3 research outputs found

    Perbedaan Metode Ijtihad Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah Dalam Corak Fikih Di Indonesia

    Full text link
    There were different orientation in the background and methodsof ijthad between Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (NU) andMajelis Tarjih Muhammadiyah (The Muhammadiyah Legal AffairsCommittee). The ijtihad orientation of Bahtsul Masail emphasizes oncultural approach to maintain the previous values that have been good,and take the new values better. This approach accepts local cultureand wisdom as part of the past products that has no conflict with al-Qur'an and al-Hadith, or by changing the content of culture and localwisdom with Quranic and Sunnah content. This approach is differentfrom the ijtihad orientation model developed by Majelis TarjihMuhammadiyah called "tajdid". With this approach, Majelis TarjihMuhammadiyah attempts to recover and purify Islam according to itsoriginal teachings. With its popular jargon "Back to the Qur'an andal-Sunnah" seeks to purify Islam from contamination of Takhayyul,Bid'ad (Heresy) and Churafat (TBC).The differences on ijtihad orientation between Bahtsul MasailNU and Majelis Tarjih Muhammadiyah had an impact on thedifference of ijtihad methods used. The ijtihad method of BahtsulMasail more conservative and walk to the progressive-moderateatmosphere by trying to adjust the changing of socio-cultural ofcommunity, through the use of ijtihad method Qouly, Ilhaqy, Taqriry,and Manhajy. While the ijtihad method used by Majelis TarjihMuhammadiyah moves towards Progressive-Dynamic atmosphere byusing contemporary ijtihad method like Bayani, ta'lili, and istishlahiwith an interpretation approach At-tafsir al-ijtima'i al-mu'asir(hermeneutic), at-Tarikhiyah (historical), as-Susiulujiyyah(sociological) and; al-antrubulujiyyah (anthropological) and usingijtihad techniques Ijma', Qiyas, Masalih mursalah, and Urf

    Analisis Pendapatan Hasil Hutan Bukan Kayu Jambu Mente (Anacardium Occidentale L.) Dilahan Hutan Tanam Rakyat Kelompok Tani Desa Kabol Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat

    Full text link
    Tanarnan jambu mente pada saat ini merupakan salah satu tanaman yang sedang dipacu pengembangannya, terutama di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan HHBK Jambu Mente (Anacardium Occidentale L.) serta mengetahui tingkat kelayakan usaha menanam Jambu Mente di Hutan Desa Kabol, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey. Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani hutan di Dusun Kending Sampi desa Kabol, Kecamatan Praya Barat Daya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan petani responden adalah seluas 100Ha, maka rata-rata biaya produksi untuk membeli alat dan bahan serta biaya ongkos tenaga kerja yang harus dikeluarkan petani adalah sebesar Rp 3.427.000. Rata-rata penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp. 11.733.00, dan rata-rata pendapatan/keuntungan yang diperoleh masing-masing petani per/1 musim tanam sebesar Rp. 8.302.000, maka R/C ratio diperoleh sebesar 1,82%. Artinya, setiap Rp. 1 yang dikeluarkan oleh petani untuk biaya usaha menanam jambu mente akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,82%. Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 1 (R/C > 1) maka kegiatan dalam usaha menanam jambu mente di hutan Desa Kabol ini layak untuk diusahakan. Untuk meningkatkan pendapatan/keuntungan, maka diharapkan kepada para petani hutan di wilayah penelitian bisa meningkatkan kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman tanaman jambu mente dan agar di usahakan bisa menjual hasil produksi dalam bentuk produk sekunder
    corecore