4 research outputs found

    Classification Based on Texture Analysis for Synthetic Hazy Image from Mount Kelud Haze Image Density

    Get PDF
    This paper classifies the simulations of homogeneous synthetic images, heterogeneous synthetic hazy images, and original hazy images taken from CCTV (Close Circuit Television) of Mt. Kelud crater using the GLCM (Gray Level Co-Occurrence Matrix) method. The average feature values obtained using the GLCM (Gray Level Co-Occurrence Matrix) method are used to compare the similarity of gray feature values of the three and then classify thin, medium, and thick images. The results for classifying thin haze, medium haze, and thick haze on the homogeneous synthetic hazy image test data obtained an accuracy value of 50%, a precision value of 46%, and a sensitivity value of 65%. As for the classification of thin, medium, and thick fog on heterogeneous synthetic hazy images, test data obtained an accuracy value of 42%, a precision value of 32%, and a sensitivity value of 48%

    Penerapan Strategi Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Model Pembelajaran Kooperatif Peer Mediated Instruction And Intervention (PMII) Tipe Class Wide Peer Tutoring (CWPT) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Biologi pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PI Makassar

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar mahasiswa melalui penerapan strategi Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model pembelajaran kooperatif Peer Mediated Instruction and Intervention (PMII) Tipe Class Wide Peer Tutoring (CWPT) pada mata kuliah fisiologi tumbuhan Program studi pendidikan biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pembagunan Indonesia (STKIP-PI) Makassar.Jenis penelitian ini ádalah penelitian tindakan kelas (Classrom Action). Subyek penelitian ini yaitu mahasiswa program studi pendidikan biologi yang sedang menempuh mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada semester genap (dua) tahun akademik 2017/2018. Prosedur Penelitian dilaksanakan melalui proses beralur terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, tes, angket dan dokumentasi.Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil kinerja/prestasi mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik persentase, statistik deskriptif, dan analisis kualitatif. Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa untuk motivasi belajar pada siklus 1 sebesar 76,18% dan siklus 2 sebesar 85,72% menunjukkan peningkatan sebesar 9,54%. Untuk aktivitas belajar pada siklus 1 sebesar 73% dan siklus 2 78% menunjukkan peningkatan 5%. Untuk hasil belajar siklus 1 sebesar 38,09% dan siklus 2 sebesar 61,91% menunjukkan peningkatan 23,82%. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa penerapan strategi Problem Based Learning (PBL) terintegrasi model pembelajaran kooperatif Peer Mediated Instruction and Intervention (PMII) Tipe Class Wide Peer Tutoring (CWPT) dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar fisiologi tumbuhan mahasiswa STKIP Pembagunan Indonesia Makassar

    Pengolahan Buah Naga Kelompok Bulo ( Badan Usaha Lorong ) Teratai Putih

    Full text link
    Tujuan program kemitraan masyarakat stimulus adalah (1) mengubah mindset kelompok Badan Usaha Lorong (Bulo) Teratai Putih, (2) melatih kelompok Badan Usaha Lorong (Bulo) Teratai Putih dalam mendiversifikasi buah naga menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomi, (3) menerapkan cara pengemasan dan labelling. Pelaksanaan program kemitraan masyarakat stimulus menggunakan 3 (tiga) metode yaitu (1) metode parsitipasi aktif , (2) metode diversifikasi produk dan (3) metode pengemasan dan labelling. Hasil kegiatan pengabdian dari evaluasi penilaian kepuasan masyarakat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi berupa penjelasan mengenai pengolahan buah naga sebesar 79,14%. Hal ini menandakan masyarakat berparsitipasi aktif dan mampu memotivasi jiwa wirausaha mereka dalam mengolah buah naga menjadi lahan bisnis. Selain itu, evaluasi pengolahan buah naga menjadi selai buah naga (40,91%), mie buah naga (34,85%) dan keripik kulit buah naga (24,24%). Dari 3 (tiga) produk yang dihasilkan selai buah naga menjadi primadona karena selain pembuatannya yang mudah, rasanya juga tak kalah dengan selai yang ada dipasaran. Sementara, proses pengepakan (60,83%) dan labeling (39,17%), dari hasil evaluasi penilaian masyarakat memang agak kesulitan ditahap pembuatan label karena butuh alat dan kreativitas dalam merancang suatu label usaha
    corecore