2 research outputs found

    Studi kualitatif pengalaman emosi ayah dalam pengasuhan anak balita

    Get PDF
    The presence of a father in childcare is as important as a mother. This study aims to explore how fathers describe their emotional experiences of parenting. The research participants were fathers who have children under the age of five (1-3 years old). The data collection method used a semi-structured interview technique conducted online with reference to the Parent Development Interview-Revised (PDI-R). A phenomenological approach and iterative coding techniques were used to analyze the data and determine themes. The results identified six main emotions: joy, pain/difficulty, happiness, pride, annoyance/anger, and guilt based on four father’s experiences in parenting: father-child relationship, child-focused experience, father-focused experience, and father role fulfillment experience. The implication of this study is that people can know and realize that fathers feel a variety of positive and negative emotions in their relationship with children, so that they can comprehensively explore the role of fatherhood.Kehadiran ayah dalam pengasuhan anak sama pentingnya dengan seorang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana para ayah mendeskripsikan pengalaman emosi mereka dalam pengasuhan anak. Partisipan penelitian adalah ayah yang memiliki anak usia balita (1-3 tahun). Metode pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang dilakukan secara online dengan mengacu pada Parent Development Interview-Revised (PDI-R). Pendekatan fenomenologi dan teknik iterative coding digunakan untuk menganalisis data dan menentukan tema. Hasil penelitian mengidentifikasi adanya enam emosi utama yakni terkait enam emosi: gembira (joy), rasa sakit/kesulitan (pain/difficulty), bahagia (happiness), bangga (pride), kesal/marah (annoyance/anger), dan rasa bersalah (guilt) yang dilatar belakangi pada empat pengalaman ayah dalam pengasuhan yaitu pengalaman hubungan ayah dan anak, pengalaman yang berfokus pada anak, pengalaman yang berfokus pada ayah dan pengalaman pemenuhan peran sebagai ayah. Implikasi penelitian ini adalah masyarakat dapat mengetahui dan menyadari bahwa para ayah merasakan berbagai emosi positif dan negatif dalam hubungannya dengan anak, sehingga dapat mendalami secara komprehensif peran sebagai ayah

    PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA DIGITAL DI KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Dalam beberapa tahun terakhir, pemilihan kepala desa (pilkades) secara elektronik banyak dilakukan, termasuk di Kabupaten Sleman. Kekhawatiran akan manipulasi teknologi yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan partisipasi masyarakat, sering muncul dalam kaitan e-vote pilkades. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyelenggaraan e-Voting dalam setiap tahap penyelenggaraan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan datanya dilakukan dengan dokumentasi, observasi, wawancara, dan FGD. Analisis deskriptif naratif dilakukan terhadap fakta pada tiap tahapan pilkades menurut Pratama dan Salabi yang mencakup tahap Pengkajian dan Perencanaan, Pengadaan, Penerapan/Pelaksanaan, dan Pasca e-Voting.  Ditemukan bahwa pilkades di Kabupaten Sleman secara digital pada  tiap tahapan, telah dapat dilaksanakan secara baik pada tahun 2020 maupun 2021. Permasalahan yang terjadi pada tahun 2020 baik dari aspek teknis maupun sumber daya manusia yang terjadi saat perencanaan, pengadaan, pelaksanaan/penerapan, dan pasca e-vote relatif telah dapat diatasi dan diantisipasi dengan baik pada tahun 2021. Dan hanya terdapat sedikit masalah yang hampir semua masalah tersebut terkait dengan kondisi pandemic covid-19 yang masih melanda Indonesia pada saat dilakukan pilkades secara digital. Disarankan penyiapan pendamping teknis dari warga desa atau penduduk sekitar desa dengan plotting silang, pembuatan SOP untuk pendamping pemilih, serta penyempurnaan system e-rekapitulasi pada tingkat desa. Kata Kunci: e-voting, pemilihan digital, pemilihan umum,  kepala desa, Kabupaten SlemanDalam beberapa tahun terakhir, pemilihan kepala desa (pilkades) secara elektronik banyak dilakukan, termasuk di Kabupaten Sleman. Kekhawatiran akan manipulasi teknologi yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan partisipasi masyarakat, sering muncul dalam kaitan e-vote pilkades. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyelenggaraan e-Voting dalam setiap tahap penyelenggaraan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan datanya dilakukan dengan dokumentasi, observasi, wawancara, dan FGD. Analisis deskriptif naratif dilakukan terhadap fakta pada tiap tahapan pilkades menurut Pratama dan Salabi yang mencakup tahap Pengkajian dan Perencanaan, Pengadaan, Penerapan/Pelaksanaan, dan Pasca e-Voting.  Ditemukan bahwa pilkades di Kabupaten Sleman secara digital pada  tiap tahapan, telah dapat dilaksanakan secara baik pada tahun 2020 maupun 2021. Permasalahan yang terjadi pada tahun 2020 baik dari aspek teknis maupun sumber daya manusia yang terjadi saat perencanaan, pengadaan, pelaksanaan/penerapan, dan pasca e-vote relatif telah dapat diatasi dan diantisipasi dengan baik pada tahun 2021. Dan hanya terdapat sedikit masalah yang hampir semua masalah tersebut terkait dengan kondisi pandemic covid-19 yang masih melanda Indonesia pada saat dilakukan pilkades secara digital. Disarankan penyiapan pendamping teknis dari warga desa atau penduduk sekitar desa dengan plotting silang, pembuatan SOP untuk pendamping pemilih, serta penyempurnaan system e-rekapitulasi pada tingkat desa. Kata Kunci: e-voting, pemilihan digital, pemilihan umum,  kepala desa, Kabupaten Slema
    corecore