
    corecore