How Long are The Titles behind Your Name?

Riset ini mengeksplorasi bagaimana akademisi akuntansi terjebak dalam "euforia" sertifikasi akuntansi. Riset ini juga menjelaskan bagaimana fenomena penyajian rentetan gelar merupakan konsekuensi dari kapitalisme yang menyimpangkan manusia dari norma-norma agama. Penelitian ini menggunakan basis web untuk mengeksplorasi biaya sertifikasi profesi akuntan, citra kesuksesan, dan melakukan triangulasi dengan temuan empiris dari penyelenggara serta para aktor yang terlibat. Hasilnya kemudian dianalisis di bawah perspektif Islam untuk menunjukkan bahwa telah terjadi  penyimpangan dari tujuan asali manusia untuk beribadah pada Tuhan. Ditemukan bahwa "status profesional" dan "upaya pencarian proyek" adalah alasan di balik kebutuhan sertifikasi. Di sisi lain, lembaga penyelenggara merayu praktisi dan akademisi untuk mendapatkan gelar untuk "penghasilan lebih tinggi" karena peningkatan "kredibilitas". Tingginya biaya sertifikasi mengkonfirmasi keberadaan industri akademik kapitalistik akuntansi.This paper explores how accounting academics are trapped in the “euphoria” of accounting certifications. It shed light on how this phenomena is a consequence of capitalism that deviates human from religious norms. The research employed web-based research for the cost of accounting certification, imagery of success, triangulated with empirical findings from the organizer as well the actors involved. The result is then analyzed under Islamic perspective to show deviation in the true purpose of human to worship God.It is found that “professional status” and “project seeking effort” are the reasons behind the need of certification.  On the other hand, the organizing institutions lure practitioners and academics to obtain degrees for a “higher income” because of increased “credibility”. The high certification cost confirm the existence of accounting capitalistic academic industry. &nbsp

Integrasi Pancasila Dalam Pendidikan Akuntansi Melalui Pendekatan Dialogis

Fakta bahwa akuntansi sangat terkait erat dengan angka dan kuantifikasi telah meletakkan pendidikan akuntansi pada penjara obyektivitas, rasionalisme dan antroposentrisme. Dalam rangka membebaskan pendidikan akuntansi dari penjara ini, suatu pendekatan dialogis yang merupakan praktik pendidikan akuntansi yang membebaskan digunakan. Studi empiris dilakukan pada sebuah kelas untuk mata kuliah wajib Etika Bisnis dan Profesi selama satu semester. Studi ini menggunakan pendekatan naratif dialogis sebagai metode. Hasil proses dialogis diceritakan ulang agar pembaca dapat menangkap secara jelas semangat emansipasi. Membangun cinta pada Tuhan, lingkungan, negara, dan semesta menjadi kunci utama pembebas pendidikan akuntansi yang akan berdampak pada tindakan berkesadaran akuntan. Studi ini diharapkan dapat memberi gambaran bagaimana seorang pendidik dapat menginternalisasi kesadaran holistis berdasarkan cinta dalam pendidikan akuntansi. Pada akhirnya, dibutuhkan lebih dari sekadar kesadaran, namun juga kemauan untuk memperbaiki pendidikan akuntansi

Tracing Accounting in Javanese Tradition

oai:ojs2.ijracs.rumahpeneleh.or.id:article/1This paper aims to trace the perseverance of accounting in slametan as one of Javanese tradition. Through reading of old scriptures dated as far as 1030AC as well as observing the existing phenomena of slametan, underlying values of slametan are explored and reconciled. It is found that the survival of accounting in the Javanese tradition not only exists in the form of physical recordings but also mental recordings. Cohesiveness /togetherness among the people, and spiritual as well as religious beliefs give rise to social obligations, mental recordings, and soul-spiritual gain

Akuntan(Si) Pitung: Mendobrak Mitos Abnormalitas Dan Rasialisme Praktik Akuntansi

Artikel ini bertujuan menjelaskan dan melakukan konstruksi atas aspek keadilan dalam praktik serta pemikiran akuntansi melalui birokrasi yang seringkali rasis dengan trah keilmuan. Konstruksi ini dilakukan melalui redefinisi (jika tidak mau menggunakan kata ‘dekonstruksi’) “normalitas”. Redefinisi ini sangat dibutuhkan untuk mencapai keadilan, sebagai sebuah konsep, yang berada pada tataran mitos atau wacana. Si Pitung, pahlawan Betawi, adalah metafora yang tepat untuk proses redefinisi ini karena dua alasan. Pertama, kajian tentang si Pitung banyak menempatkan tokoh ini sebagai sebuah mitos-urban legend yang aksinya dilakukan untuk mendapatkan keadilan. Kedua, aksi si Pitung pada esensinya merupakan konsekuensi logis atas redefinisi ‘normalitas’. Akhirnya, artikel ini mengusulkan sebuah perubahan asumsi atas normalitas akuntansi agar keadilan tidak menjadi sekadar mitos. Melalui akuntansi, menerima perubahan menuju perbaikan adalah hal yang normal, sedangkan mempertahankan kemapanan kuasa tertentu/status quo adalah hal yang abnormal

“Sains” Memasak Akuntansi: Pemikiran Udayana dan Tri Hita Karana

This article aims to raise awareness that accounting research needs ought to be based upon beliefs about what is "true" or what is "the truth" itself. Research methods should be understood not only as the technique of "cooking". By exploring, the thought of King Udayana and Tri Hita Karana (THK) through genealogy reveals epistemological positions, which is in the positive as well as critical accounting research has a different “truth”. In positivism, the thought of King Udayana and THK can become mechanistic elements of reality that need to be tested. In the critical paradigm, they function as liberators of opression towards a desirable reality ontology. Abstrak Artikel ini bertujuan memberikan penyadaran bahwa pelaksanaan riset akuntansi perlu dilandasi keyakinan mendasar atau “keimanan” tentang berbagai aspek realita. Metode riset harus dipahami sebagai bukan semata teknik “memasak”. Telaah tentang pemikiran Raja Udayana dan Tri Hita Karana (THK) melalui genealogi mendedahkan posisi epistemologis, yang dalam riset akuntansi positif maupun kritis memiliki “kebenaran” masing-masing. Dalam paradigma positivisme, pemikiran Raja Udayana dan THK dapat menjadi salah satu elemen mekanistis realita yang perlu diuji. Di sisi lain, dalam paradigma kritis, mereka berfungsi sebagai pembebas keterkungkungan menuju realita yang diidamkan

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF DALAM RISET AKUNTANSI: DARI IMAN MENUJU PRAKTIK

This article aims to explain that a qualitative method is not just a technique. More than that, it is a manifestation of belief or assumption of god, reality, self and sciene. Through linkages between assumptions, variousn research paradigm can be mapped. Qualitative research of course have difference assumption compared to quantitative approach. It should be realized by the researchers, tht the research method chosen was part of her/his responsibility as a human being in the building of civilization. Key words: research, civilization, assupmtion, paradigm, qualitative

Islamic Values Islamic Bank Underlying Performance Assessment

The objective of the study is to identify the underlying Islamic values to formulate the performance assessment underlying concept of Islamic banking. This study uses Islam as research paradigm and Islam phenomenology as research method. Analysis units in Islam phenomenological method are awareness informant, noema and noesis, reflection, intersubjectivity between subjects who are experienced and knowledgeable. Data used were interviews, observation, and documentation. This study found four values that can be used as a basis to formulate performance evaluation concept of Islamic banking, namely: ibadah (worship), muamalah (Moslem business interaction), amanah (trust), and ihsan (benevolent). Based on these four values, Islamic banks goal is to create winning (Falah) for all stakeholders, both in this world life and hereafter. Keywords: Islamic Banks Performance, Islamic phenomenology, worship, Moslem business interaction, trust, and benevolent

The Role of Kiai In Establishing The Accountability of The Nahdlatul Ulama

The purpose of this research is to analyze and describe in depth the reality of the role of Kiai in establishing the Nahdlatul Ulama (NU) accountability. The research perspective used in this study is to use the interpretive paradigm with qualitative research methods and use a collective case studies approach (collective or multiple case study). The use of collective case studies is carried out because in this study not only carried out at the PBNU central office (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), but also at the regional administrator's office, branch administrator’s office, muslimat administrator’s office, and Islamic boarding school. From the results of the research it was found that besides the role of Kiai, NU also had its own way of accountability. NU's accountability process is called Typical Accountability of Lillahita'ala and Ikhlas in the style of Nahdlatul Ulama

Biological assets valuation reconstruction: A critical study of IAS 41 on agricultural accounting in Indonesian farmers

This paper is an in-depth review of IAS 41 from two dimensions, technical-theoretical dimension and meaning dimension simultaneously.The study aimed to anticipate the hazardous potentialities in valuation caused by monetary logo-centrism in accounting. The concepts offered are based on the condition of the existing culture in Indonesian society that was abstracted through ethnomethodology.These concepts represent Indonesian farmers’ viewpoints and ways of life in that are also closely related with agriculture utilities cycle.This paper suggests that agriculture accounting can be carried out even if it does not use monetary unit as its valuation approach