Amplification and Analysis of Cytocrome Oxidase I of Polypedates leucomystax from Bogor Agricultural University Area

DNA barcoding has become a useful tool for identifying and confirming of species within a known taxonomic framework. A large-scale effort is underway to barcode all amphibian species using the universally sequenced DNA region, a partial fragment of mitochondrial cytochrome oxidase subunit I (COI). This study was aimed to use DNA barcoding technique to identify and confirm species of Polypedates leucomystax and to analyze their phylogenetic relationship. Samples of Polypedates leucomystax were collected from Campus Area of Bogor Agricultural University. The cytochrome oxidase I gene of 600-700 nucleotides were amplified and observed in agarose gel electrophoresis. Forward sequence (604 base pairs) of COI gene was used for phylogenetic analyses. BLAST analysis against BOLD System database showed 95.75% identity with sequences of Polypedates leucomystax. The pairwise genetic distances of Polypedates leucomystax with Rhacophorus schlegelii, Limnonectes fujianensis, Fejervarya cancrivora, and Bufo melanostictus were 0.274, 0.352, 0.339, 0.339, 0.393, respectively. These results illustrated that the genetic identification is congruence with the morphological identification. Phylogenetic tree analysis showed that the samples were in one clade with other tree frogs. The DNA barcoding technique based on the sequence of COI gene can therefore be used to identify and confirm species of Polypedates leucomystax

PENGARUH EKSTRAK “SIMBAGH UTAK” (Hydnophytum sp)TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL Mus musculus JANTAN DAN PROFIL KLT FRAKSI AKTIF

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kasar, fraksi etanol,fraksi etilasetat dan fraksi n-heksana umbi “Simbagh Utak” (Hydnophytum sp)terhadap kadar kolesterol total dalam darah M. musculus jantan yang diberi diet tinggi kolesterol dan mengetahui profil KLT fraksi aktif tumbuhan “Simbagh Utak”. Sebanyak 40 ekor M. musculus jantan dibagi menjadi 8 kelompok. Kelompok 1 (P0) sebagai kontrol normal diberi pakan standar yaitu pelet.Kelompok 2 (P1) sebagai kontrol negatif diberi diet tinggi kolesterol. Kelompok 3-5 (P2, P3 dan P4) masing-masing diberi perlakuan diet tinggi kolesterol dan ekstrak kasar H. sp dengan dosis berturut-turut 5,3 mg/30 gBB, 10,2mg/30gBB dan 21,2 mg/30gBB secara peroral. Kelompok 6 diberi diet tinggi kolesterol dan fraksi etanol H. sp, kelompok 7 diberi diet tinggi kolesterol dan fraksi etilasetat H.sp, kelompok 8 diberi diet tinggi kolesterol dan fraksi n-heksana Hydnophytum sp.Pengukuran kadar kolesterol dilakukan dengan metode digital menggunakan easy touch/GCU. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan maserasi dan ekstraksi caircair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak umbi “Simbagh Utak” dosis 5,3mg/30gBB, 10,2mg/30gBB dan 21,2mg/30gBB dapat menurunkan kadar kolesterol M. musculus jantan yang diberi diet tinggi kolesterol berturut-turut sebesar 17,63%, 20,30% dan 26,11%. Sedangkan untuk fraksi etanol, etilasetat,dan n-heksana penurunan kadar kolesterol berturut-turut sebesar 13,33%, 25,03%,6,38%, sehingga dapat disimpulkan ekstrak kasar H. sp berpotensi menurunkan kadar kolesterol total dalam darah dan fraksi aktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah fraksi etil asetat. Profil KLT fraksi etil asetat menunjukkan bahwa terdapat 3 komponen (nilai Rf berturut-turut: 0,056; 0,444; 0,556) yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol yaitu flavonoid, tannin dan terpenoid