4 research outputs found

    Deteksi dan Spesiasi Parasit Malaria Sampel Monitoring Pengobatan Dihydroartemisinin-piperaquine di Kalimantan dan Sulawesi: Mikroskopis Vs Polymerase Chain Reaction

    Full text link
    In monitoring the treatment of malaria with Dihydroartemisinin-piperaquine (DHP), microscopic cross check and Polymerase Chain Reaction (PCR) performed to validate the results of laboratory examinations in the field. This study used finger prick samples from subjects with a diagnosis of malaria in monitoring the treatment of malaria with DHP in Kalimantan and Sulawesi. Samples taken at day 0, blood smears made on slides for microscopic and blood spot on filter paper for PCR examination. The PCR method used is a single-round multiplex polymerase chain reaction that has been modified, the examination of each species carried out in different tubes to distinguish the species P. falciparum or P. Vivax. Target of DNA amplification is a species-specific gene sequences in the small-subunit ribosomal RNA (SSUrRNA), 300 bp for P. falciparum and 276 bp for P.vivax. P. falciparum and P.vivax identified in 229 samples of blood smears and blood spots. Microscopic and PCR gave the same results, positive 93.4% and negative 6.6% with a sensitivity of 99% and specificity 93.3%. P.falciparum sensitivity and specificity of 92% and 99%, P.vivax 97% and 94%, PCR as a gold standard. There are differences in the results of examination of 5 samples, ie with microscopic examination identified as P.vivax while the PCR as P. falciparum. In this study, identification of the microscopic parasite similar to the results of identification by PCR, but differ in determining the types of parasites. In general, the ability to microscopic diagnosis of malaria is very good, but confirmation by PCR is still needed

    Cek Silang Mikroskopis Sediaan Darah Malaria pada Monitoring Pengobatan Dihidroartemisinin-piperakuin di Kalimantan dan Sulawesi

    Full text link
    Quality assurance of malaria microscopy is an important issue in health service and health research for a better case management. In monitoring Dyhydroartemisinin-Piperaquine, quality assurance was a part of this research activities at sentinel sites in Kalimantan and Sulawesi. This activity was carried out to confirmed diagnosis of malaria cases that could be analysed, and to evaluate the skill of microscopists to be improved in the future. Quality assurance was assessed based on the results of cross-checking malaria smears which done blindly by certified microscopist from Laboratory of Parasitology ,National Institute of Health Research and Development, The quality of smears were mostly good, however the error rate was still high (10.9%). Therefore, a better and continuing planning and strategiy is needed to improve and mantain the quality of skill microscopists. Keywords: malaria; microscopic, Dyhydroartemisinin-Piperaquine Abstrak Pemantapan kualitas mikroskopis malaria merupakan isue penting dalam pelayanan dan penelitian kesehatan untuk penanganan kasus yang lebih baik. Pada monitoring pengobatan Dihidroartemisinin-Piperakuin, pemantapan kualitas merupakan bagian dari kegiatan penelitian tersebut di lokasi sentinel (Kalimantan dan Sulawesi). Pemantapan dilakukan untuk mendapatkan kepastian diagnosis kasus malaria yang dapat dianalisis, dan sebagai evaluasi ketrampilan mikroskopis untuk perbaikan dan peningkatan di masa datang. Pemantapan kualitas dinilai berdasarkan hasil cek silang sediaan darah malaria secara blinded yang dilakukan oleh mikroskopis tersertifikasi dari Laboratorium Parasitologi Badan Litbang Kesehatan. Hasil cek silang menunjukkan kualitas sediaan darah sebagian besar sudah baik meskipun untuk error rate masih tinggi mencapai 10,9%. Oleh sebab itu dibutuhkan rencana dan strategi yang baik dan berkelanjutan untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas tenaga mikroskopis malaria yang handal. Keywords: malaria; mikroskopis; Dihidroartemisinin-Piperakui

    Analisis Usaha Tani Padi Inpari 30 pada Musim Tanam I di Kecamatan Bodeh Kabupaten Pemalang

    Full text link
    Adopsi dan penggunaan varietas Inpari 30 oleh petani padi di Kabupaten Pemalang masih rendah. Salah satu faktor yang menghambat adalah kebiasaan dan kesukaan petani pada varietas tertentu. Penggunaan varietas unggul baru (VUB) merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memutus rantai kerentanan hama penyakit tumbuhan yang sering menimbulkan kerugian Hal ini memerlukan analisis usaha tani untuk mengetahui peluang penggunaan varietas unggul baru (VUB) dalam meningkatkan produksi sehingga dapat menambah pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha tani padi VUB Inpari 30 dibanding varietas eksisting (Situ Bagendit). Penelitian dilakukan di Desa Bodeh, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang di lahan seluas 6600 m2 pada bulan Maret – Juli 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling acak sederhana, yang melibatkan seluruh petani kooperator sebanyak 17 orang melalui wawancara dan observasi langsung. Tingkat keuntungan ekonomi dapat diketahui dengan menggunakan analisis Return Cost ratio (R/C ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada MT I faktor yang berpengaruh pada usaha tani adalah tingkat serangan OPT dan kerebahan karena cuaca ekstrim. Hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk budidaya padi Inpari 30 sebesar Rp. 5.523.000,- dengan rerata produksi diperoleh sebesar 6.00 kg/ha. Sementara rerata biaya yang dikeluarkan untuk varietas Situ Bagendit sebesar Rp. 5.563.000,- dengan rerata produksi sebesar 5.097 kg/ha. Harga jual padi Inpari maupun Situ Bagendit di tingkat petani sebesar Rp. 3.300,- sehingga diperoleh rerata pendapatan petani Inpari 30 sebesar Rp.6.534.000 dan Situ Bagendit sebesar Rp 5.550.000. Analisis kelayakan R/C untuk usahatani padi Inpari 30 yaitu sebesar 1.18, sedangkan varietas Situ Bagendit sebesar 1.00. Usahatani padi Inpari 30 pada MT I di Desa Bodeh, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang lebih layak untuk diusahakan (R/C > 1) dibanding varietas eksisting di musim yang sama

    CEK SILANG MIKROSKOPIS SEDIAAN DARAH MALARIA PADA MONITORING PENGOBATAN DIHIDROARTEMISININ-PIPERAKUIN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI

    No full text
    Abstract Quality assurance of malaria microscopy is an important issue in health service and health research for a better case management. In monitoring Dyhydroartemisinin-Piperaquine, quality assurance was a part of this research activities at sentinel sites in Kalimantan and Sulawesi. This activity was carried out to confirmed diagnosis of malaria cases that could be analysed, and to evaluate the skill of microscopists to be improved in the future. Quality assurance was assessed based on the results of cross-checking malaria smears which done blindly by certified microscopist from Laboratory of  Parasitology ,National Institute of Health Research and Development, The quality of smears were mostly good, however the error rate was still high (10.9%). Therefore, a better and continuing planning and strategiy is needed to improve and mantain the quality  of  skill microscopists. Keywords: malaria; microscopic, Dyhydroartemisinin-Piperaquine   Abstrak Pemantapan kualitas mikroskopis malaria merupakan isue penting dalam pelayanan dan penelitian kesehatan untuk penanganan kasus yang lebih baik. Pada monitoring pengobatan Dihidroartemisinin-Piperakuin, pemantapan kualitas merupakan bagian dari kegiatan penelitian tersebut di lokasi sentinel (Kalimantan dan Sulawesi). Pemantapan dilakukan untuk mendapatkan kepastian diagnosis kasus malaria yang dapat dianalisis, dan sebagai evaluasi ketrampilan mikroskopis untuk perbaikan dan peningkatan di masa datang. Pemantapan kualitas dinilai berdasarkan hasil cek silang sediaan darah malaria secara blinded yang dilakukan oleh mikroskopis tersertifikasi dari Laboratorium Parasitologi Badan Litbang Kesehatan. Hasil cek silang menunjukkan kualitas  sediaan darah sebagian besar sudah baik meskipun untuk error rate masih tinggi mencapai 10,9%. Oleh sebab itu dibutuhkan rencana dan strategi yang baik dan berkelanjutan untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas tenaga mikroskopis malaria yang handal.   Keywords: malaria; mikroskopis; Dihidroartemisinin-Piperakui
    corecore