3,994 research outputs found

    Studi Awal Pembuatan High-volume Sidoarjo Mud Concrete Brick

    Full text link
    Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemanfaatan material lumpur Sidoarjo sebagai material pozzolan. Penelitian ini menggunakan lumpur Sidoarjo dengan kadar yang tinggi, yaitu >50%, dan bertujuan untuk menganalisa perbandingan dari penggunaan pasir dan semen dalam pembuatan batako. Untuk mengetahui karakteristik dari material lumpur dalam penelitian ini digunakan XRF (X-Ray Flouresence). Lumpur yang akan digunakan diolah dengan pengeringan dengan oven selama 24 jam, pembakaran dengan suhu ±650°C hingga penggilingan dengan menggunakan bar-mill dengan lama penggilingan 8 jam agar didapat ukuran butiran <63μm. Pada penelitian ini menggunakan presentase lumpur Sidoarjo kadar 50%, 55% dan 60% dari total material pengikat dan menggunakan perbandingan material pengikat : pasir sebesar 1:7, 1:8 dan 1:9. Pembuatan sampel batako menggunakan ukuran kubus 5x5x5 cm3 lalu dilakukan pengujian berupa kuat tekan. Hasil menunjukkan semakin kecil perbandingan material pengikat : pasir maka semakin tinggi kuat tekannya. Kadar 50% dengan perbandingan material pengikat dan pasir 1:7 merupakan yang paling efektif dibandingkan dengan kadar 55% dan 60% penggantian semen dengan lumpur Sidoarjo dengan kuat tekan 7.87 MPa pada umur 28 hari

    Charmed Meson Production in Proton - (ANTI)PROTON Collisions

    Get PDF
    We discuss and compare different approaches to include gluon transverse momenta for heavy quark-antiquark pair and meson production. The results are illustrated with the help of different unintegrated gluon distributions (UGDF) from the literature. We compare results obtained with on-shell and off-shell matrix elements and kinematics. The results are compared with recent experimental results of the CDF collaboration.Comment: presented by M. Luszczak at the international conference MESON2006, June 2006, Cracow, 6 pages, 5 figure

    Exploring the acculturation gap and intergenerational conflict in the domain of female sexuality

    Get PDF
    The present research examined, for the first time, the acculturation gap in the domain of female sexuality for immigrant women in the U.S. and Norway. We proposed that greater perceived difference between daughters and parents in the endorsement of host country norms of female sexuality would translate to more intergenerational conflict and women reporting more experiences of control from her family. In addition, proposing that women more acculturated to sexual norms of their host culture may be less accepting of control and, by consequence, report less experiences of control. Participants were double heritage women, ages 18 to 62, residing in Norway (n = 121), and the U.S. (n = 118). Two mediation models were tested. Results supported both processes in the overall sample and in the U.S., with support in Norway for the process via intergenerational conflict, but not via acceptance of controlling behaviors. Both in Norway and the U.S., participants with a greater acculturation gap reported more intergenerational conflict that translated to more experiences of controlling behaviors from family. Only in the U.S. did we find that participants more acculturated to host culture sexual norms tended to accept less control from family and, in turn, report less experiences of controlling behavior. These findings offer a novel theoretical angle in the study of acculturation and sexuality and may inform interventions to reduce conflicts and violence against women in acculturating families.Este estudo examinou, pela primeira vez, a acculturation gap no contexto da sexualidade feminina. Mais especificamente, investigamos a sua relação com as experiências de controlo por parte da família, tal como o papel mediador da aceitação do controlo e do conflito intergeracional na aculturação de mulheres nos EUA e na Noruega. Propusemos que uma maior diferença entre pais e filhas no endosso das normas da sexualidade feminina do país anfitrião traduzir-se-ia em mais conflitos intergeracionais, resultando em mais experiências de controlo da parte da família. Adicionalmente, as mulheres mais aculturadas às normas sexuais do país anfitrião seriam menos dispostas a aceitar o controlo da parte da família e, consequentemente, relatariam menos experiências de controlo. As participantes eram mulheres de dupla herança, com idades entre 18 e 62 anos, residentes na Noruega (n = 121) e nos EUA (n = 118). Dois modelos de mediação foram testados. Tanto na Noruega como nos EUA, as participantes com uma maior acculturation gap relataram mais conflitos intergeracionais, e estes traduziam-se em mais experiências de controlo da parte da família. Somente nos EUA, as participantes mais aculturadas às normas sexuais do país anfitrião relataram menos aceitação para ser controladas pela família, que por sua vez era relacionada com menos experiências de controlo. Esses resultados oferecem um novo ângulo teórico no estudo da aculturação e da sexualidade, e podem informar intervenções para reduzir conflitos e violência contra as mulheres em famílias na fase de aculturação

    Batako Berlubang Geopolimer Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo

    Full text link
    Lumpur Sidoarjo merupakan material yang sedang dikembangkan sebagai pengganti semen. Alasan digunakannya lumpur Sidoarjo adalah jumlahnya yang melimpah dan telah terbukti memiliki kandungan yang dapat menggantikan fungsi semen. Oleh karena itu sebaiknya lumpur Sidoarjo dijadikan sebagai produk jadi yang berguna, untuk masyarakat secara luas. Salah satu produk yang cocok diproduksi dari lumpur Sidoarjo adalah batako geopolimer. Batako geopolimer sendiri mempunyai beberapa kelebihan daripada batako pada umumnya, antara lain dapat mengurangi pelepasan gas CO2 ke atmosfer karena tidak menggunakan semen, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan, selain itu bahan geopolimer memiliki ketahanan serangan dari luar. Untuk mengolah lumpur agar siap pakai dalam pembuatan batako, lumpur harus melewati beberapa tahapan, antara lain lumpur harus dijemur selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke oven selama 24 jam. Setelah itu lumpur dibakar dengan suhu 650ºC selama 9 jam agar sifat lumpur menjadi amorf sehingga dapat digunakan. Lumpur kemudian digiling sampai melewati ayakan nomor 200. Setelah siap dipakai, lumpur dicampurkan dengan pasir, NaOH, serta sodium silikat dengan perbandingan tertentu untuk dijadikan campuran mortar untuk pembuatan batako. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kuat tekan dan penyerapan air dari mortar menunjukkan hasil yang baik, Sehingga produk batako geopolimer memenuhi syarat batako pada umumnya

    Types and Density of Aquatic Plant in Lubuk Siam Lake Lubuk Siam Village Siak Hulu Sub-Regency Kampar Regency Riau Province

    Full text link
    Lubuk Siam Lake is one of the oxbow lakes in the Lubuk Siam Village, SiakHulu Sub-regency, Kampar Regency, Riau Province. This lake is overgrown by varioustypes of aquatic plants and almost cover the surface of the lake. This condition hampersthe fishing activities in the lake. This research aims to discover the types and density ofthe aquatic plant in Lubuk Siam Lake and it was conducted on February to March 2015.Field sampling was done 2 times, a month period. The plants were then identified basedon Van Steenis (1981).Results shown that there were 7 species of aquatic plants present in the LubukSiam Lake and they are belonged to 4 classes, 7 families. They are Eichhornia crassipes,Salvinia natans, Ipomoea aquatica, Cyperus sp., Paspalum sp., Pandanus sp., andNephrolepis sp. The most common plant is Salvinia natans (61-71 organisms/m2,relative density 55.94-57.13 %), while the rarest was Ipomoea aquatica (4.5-7organisms/m2, relative density 3.48-6.47 %). In general, the relative density of aquaticplants in the Lubuk Siam Lake can be categorized as rare to dense

    Durabilitas Mortar Geopolymer Berbasis Lumpur Sidoarjo

    Full text link
    Lumpur Sidoarjo merupakan salah satu material yang sedang dikembangkan sebagai pengganti semen selain fly ash. Alasan yang mendasari digunakannya lumpur Siodarjo adalah jumlahnya yang melimpah di lapangan yang dianggap sebagai permasalahan lingkungan yang belum dapat teratasi, serta telah terbukti memiliki kandungan yang dapat menggantikan fungsi semen.Adapun salah satu karakteristik material konstruksi yang penting untuk diperhatikan pada lingkungan agresif adalah durabilitas.Mengingat belum adanya penelitian mengenai durabilitas geopolymer dengan lumpur Sidoarjo, maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari serangan asam dan difusi ion klorida terhadapmaterial geopolimer dengan lumpur Sidoarjo. Pada penelitian ini dilakukan pengujian durabilitas, yaitu ketahanan terhadap serangan asam sulfat dan penetrasi ion klorida. Pada pengujian terhadap serangan sulfat digunakan dua metode yaitu metode perendaman biasa dan wet dry cycle. Pengujian penetrasi ion klorida menggunakan metode Rapid Migration Test dengan standart Nordtest 492. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa durabilitas mortar geopolimer dengan lumpur Sidoarjo dapat dikatakan baik terutama pada segi penampilan fisik mortar

    Studi Awal Pembuatan High Volume Light Weight Sidoarjo Mud Concrete Brick

    Full text link
    Penelitian ini menggunakan kadar lumpur Sidoarjo yang tinggi dan bertujuan untuk menganalisa perbandingan dari penggunaan pasir dan semen dalam pembuatan batako. Untuk mengetahui kandungan lumpur dilakukan tes XRF (X-Ray Flouresence). Lumpur yang digunakan diproses terlebih dahulu dengan memasukkan lumpur ke dalam oven selama 1 hari dan kemudian dibakar selama 5,5 jam dengan suhu 680 oC, kemudian digiling dengan Bar-Mill selama 8 jam agar lolos ayakan 63 μm. Penelitian ini menggunakan persentase kadar lumpur 65%, 70% dan 75% dengan perbandingan semen pasir 1:7, 1:8, dan 1:9. Selain itu juga digunakan foaming agent untuk mencapai densitas yang ringan. Pembuatan sampel tanpa foaming agent dicetak dengan bekisting 5x5x5 cm3, sedangkan untuk sampel dengan foaming agent dengan ukuran 10x10x10 cm3 dan menggunakan variasi pozzolan 50%-65%. Kadar 65% dengan perbandingan semen pasir 1:7 menghasilkan kuat tekan 3,72 MPa pada umur 28 hari. Untuk penggunaan foaming agent, kadar 50% dengan perbandingan semen pasir 1:7 menghasilkan kuat tekan 3,51 MPa dan densitas 1692 Kg/m3
    corecore