83 research outputs found

    KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU KUPU (LEPIDOPTERA : RHOPALOCERA) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT GATAN KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    This study aims to determine the diversity index of butterfly species in Bukit Gatan, STL Ulu Terawas District, Musi Rawas Regency. This study uses roaming method. Catch using direct sweeping, identification by observing the morphological characteristics of the butterfly. Based on the research, data were obtained from 287 individuals where the butterflies found on Gatan Hill were 23 species of butterflies belonging to 3 families namely: Nymphalidae, Papilionidae and Pieridae. The butterfly species of the Nymphalidae family that have been collected are Elymnias hypermnestra, Junonia atlites, Junonia almana, Tirumala septentrionis, Ideopsis juventa, Euploea crameri, Euploea algea, Euploea unica, Danaus genutia, Chersonesia rahria, Neptis nata, Hypolimnas bolina, Thaumantis klugius and Cupha erymanthis. The butterfly species of the Papilionidae family that have been collected are Pachliopta antiphus, Papilio demoleus, Troides helena, Graphium sarpedon and Papilio polytes. The butterfly species from the Pieridae family that have been collected are Eurema simulatrix, Eurema hecabe, Leptosia nina and Catopsilia scyla l. The lowest species composition was Chersonnesia rahria, while the highest was Pachliopta antiphus. In conclusion, out of 23 species there is 1 protected species, namely Troides Helena according to the Minister of Environment and Forestry Regulation number 20 of 2018 concerning protected wild plant and animal species, also listed in Appendix II of CITES. While the types of butterflies that are often found are Pachliopta antiphus, Tirumala septentrionis and Euploea unica. The few types of Ideopsis juventa, Chersonesia rahria and Cupha erymanthis were found at the observation sites. (Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Bengkulu). Keyword: Identification, diversity, butterfly species, Musi Rawas Regenc

    Pengaruh Media Tanam Berbasis Limbah Serat Buah SawitTerhadap Pertumbuhan Semai Ketapang Kencana (Terminalia mantaly H.Perrier)

    Get PDF
    The use of proper planting media can produce good quality seedling. The purpose of this study was to evaluate effect of different media with the composition of oil palm fruit fiber and cow manure on the growth of ketapang kencana seedling (Terminalia mantaly). Completely Randomized Design (CRD) with five treatmens and replictions was used in the study. The treatments were 100% palm fruit fiber waste (P1), 100% cow manure (P2), 75% palm fruit fiber waste + 25% cow manure (P3), 50% oil palm fruit fiber waste + 50% cow manure ( P4), oil palm fruit fiber waste 25% + cow manure 75% (P5). Data were analyzed by analysis of variance test and BNT follow-up test. The results showed that the cow manure resulted in the highest value of seedling height, diameter and leaf number. The treatmens of planting media between oil palm fruit fiber waste (75,50 and 50%) and cow manure (25, 50 and 75%) did not significant effect on seedling height, diameter and leaf number. All treatment did not significantly affect on the sturdiness of the seedling.   Key words; Growth, media, oil palm fruit fiber, growt

    PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN UMUR POTONG TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK SORGUM DI DAERAH PESISIR

    Get PDF
    Sorgum memiliki potensi untuk dikembangkan pada lahan marginal di kawasan pesisir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pemupukan pupuk organik dan umur potong hijauan pakan ternak sorgum yang berbeda terhadap kuantitas, kualitas, dan palatabilitas hijauan pakan ternak sapi. Penelitian dilaksanakan di daerah pesisir Bengkulu Selatan Pino Raya dengan ketinggian tempat 5 m di atas permukaan laut pada bulan Maret sampai Juni 2018. Jenis tanah adalah ultisol. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor yaitu dosis pupuk organik (P) dan umur pemotongan (UP). Dosis pupuk organik terdiri dari P0 = tanpa pupuk organik, P1 = pupuk organik 5 ton/ha, dan P2 = pupuk organik 10 ton/ha. Umur pemotongan yaitu: umur potong 30 hari (UP1), 40 hari (UP2), dan 60 hari (UP3). Setiap perlakuan diulang 4 kali, sehingga terdapat 3 x 3 x 4 = 36 satuan percobaan. Pemotongan tanaman sorgum pada umur 60 HST menghasilkan pertumbuhan dan produksi hijauan pakan ternak tertinggi (1.430 ton/ha), sedangkan pemotongan umur 30 HST menghasilkan kualitas hijauan pakan terbaik. Dosis pupuk organik 10 ton/ha merupakan dosis pupuk yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hijauan sorgum. Tidak adanya interaksi antara dosis pupuk dengan umur pemotongan terhadap tanaman sorgum sebagai pakan hijauan ternak

    Pengaruh Kondisi Tajuk Dan Aplikasi Getar Terhadap Produksi Nira Aren Di Rejang Lebong Bengkulu

    Full text link
    Plant sugar palm (Arenga pinnata) is a plant that provides economic benefits, social, and conservation. Nira is one of the sugar plant products of high economic value. The research objective was to determine the effect the condition header tanamaan juice and shakes application to the production of sap. The study was conducted in October and November 2015. Materials and tools used in the study is the sugar plant, jerry cans shelters sap, a knife to cut manggar, hose, refractometer, and digital vibrating tools used machineMetode therapy is a method of observation. Data were collected for the sugar plant with a dense canopy, medium and light. Application shakes performed on plants with dense canopy and as control is a plant that did not receive the application shakes. All treatment was repeated three times. The data obtained were analyzed quantitatively. The results showed that the condition of the plant canopy affect the production of palm sap. Average production of sap in the sugar plant with a dense canopy, moderate, and lacking in a row as much as 12.50, 9.13, and 4.56 liter per day. Application shakes 2 times for 15 minutes in the morning and afternoon were able to increase production 67% juice, where the total production of the juice for 18 days leads to the receiving application manggar shakes and controls are 236.3 and 141.6 L / plant. The average sugar content in the sap of approximately 16% brix

    PENGARUH UKURAN MEDIA TANAM ORGANIK SERAT BUAH KELAPA SAWIT PADA PERTUMBUHAN SEMAI BAMBANG LANANG (Michelia champaca)

    Get PDF
    Kelapa sawit merupakan komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Salah satu limbah padat kelapa sawit adalah serat buah yang dapat dimanfaatkan menjadi media tanam organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran media tanam organik pada pertumbuhan semai bambang lanang (Michelia champaca). Perlakuan ukuran media tanam terdiri dari media tanah berdiameter 3 inci, media tanam dari limbah serat buah kelapa sawit berdiameter 2 inci, 2 ½ inci dan 3 inci. Berdasarkan beberapa parameter yang diamati menunjukkan adanya pengaruh terhadap perlakuan tersebut. Media tanam organik limbah serat buah kelapa sawit ukuran 3 inci menunjukkan ukuran media terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan semai, sedangkan media tanam organik limbah serat buah kelapa sawit ukuran 2 inci menunjukkan respon terendah pada pertumbuhan semai bambang lanan

    PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PERCETAKAN SAWAH BARU DI DESA AIR KERING KECAMATAN PADANG GUCI HILIR KABUPATEN KAUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan (1) bobot limbah serat sawit yang optimum sebagai organik blok dalam meningkatkan kualitas bibit nyamplung, (2) dosis optimum pupuk osmote dalam meningkatkan kualitas bibit nyamplung, dan (3) bobot limbah serat sawit sebagai organik blok dan dosis pupuk osmocote yang optimum dalam meningkatkan kualitas bibit nyamplung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu bobot media tanam organik (100 g, 110 g, dan 120 g) dan konsentrasi pupuk osmocote (0 g/tan, 1 g/tan, 2 g/tan, dan 3g/tan) dengan 7 kali ulangan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa bobot media tanam organik 120 g menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 25,43 cm, diameter batang terbesar yaitu 6,27 mm, luas daun terluas yaitu 26,84 cm2 , bobot basah akar terberat yaitu 3,89 g, basah batang terberat yaitu 4,54 g, bobot kering batang terberat yaitu 4,54 g, dan bobot kering batang terberat yaitu 4,54 g. Aplikasi pupuk osmocote 3 g tan-1 menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 22,25 cm, diameter batang terberbesar yaitu 5,96 mm, luas daun terluas yaitu 26,89 cm2 , bobot basah akar terberat yaitu 3,24 g, bobot basah batang terberat yaitu 4,83 g, bobot basah daun terberat yaitu 0,79 g, bobot kering batang terberat yaitu 4,83 g, dan indeks mutu bibit tertinggi yaitu 0,95. Interaksi media tanam organik 120 g dan 3 g tan-1 pupuk osmocote menghasilkan jumlah daun terbanyak yaitu 8,8 helai

    Pengaruh Pemupukan NPK terhadap Pertumbuhan Kayu Bawang (Disoxylum mollissimum Blume) pada Pola Tanam Agroforestri di Desa Tabalagan, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu

    Get PDF
    Kebutuhan akan kayu terus meningkat setiap tahunnya karena pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kemakmuran. Salah satu usaha untuk mengatasi kebutuhan kayu di Propinsi Bengkulu dapat dilakukan dengan membudidayakan kayu bawang dikebun rakyat. Kayu bawang memiliki batang lurus dan tergolong jenis cepat tumbuh tetapi  kualitas kayunya baik. Kayunya memiliki ketahanan tingkat B terhadap serangan rayap, sifat mekanika kayu bawang antara lain memiliki berat jenis 0,56, kelas awet IV, kelas kuat III,dan terapung. Masyarakat tidak melakukan pemupukan terhadap tanaman kayu bawang, sehingga pertumbuhan jelek, dan kualitas kayu yang kurang bagus. Pemupukan kayu bawang belum terdapat di lapangan, pemupukan di lakukan pada tingkat semai. Pemupukan adalah suatu tindakan memberikan bahan organik maupun bahan anorganik, alami maupun buatan, mengandung satu atau lebih unsur hara, ke tanah dan atau tanaman sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.  Setelah di laksanakannya survey kelapangan, tofografi dari lokasi penelian tanaman kayu bawang dengan perlakuan pemupukan NPK Mutiara dengan aplikasi dosis berbeda pada lahan agroforestri yang miring merupakan faktor dibagi kedalam 3 blok/baris/perlakuan. Aplikasi pupuk NPK Mutiara di lapangan dengan dosis pupuk 0,12,dan 18 gram/pohon. Aplikasi pupuk NPK Mutiara dan pengambilan data di lapangan dilakukuan 4 (empat ) bulan sekali dalam waktu penelitian 2 (dua) tahun.     Secara statistik, hasil analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh yang  nyata dari pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman kayu bawang. Tinggi dan diameter tanaman kayu bawang pada lahan agroforestri pada umur 12, 16, 20, 24, 28,dan 32 bulan memiliki rata-rata pertambahan riap tinggi 132 cm dan rata-rata pertambahan riap diameter adalah 1,093 cm dalam pengamatan setiap 4 bulan. Pemupukan dengan dosisi pupuk NPK Mutiara 0, 12,dan 18 gram/pohon tidak memberiakan perbedaan secara nyata terhadap luas daun kayu bawang

    KEANEKARAGAMAN SERANGGA TANAH PADA LAHAN AGROFORESTRI DAN MONOKULTUR KAYU BAWANG DI PROVINSI BENGKULU

    Get PDF
    Serangga merupakan hewan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan mendominasi bumi. Jumlah spesies yang telah teridentifikasi mencapai satu juta spesies dan diperkirakan masih ada sekitar 10 juta spesies yang belum diidentifikasi. Serangga dapat ditemukan di berbagai tempat termasuk di permukaan tanah dan didalam tanah. Serangga permukaan tanah merupakan serangga pemakan tumbuhan hidup dan tumbuhan mati yang berada di atas permukaan tanah. Serangga tanah berperan dalam proses perombakan atau dekomposisi material organik tanah sehingga membantu dalam menentukan siklus material tanah sehingga proses perombakan di dalam tanah akan berjalan lebih cepat dengan adanya bantuan serangga permukaan tanah (Borror, 1997). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021 yang bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga tanah pada lahan agroforestri dan monokultur kayu bawang, sebagai data dasar untuk memperoleh gambaran tentang keanekaragaman serangga tanah. Berdasarkan hasil penelitian jenis serangga tanah yang ditemukan di lokasi penelitian lahan agroforestri kayu bawang sebanyak 273 serangga tanah, terdiri dari 8 spesies yaitu, Gryllus bimacuratus, Dolichoderus thoracius, Oecophylla smaragdina, Polyrharchis carbonaria, Gryllotalpa orientalis, Anoplolepis gracilipes, Periplaneta americana, Valanga nigricornis. Jenis serangga tanah yang ditemukan di lokasi penelitian lahan monokultur sebanyak 220 serangga tanah, yang terdiri dari 7 spesies yaitu, Gryllus bimacuratus, Dolichoderus thoracius, Oecophylla smaragdina, Polyrharchis carbonaria, Gryllotalpa orientalis, Anoplolepis gracilipes, Periplaneta americana. Keanekaragaman serangga tanah pada lahan Agroforestri Kayu Bawang  yaitu 1,70. Keanekaragaman pada lahan Monokultur Kayu Bawang yaitu 1,60. Nilai keanekaragaman pada lahan Agroforestri kayu bawang lebih tinggi dibandingkan lahan Monokultur kayu bawang

    INFLUENCE OF PLANTING MEDIA BASED ON PALM FRUIT FIBER WASTE AND COASTAL SOIL WITH THE PROVISION OF EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS ON THE GROWTH OF KETAPANG KENCANA SEEDLINGS (Terminalia mantaly)

    Get PDF
    This aims of the study are to determine the effects of mixed planting media of palm fruit fiber and coastal soil, to  find out the effect of EM4 and to find out if there is an interaction effect  between the provision of EM4 concentrations and media on the growth of Ketapang kencana (Terminalia mantaly).  This research was conducted in August-November 2021, in the Nursery of the Forestry Department of Bengkulu University. The result showed that concentration of EM4 had a very noticeable influence on the increase in the diameter and height of the first branch of  seedling,  but no significant effect on the height, the sturdiness value of the seedlings, the number of branches, and the density of chlorophyll in the leaves. The media shows  significant  effect on leaf chlorophyll and  height. The interaction between the growing media and EM4 concentration had significant effect on the  diameter but no noticeable effect on the height, sturdiness value of seedlings and chlorophyll density.. Keywords: EM4, Palm Fruit Fiber Waste, Coastal soi
    corecore