12 research outputs found

    Pandangan Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (Hti) Di Malang Tentang Metode Ijtihad Hti Dalam Bidang Politik Dan Ibadah

    Full text link
    This research examines the views of HTI activists Malang to the methods of ijtihad in the field of politics and Worship. By using qualitative method and interview, the research concludes that HTI's method of ijtihad in the field of political activists beginning with fahmul waqi ‘and fahmul nash as well a methods formulated bt HT (ijtihad manhaji). If the problem is quite old, they take reference in the books of HT such as the Islamic system of Islamic government and muqaddimah dustur. If they do not refer to the text of their book but apply it straight to the nash, then the ijtihad will not violate what has been outlined in hizb books. In the field of worship, it becomes individual responsibility. HTI Malang city officials suggest that every member of HTI should ideally use the strongest arguments (metode tarjih) in ritual practices. Penelitian ini mengkaji pandangan aktivis HTI Malang terhadap metode ijtihad HTI dalam bidang politik dan Ibadah. Dengan menggunakan metode kualitatif dan interview, penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa metode ijtihad aktivis HTI dalam bidang politik diawali dengan fahmul waqi' dan fahmul nash serta metode yang dirumuskan HT (ijtihad manhaji). Kalau permasalahan lama, cukup mengambil rujukan (aplikatif) dalam kitab-kitab HT seperti sistem pemerintahan dalam Islam, dan muqaddimah dustur. Jika merekaTidak merujuk pada teks kitabnya tapi langsung ke nashnya, maka ijtihadnya tidak akan menyalahi apa yg sudah digariskan dalam buku-buku hizb. Sedangkan dalam bidang ibadah diserahkan kepada masing-masing individu. Petinggi HTI kota Malang dalam persoalan ritual ibadah menginginkan agar setiap anggota HTI idealnya memakai dalil terkuat (metode tarjih

    Kajian Model Matematis Koefisien Perpindahan Massa Pada Ekstraksi Inaktivasi Enzim Gaultherase Untuk Produksi Gaultherin Dari Gandapura

    Get PDF
    Gandapura merupakan spesies tanaman yang mengandung total salisilat dengan konsentrasi sangat tinggi. Sebagian besar salisilat yang terdapat pada tanaman gandapura berada dalam bentuk aktif yang disebut gaultherin, merupakan konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Ketika jaringan tumbuhan tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin akan terhidrolisa secara enzimatis oleh enzim gaultherase menjadi metil salisilat dan terlepas. Gaultherin memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai kandidat terbaik natural aspirin, anti kanker, anti inflamatory dan cardiopulmonary. Aktivitas gaultherase diyakini dapat terhambat dengan penambahan senyawa polar. Oleh karenanya, perlu menela'ah produksi gaultherin dari tanaman gandapura melalui teknologi bioekstraksi inaktivasi enzim gaultherase dengan pelarut polar. Pelarut polar ini akan berfungsi ganda, yaitu inaktivasi enzim sekaligus mengekstrak gaultherin. Bioekstraksi ini memiliki keunggulan, karena dapat meringkas tiga tahapan proses sekaligus, yaitu proses inaktivasi enzim gaultherase, proses ekstraksi, dan proses dehidrasi osmosis. Namun demikian, keberhasilan proses ini masih bergantung pada laju perpindahan gaultherin ke fasa etanol. Oleh karenanya, perlu menela'ah penyusunan model empirik perpindahan massa solut ke fasa pelarut proses inaktivasi enzim gaultherin. Kata Kunci: perpindahan massa, inaktivasi, gaultherase, gaultherin, gandapura

    Sintesis Film Kemasan Ramah Lingkungan dari Ampas Tapioka Asam Polilaktat dan Pemlastik Gliserol ,Kajian Karakteritik Mekanik

    Full text link
    Di Indonesia penelitian dan pengembangan teknologi kemasan plastik biodegradable masih sangat terbatas. Hal ini terjadi karena se lain kemampuan sumber dayamanusia dalam penguasaan ilmu dan teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian dalam bidang ilmu dasar memerlukan waktu lama dan dana yang besar. Sebenarnya prospek pengembangan biopolimer untuk kemasan plastik biodegradable di Indonesia sangat potensial.Tujuan Penelitian ini adalah , untuk mempelajari waktu degradasi dan karakteristik mekanik film kemasan ramah lingkungan dari ampas tapioca,kitosan dan asam poli laktat.Tujuan khusus menelaah aktivitas asam polilaktat dan untuk melihat produktivitas film kemasan. Optimalisasi kondisi operasi proses terhadap produktifitas film kemasan ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 formula film kemasan yang dirancang dengan komposisi beragam, formula II yang disintesis dari komposit pati-gliserol- APL yang mengandung gliserol 10 mL (1% dari total aquades) memiliki karakteristik mekanik yang relatif lebih baik dari formula lainnya. Filmkemasan (formula II) memiliki karakteristik mekanik lebih tinggi dibanding formula lainnya yang dapat dilihat pada nilai kuat tarik, elongasi dan modulusnya. Formula II memiliki kuat tarik: 104,42 N/m2, elongasi: 33,8%, dan modulus 327,31 N/m

    Penerapan Reaktor Kubah Tetap (Fixed Dome) sebagai Upaya Pendukung Pengolahan Limbah Kotoran Ternak di Kelompok Tani Ternak di Kulon Progo, Daerah Istimewa YOGYAKARTA

    Full text link
    Pengoptimalan peran ternak terhadap pendapatan dengan menggunakan kotoran ternak sebagai bahan biogas merupakan pilihan yang tepat. Dengan teknologi sederhana ini, kotoran ternak yang tadinya hanya mencemari lingkungan dapat diubah menjadi sumber energi terbarukan yang sangat bermanfaat. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada dasarnya semua jenis bahan organik bisa di proses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Biogas yang menggunakan bahan kotoran ternak menghasilkan api berwarna biru bersih, tidak menghasilkan asap maupun bau sehingga kebersihan dapur terjaga. Biogas dapat digunakan 24 jam nonstop tidak akan berhenti sepanjang bahan baku kotoran ternak rutin dipasok ke dalam digester. Untuk memasak air dengan biogas membutuhkan waktu 15 menit lebih cepat dibandingkan menggunakan kayu bakar atau minyak tanah. Biaya menjadi lebih irit. Keluarga yang sudah menggunakan biogas tidak membutuhkan pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya. Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa dilihat dari aspek sosio kultural merupakan suatu tantangan tersendiri akibat rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan secara terus menerus. Apabila secara ekonomi tidak menguntungkan masyarakat maka aplikasi teknologi tersebut akan gagal. Aplikasi biogas menjadikan kotoran ternak sangat berharga, oleh karena itu para petani akan rajin merawat ternaknya sehingga kondisi kandang menjadi bersih dan kesehatan ternak menjadi lebih baik. Secara tidak langsung akhirnya akan membawa keuntungan dengan penjualan ternaknya yang sehat, lebih cepat besar dan harga jualnya menjadi lebih tinggi

    Peningkatan Produktivitas dan Perekonomian Industri Minyak Gandapura (Gaultheria Fragantissima) dengan Menerapkan Mesin Ekstraktor Inaktivasi Enzim Gaultherase

    Full text link
    Salah satu industri penghasil minyak gandapura yang ada di Wonosobo adalah Kelompok Tani Rukun yang berlokasi di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Usaha minyak gondopuro ini dikelola oleh Kelompok Tani Rukun yang para pekerjanya merupakan warga daerah setempat. Akan tetapi, kendala utama yang dihadapi kelompok- kelompok tani penyuling minyak gandapura saat ini, adalah bahwa minyak gandapura tidak lagi kompetitif dipasaran mengingat Cina sudah bisa memproduksi minyak gandapura (metil salisilat) sintetis. Oleh karenanya, perlu pengembangan diversifikasi produk dari tanaman gandapura. Diversifikasi produk dari gandapura pada dasarnya bisa berupa produksi gaultherin.   Produk   gaultherin   memiliki   nilai   ekonomis   yang   jauh   lebih   tinggi   jika dibandingkan dengan minyak gandapura (untuk 15 ml minyak gondopuro seharga 22 dolar, sedangkan 10 mg gaultherin seharga 690 dolar). Akan tetapi, produksi gaultherin dari tanaman gandapura di Indonesia, sampai saat ini belum dikomersialkan. Oleh karenanya, penerapan teknologi ekstraksi gaultherin dari daun gondopuro, diharapkan akan menggairahkan petani bersama-sama pemerintah daerah untuk budidaya tanaman gondopuro. Kegiatan IbM tentang produksi senyawa aktif gaultherin dari daun gandapura melalui penerapan teknologi ekstraksi akan dilaksanakan oleh tim dari Perguruan Tinggi bersama Kelompok Tani Rukun, meliputi: perancangan dan pabrikasi mesin ekstraktor skala komersial, uji kinerja mesin ekstraktor skala komersial dan studi produktivitas, penyuluhan dan pelatihan yang ditujukan untuk Kelompok Tani Rukun tentang pengoperasian alat ekstraktor guna produksi gaultherin dari daun gondopuro. Setelah diadakan penyuluhan yang  dilanjutkan  dengan  pelatihan  pembuatan  gaultherin  dari  gondopuro,     beberapa pekerja dari kelompok tani rukun menyatakan ketertarikan dan mengajukan diri untuk mencoba mengekstrak daun gondopuro. Oleh karenanya, pengembangan diversifikasi produk tanaman gandapura akan meningkatkan nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak gandapura

    Nutrition Analysis of "Ogel-ogel"

    No full text
    corecore