92 research outputs found

    Aplikasi Surfaktan Minyak Sawit untuk Proses Pemasakan-pengelantangan dan Pencelupan Tekstil

    Full text link
    CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengubahan menjadi surfaktan. Surfaktan berbasis minyak nabati bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga lebih ramah lingkungan. Surfaktan yang dapat disintesis dari minyak sawit diantaranya adalah MES (metil ester sulfonat) dan DEA (dietanol amida). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana surfaktan dari CPO dapat diterapkan dalam proses basah tekstil. Dalam penelitian ini, surfaktan CPO yaitu MES 1 dan DEA (sampel dari Surfactant and Bioenergy Research Center/SBRC), MES 2 (sampel dari CV. Agroraya Indonesia), serta surfaktan komersil pembanding (teepol) diobservasi secara visual serta diuji nilai pH dan waktu pembasahannya. Kemudian masing-masing sampel diaplikasikan dalam proses pemasakan dan pengelantangan secara simultan (scouring-bleaching) serta pencelupan (dyeing) kain kapas, rayon, dan poliester. Kain hasil proses diuji daya serap kain, derajat putih, kekuatan tarik, kekuatan warna, beda warna (dE), serta ketahanan luntur terhadap pencucian dan gosokan. Hasil pengujian menunjukan bahwa kekuatan tarik kain mengalami penurunan setelah proses scouring-bleaching untuk semua jenis surfaktan. Kain yang diproses dengan MES 2 memiliki nilai daya serap kain, derajat putih, dan kekuatan warna yang paling baik sedangkan nilai beda warna yang paling baik diperoleh pada kain yang diproses dengan MES 1. Hasil pengujian ketahanan luntur baik terhadap pencucian maupun gosokan kering dan basah menunjukan hasil yang relatif sama untuk semua jenis surfaktan. Bila dibandingkan dengan surfaktan pembanding komersil berbasis minyak bumi, surfaktan CPO berpotensi sebagai alternatif surfaktan pengganti

    Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran Uji Kekuatan Tarik Kain Cara Pita Tiras

    Full text link
    Sebuah studi tentang evaluasi ketidakpastian pengukuran pada uji kekuatan tarik kain cara pita tiras. Studi dilakukan untuk mendapatkan model dan mengestimasi ketidakpastian pengukuran. Model pengukuran dibuat dengan memperhitungkan metoda dan proses utama pengujian kekuatan tarik kain cara pita tiras. Model pengukuran yang dihasilkan yaitu : besarnya kekuatan tarik kain cara pita tiras berbanding lurus dengan penunjukan gaya oleh alat uji tarik (F) dan konstanta lebar contoh uji sesuai metoda uji (Ls), serta berbanding terbalik dengan lebar contoh uji (Lk) atau . Formulasi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan komponen-komponen berkontribusi pada ketidakpastian totalnya, yaitu repeability hasil uji, penunjukan alat uji kekuatan tarik, lebar contoh uji dan tetal kain

    Pap smear screening in antenatal women: an opportunistic way to save life

    Get PDF
    Background: Cancer cervix is the most common genital tract malignancy encountered in developing countries. In India, first visit to the gynaecologist for most women is during pregnancy and it may be the only visit. Hence, prenatal care offers an excellent opportunity to implement cervical screening in patients of young age, especially in women who do not seek routine health care. Therefore, this study was conducted to know the prevalence of abnormal Pap smear among the ante-natal women and to evaluate the result in relation to various risk factors.Methods: Cross sectional observational study conducted on 425 ante-natal women attending the antenatal clinic using questioner addressing various socio-demographic variables. Measures of central tendency calculated and result was tabulated by using chi-square test.Results: Maximum number of cases in our study was NILM i.e.314 (74%) followed by 68 cases of Candida (16%), 30 cases of Bacterial vaginosis (7.1%) and 10 cases of Trichomonas vaginalis (2.4%). Only 3 cases of abnormal Pap smear was reported i.e. 2 of ASCUS and 1 of LSIL. Thus, prevalence of abnormal Pap smear was 0.7%.Conclusions: In country like India where organised screening programme are not available, as well as the awareness and uptake of available services by the target population is also poor; screening in pregnancy is worthwhile and may be a viable option to reduce the burden of cervical carcinoma.

    EVALUASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN UJI KEKUATAN TARIK KAIN CARA PITA TIRAS

    Get PDF
    Sebuah studi tentang evaluasi ketidakpastian pengukuran pada uji kekuatan tarik kain cara pita tiras.  Studi dilakukan untuk mendapatkan model dan mengestimasi ketidakpastian pengukuran. Model pengukuran dibuat dengan memperhitungkan metoda dan proses utama pengujian kekuatan tarik kain cara pita tiras. Model pengukuran yang dihasilkan yaitu : besarnya kekuatan tarik kain cara pita tiras berbanding lurus dengan penunjukan gaya oleh alat uji tarik (F) dan konstanta lebar contoh uji sesuai metoda uji (Ls), serta berbanding terbalik dengan lebar contoh uji (Lk) atau   . Formulasi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam menentukan komponen-komponen berkontribusi pada ketidakpastian totalnya, yaitu repeability hasil uji, penunjukan alat uji kekuatan tarik, lebar contoh uji dan tetal kain. Kata kunci: ketidakpastian pengukuran, kekuatan tarik kain, pita tiras

    Studi Penggunaan Mesin Pencelupan Sistem Jet Tipe Soft Flow Untuk Pencelupan Kain Poliester Dan Kain Rayon

    Full text link
    Studi ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi optimum pencelupan kain poliester dan rayon pada mesin jet dyeing tipe soft flow. Untuk mengetahui kondisi optimum proses pencelupan poliester, dilakukan variasi kecepatan sirkulasi (rendah (42,84 m/menit), sedang (67,56 m/menit), dan tinggi (110,0 m/menit)), konstruksi kain (gramasi 65, 90 dan 175 g/m2) dan zat warna dispersi dengan berat molekul berbeda (BM 248.36, BM 519.93 dan BM 625.38). Proses pencelupan rayon dilakukan dengan variasi kecepatan sirkulasi (rendah (42,84 m/menit), sedang (67,56 m/menit), dan tinggi (110,0 m/menit). Hasil pencelupan diuji ketuaan warna (K/S), daya serap warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan kering dan basah, serta kekuatan tarik. Pada kain poliester, nilai K/S tertinggi didapatkan pada kain dengan gramasi rendah yang dicelup menggunakan zat warna dispersi dengan berat molekul paling kecil, sedangkan pada kain rayon K/S tertinggi diperoleh pada hasil pencelupan dengan kecepatan sirkulasi sedang. Kain poliester maupun rayon hasil pencelupan memiliki nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan kering dan basah yang baik dan tidak mengalami penurunan kekuatan tarik yang signifikan. Mesin jet dyeing tipe soft flow ini lebih sesuai untuk digunakan pada proses pencelupan dengan kecepatan sirkulasi kain tidak lebih dari 110 meter/menit dan lebih disarankan untuk digunakan pada kain-kainringan. Sedangkan untuk kain rayon, proses pencelupan sebaiknya dilakukan pada kecepatan sirkulasi sedang (67,56 m/menit)

    Molecular Mechanism of Cancer Susceptibility Associated with Fok1 Single Nucleotide Polymorphism of VDR in Relation to Breast Cancer

    Get PDF
    Breast cancer is the leading cause of death among women worldwide. It is a multi-factorial disease caused by genetic and environmental factors. Vitamin D has been hypothesized to lower the risk of breast cancer via the nuclear vitamin D receptor (VDR). Genetic variants of these vitamin D metabolizing genes may alter the bioavailability of vitamin D, and hence modulate the risk of breast cancer. Materials and Methods: The distribution of Fok1 VDR gene (rs2228570) polymorphism and its association with breast cancer was analysed in a case–control study based on 125 breast cancer patients and 125 healthy females from North Indian population, using PCR-RFLP. An In silico exploration of the probable mechanism of increased risk of breast cancer was performed to investigate the role of single nucleotide polymorphisms (SNPs) in cancer susceptibility. Results: The Fok1 ff genotype was significantly associated with an increased risk of breast cancer (p=0.001; χ2=13.09; OR=16.909; %95 CI=2.20 - 130.11). In silico analysis indicated that SNPs may lead to a loss in affinity of VDR to calcitriol, and may also cause the impairment of normal interaction of liganded VDR with its heterodimeric partner, the retinoid X receptor (RXR), at protein level, thereby affecting target gene transcription. Conclusion: Breast cancer risk and pathogenesis in females can be influenced by SNPs. SNPs in VDR may cause alterations in the major molecular actions of VDR, namely ligand binding, heterodimerization and transactivation. VDRE binding and co-activator recruitment by VDR appear to be functionally inseparable events that affect vitamin D-elicited gene transcription. This indicates that breast cancer risk and pathogenesis in females may be influenced by SNPs

    Aplikasi Kitosan sebagai Zat Antibakteri pada Kain Poliester-selulosa dengan Cara Modifikasi Gugus Poliester-selulosa

    Full text link
    Pada penelitian terdahulu, aplikasi kitosan pada kain poliester-selulosa (kapas/rayon) dengan teknik perendaman disertai proses untuk oksidasi selulosa dengan periodat yang menghasilkan gugus aldehida, telah menghasilkan kain poliester-selulosa antibakteri. Pada penelitian ini aplikasi kitosan pada kain poliester-selulosa dilakukan melalui 2 tahap proses modifikasi gugus poliester-selulosa yaitu proses untuk menempelkan gugus amina dari alkilamina (dodesilamina) pada serat poliester dilanjutkan dengan proses untuk oksidasi selulosa dengan periodat bersamaan dengan menempelkan kitosan pada serat poliester–selulosa termodifikasi. Diketahui bahwa pada teknik padding diperlukan waktu yang lebih singkat dan diperlukan larutan padding yang lebih sedikit dari pada larutan untuk cara perendaman, pada penelitian ini proses penempelan dilakukan dengan teknik padding 2 tahap. Digunakan kain poliester-selulosa yang tidak berwarna (kain grey) dan yang telah diberi warna yaitu hijau angkatan darat (AD) dan kain loreng. Hasil penelitian menunjukkan telah dihasilkan kain poliester-selulosa yang mempunyai sifat antibakteri. Sifat antibakteri yang diperoleh mempunyai durabilitas (ketahanan) terhadap pencucian yang baik yaitu setelah pencucian berulang setara 25 kali pencucian rumah tangga, ketahanan terhadap bakteri Staphylococcus aureus hampir tidak berubah yaitu turun 0-20%, sedangkan terhadap bakteri Escherichia coli ketahanan bakteri turun sebanyak 20-40%. Penempelan kitosan dengan cara padding 2 tahap tersebut pada kain poliester-kapas/rayon berwarna, walaupun memberikan peningkatan atau penurunan nilai K/S tetapi secara visual tidak mengakibatkan Perubahan ketuaan warna yang signifikan
    • …
    corecore