359 research outputs found

    PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK DENGAN METODE PIROLISIS MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

    Get PDF
    Masyarakat membakar plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan, padahal sampah plastik jika dibakar akan menghasilkan gas hidrogen sulfida (H2S) yang dapat menjadi racun bagi lingkungan. Sehingga dari itu dibutuhkan solusi untuk menanggulangi jumlah sampah plastik diantaranya dengan mengolah sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif dengan pirolisis. Pirolisis merupakan suatu proses dekomposisi material dengan temperatur tinggi serta tanpa adanya O2. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan volume minyak di dalam sampah plastik berdasarkan jenis plastik yang diteliti serta mengetahui pengaruh suhu terhadap densitas, dan berat abu. Penelitian ini menggunakan dua jenis plastik yaitu jenis LDPE dan plastik campuran yaitu plastik bekas kemasan makanan dan minuman instan dengan massa setiap sampel yaitu 150 g dan perbandingan suhu 350ËšC, 400ËšC, 450ËšC. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan suhu terhadap densitas pada plastik LDPE, semakin tinggi suhu maka densitas semakin tinggi sedangkan pada plastik campuran apabila semakin tinggi suhu maka semakin rendah densitas. Perbandingan suhu terhadap berat abu yang didapatkan adalah pada temperatur rendah wax cenderung terbentuk dari minyak pirolisis yang dihasilkan dimana semakin besar temperatur pada proses pirolisis wax yang dihasilkan akan berkurang sedangkan sisa abu/lapisan film dari plastik campuran ada di semua variasi suhu. Perbandingan suhu terhadap volume minyak yang diperoleh adalah suhu berbanding lurus dengan volume minyak yang diperoleh.Kata Kunci: pirolisis, LDPE, densitas, abu, volume minya

    Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil dengan Preeklamsi Ringan, Berat, dan Eklamsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi

    Get PDF
    Measurement of haemoglobin (Hb) is a standard examination in pregnant women at the first prenatal visit that is used to evaluate physical status and anemia. One of the health conditions that often occurs and is important to note in reducing maternal and perinatal morbidity and mortality is anemia in pregnancy, which can increase the risk of infection, preeclampsia, postpartum hemorrhage, low birth weight babies, preterm birth, to death for both mother and child. fetus. This cross-sectional study aims to determine the difference in mean haemoglobin levels with the incidence of mild preeclampsia, severe preeclampsia and eclampsia which were selected according to the criteria by total sampling using medical record data in the period January 2020 - December 2020. The variables in this study consisted of the basic characteristics of the respondents (age mother and parity status), gestational age (weeks), and medical condition of the mother divided into three groups (mild, severe preeclampsia, and eclampsia). Statistical analysis using the Kruskall Wallis test. This study included 190 respondents with an average maternal age of 32 years and an average haemoglobin level of 10.86 with medical conditions dominated by severe preeclampsia (85.3%). The results of the study found that there was no significant difference in mean hemoglobin levels between the three groups of pregnant women (p-value: 0.235). To improve the quality of life of the mother and fetus, it is recommended that primary health services should be strengthened, prevention, early diagnosis and treatment of anemia in pregnancy should be prioritized.   &nbsp

    Pengaruh Hubungan Laki-laki Seks dengan Laki-Laki dengan Munculnya Risiko Infeksi Menular Seksual Pada Pria Perilaku Seksual Promiskuitas

    Get PDF
    Sexually transmitted infections (STIs) are still a problem in Indonesia because the numbers are always increasing every year. STIs create a burden of morbidity and mortality and directly impacts a person's quality of life and reproductive health. This cross-sectional study aims to determine the relationship between sexuality and the incidence of STIs, which were selected consecutively using medical record data at one of the Primary Clinics in Jakarta from August 2022 to May 2023. The variables in this study were history of sexuality and current incidence of STIs at the time of the investigation. Statistical analysis using the Fisher Exact test. Of the 114 respondents, the average age was 30.93 years and 8.8% of respondents were positive for STIs status. The type of high-risk patient is non-MSM by 62.3%. The results of the Fisher Exact statistical test found that there was a significant relationship for the occurrence of STIs in the group of men with a tendency to be MSM (p-value: 0.040). Based on the data that has been analyzed, the group of men with a predisposition to MSM has a 3.853 times higher risk of being positive for STIs than the group of men without MSM.   &nbsp

    Hubungan Depresi dengan Kejadian Gangguan Kognitif

    Get PDF
    Aging is an inevitable and complex process. Cognitive impairment and depression are often seen as comorbid conditions and major mental health problems affecting the elderly. Both of these have become global issues and place a heavy burden on the health care system and society. This cross-sectional study aims to determine the relationship between depression and the incidence of cognitive impairment in the elderly group (³60 years) who meet the criteria by total sampling at the Sasana Tresna Werda RIA Development Center in January 2019. Depressive disorder was measured using the Geriatric Depression Scale (GDS). The Mini-Mental State Examination (MMSE) is used to measure and identify cognitive impairments. Statistical analysis using the Fisher Exact test. Of the 56 respondents, the average age was 78.13 years with 69.6% of the respondents being women. From all respondents, it was found that 10 respondents experienced depression and 23.2% of the elderly had cognitive disorders. The results of the Fisher Exact statistical test stated that there was a significant relationship between the incidence of depression and the onset of cognitive impairment in the elderly group at Sasana Tresna Werda RIA Development (p-value: 0.041). Clinically, the elderly with depressive disorders have a 2.875 times higher risk of experiencing cognitive impairment compared to the elderly without depression. Treating depression can reduce the number of cognitive impairments in the elderly.   &nbsp

    KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA EDUKASI DAN SKRINING GULA DARAH DAN ANEMIA DALAM RANGKA MENJAGA KESEHATAN HIDRASI KULIT

    Get PDF
    Kulit kering (xerosis senilis) umum terjadi pada lanjut usia, dengan prevalensi sekitar 30-58% populasi lanjut usia keseluruhan. Penyebabnya melibatkan faktor internal seperti penuaan dan faktor eksternal seperti paparan sinar matahari, kebiasaan membersihkan tubuh secara kasar, aktivitas luar ruangan dengan paparan sinar ultraviolet, penggunaan obat diuretik, riwayat rawat inap, dehidrasi dan frailty berperan dalam kulit kering. Pria cenderung mengalami kulit kering lebih tinggi. Menggunakan moisturizer dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit. Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko xerosis kutis dan pruritus kronik. Hiperglikemia yang berkelanjutan bisa merusak barrier epidermis dan mempercepat penuaan kulit. Anemia defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan kulit kering dan gatal. Kulit kering dapat meningkatkan risiko luka, infeksi, dan masalah kesehatan lainnya, yang memengaruhi kualitas hidup lanjut usia, terutama penderita diabetes. Kegiatan konseling dan pemantauan hidrasi kulit bertujuan untuk mencegah masalah kulit kering dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga hidrasi kulit. Pengabdian kesehatan masyarakat di kecamatan cipondoh yang diikuti sebanyak 103 peserta dengan rerata usia 51,7 tahun. Rata-rata kadar gula darah sewaktu dan hemoglobin responden yaitu masing-masing sebesar 122,01 mg/dL dan 12,37 g/dL. Melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami faktor risiko kulit kering, terutama dampak gula darah dan anemia terhadap kulit kering. Selain itu, dilakukan pemantauan untuk mendeteksi masalah hidrasi kulit secara dini dan memberikan rekomendasi perawatan. Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang hidrasi kulit, mereka akan mengadopsi praktik perawatan yang tepat dan mencegah kulit kering. Kegiatan ini berkontribusi secara signifikan pada peningkatan kesehatan kulit dan kualitas hidup peserta

    KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT BERUPA PENYULUHAN DAN SKRINING HBA1C DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP DIABETES MELITUS TIPE 2

    Get PDF
    Diabetes melitus adalah gangguan metabolik dengan hiperglikemia kronis sebagai ciri utama. Lebih dari 530 juta orang di dunia didiagnosis dengan diabetes, dan sebagian besar adalah diabetes tipe 2. Penyakit ini membawa beban global dengan komplikasi serius, seperti penyakit kardiovaskular dan mikrovaskular. Mengontrol glukosa darah dan mencegah terjadinya diabetes melitus dapat melalui gaya hidup sehat seperti mengatur pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, menghindari merokok, dan memperhatikan berat badan. Selain itu, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini adanya masalah kesehatan. Deteksi dini diabetes melitus yang seringkali muncul pada orang di atas 45 tahun adalah penting sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan yaitu skrining Glycated Hemoglobin (HbA1c), yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata jangka panjang. Pengabdian kesehatan di Panti Lanjut Usia Santa Anna yang diikuti sebanyak 50 peserta dengan rerata usia 75,92 tahun. Berdasarkan pemeriksaan gula darah puasa, sebanyak 11 peserta (22%) tergolong prediabetes dan 3 peserta (6%) terdiagnosis diabetes. Sementara itu berdasarkan HbA1c, sebanyak 11 peserta (22%) terdiagnosis diabetes dan 18 peserta (36%) tergolong prediabetes. Melalui partisipasi dalam kegiatan ini, peserta dapat mendapatkan pemahaman tentang faktor risiko, upaya pencegahan, dan dampak jangka panjang dari diabetes. Selain itu, monitoring secara rutin juga perlu dilakukan. Harapannya, dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mereka, peserta dapat menerapkan metode perawatan yang sesuai dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan dan kualitas hidup

    UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA ALBUMIN DALAM PENYEMBUHAN LUKA PADA LANSIA

    Get PDF
    Secara global, populasi individu lanjut usia kian meningkat seiring waktu. Salah satu masalah yang sering dihadapi ketika beranjak lanjut usia adalah hipoalbuminemia. Prevalensi hipoalbuminemia lebih tinggi tidak hanya pada pasien rawat inap dan pasien sakit kritis, namun juga individu lanjut usia. Ulkus dekubitus merupakan tanda hipoalbuminemia dan merupakan masalah kesehatan yang signifikan di seluruh dunia, dan umum terjadi pada lansia. Pengelolaannya memakan biaya miliaran dolar per tahun, sehingga membebani perekonomian kesehatan. Albumin dan asupan nutrisi memainkan peran penting dalam penyembuhan luka dan merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam penyembuhan luka pada lansia. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap albumin dalam PKM ini dilakukan melalui penyuluhan dan skrining atau deteksi dini penyakit pada kelompok lanjut usia. Pada kegiatan pengabdian ini digunakan tahapan kegiatan PDCA agar acara dapat berlangsung dengan baik dan efisien. Kegiatan ini mencakup 50 responden lanjut usia dengan rerata usia 75,92 (±11,14) tahun. Didapatkan 14% dari responden memiliki kadar albumin darah yang rendah (<3,5 g/dL). Dengan terlaksananya program ini diharapkan terdapat peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya albumin dalam penyembuhan luka pada lansia, sehingga kedepannya terdapat peningkatan kualitas hidup komunitas lansia dan mengurangi beban ekonomi akibat biaya perawatan akibat masalah perawatan luka

    PENYULUHAN DAN DETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ORANG LANJUT USIA

    Get PDF
    Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu peradangan pada sistem saluran kemih, yang dapat dialami oleh semua orang, yang kejadian lebih tinggi pada dewasa usia lanjut. Salah satu faktor risiko pada ISK adalah pertambahan usia, dimana dewasa usia lanjut memiliki banyak komorbid, memiliki kebiasaan menahan pipis, dan memiliki jadwal buang air kecil yang tidak teratur. Pentingnya edukasi mengenai infeksi saluran kemih bertujuan untuk mengurangi infeksi berulang baik itu pada anak maupun pada dewasa khususnya lansia. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan informasi mengenai ISK, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan pencegahan ISK, serta deteksi melalui pemeriksaan urine di Panti St. Anna. Terdapat 50 peserta, dan 35 diantara mengikuti skrining pemeriksaan urine. Pentingnya bagi masyarakat untuk mengenai cara pencegahan ISK, serta mau memeriksakan dirinya dengan pemeriksaan urine lengkap. Dengan melakukan hal ini, diharapkan dapat terdeteksi dini, mendapat pengobatan yang adekuat sehingga terhindar dari komplikasi. Diharapkan masyarakat, khususnya dewasa usia lanjut dapat lebih sadar mengenai pentingnya mengenai infeksi saluran kemih dan ikut mendukung pemeriksaan urine lengkap sebagai upaya skrining infeksi saluran kemih

    PENINGKATAN KEWASPADAAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN EDUKASI GAYA HIDUP DAN SKRINING FUNGSI GINJAL

    Get PDF
    Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan suatu kondisi progresif dengan penurunan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal selama 3 bulan. Prevalensi PGK secara global meningkat mencapai 27,9% pada usia 70-80 tahun. Penyakit ginjal kronis berhubungan erat dengan diabetes, hipertensi, dan obesitas di negara berpendapatan tinggi, sedangkan di negara berpendapatan rendah dan menengah, PGK terkait dengan penyakit menular dan obat nefrotoksik. Edukasi dan deteksi dini penyakit PGK sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan mempertahankan kesehatan yang baik. Edukasi membantu individu memahami faktor risiko dari PGK, seperti diabetes, hipertensi, dan pola makan yang tidak sehat. Melalui pemahaman tentang gejala awal PGK, individu dapat segera mengidentifikasi masalah ginjal dan mencari bantuan medis lebih awal. Deteksi dini PGK dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi yang serius. Pemeriksaan fungsi ginjal merupakan suatu tindakan proaktif yang mendukung deteksi dini PGK. Meningkatkan kesadaran dan melakukan deteksi dini dapat mengurangi beban sistem kesehatan secara keseluruhan. Pengabdian ini melibatkan 50 responden lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna. Seluruh responden mengikuti rangkaian kegiatan berupa penyuluhan dengan media edukasi berupa poster, kegiatan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Rerata usia responden adalah 75,92 tahun dengan 70% responden berjenis kelamin laki-laki. Hasil pemeriksaan penunjang menyatakan 12% responden memiliki kadar ureum >50 mg/dL, 18% responden memiliki kadar kreatinin >1 mg/dL, dan 20% responden memiliki laju filtrasi ginjal <60 mL/menit/1,73m2. Edukasi dan deteksi dini PGK adalah langkah kunci dalam upaya pencegahan dan manajemen penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk dilaksanakan kegiatan komprehensif untuk mengatasi permasalahan ini

    PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU SUNGAI MAHAKAM DENGAN TEKNOLOGI MOCI (MORINGA OLEIFERA AND CELLULOSE INSTALLATION)

    Get PDF
    Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yangdimanfaatkan sebagai salah satu sumber air baku. Namun, kualitas air Sungai Mahakamberbanding terbalik dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan air baku. Salah satuteknologi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan teknologi MOCI (MoringaOleifera and Cellulose Installation), yaitu instalasi air sederhana, murah, dan ramahlingkungan dengan kombinasi antara biji kelor dan kertas koran. Tujuan dari penelitan iniadalah untuk mengetahui jumlah optimum biji kelor dan kertas koran dalam menurunkanTDS, TSS, Fe (II), dan Mn (II) pada sampel air sungai mahakam. Penelitian ini dibagimenjadi tiga tahap, tahap pertama adalah penentuan dosis koagulan biji kelor dengan JarTest, tahap kedua adalah koagulasi TSS dan TDS dengan menggunakan biji kelor denganPrototype MOCI, tahap ketiga adsorpsi Fe (II) dan Mn (II) dengan Prototype MOCI.Jumlah optimum biji kelor dan kertas koran pada penellitain dengan menggunakanPrototype MOCI adalah 4 gr biji kelor dan 50 gr kertas koran. Kata Kunci : adsorben, biji kelor, koagulan, MOCI, selulos
    • …
    corecore