100 research outputs found
Kadar Glukosa Darah dan Malondialdehid Ginjal Tikus Diabetes yang Diberi Latihan Fisik
Diabetes Mellitus is a condition characterized by chronic hyperglycemia associated with insulin deficiency. Regular and measurable physical exercise can lower blood glucose levels and increase the endogenous antioxidant defenses, thereby the levels of lipid peroxidation (MDA) can also decrease. The objective of this study was to determine the relation between blood glucose levels and kidney malondialdehyde levels in streptozotocin(STZ)-induced rats which were given physical exercise. This study was purely experimental with group post-test only design. The subjects were 10 STZ-induced male rats of Sprague Dawley strain. Physical exercise was given for 9 weeks using a treadmill. The results of independent t-tests showed that the fasting blood sugar level of the rats was 0.048 and the kidney MDA level was 0.767. Pearson correlation test result of STZ-induced rat group was only 0,799 and that of STZ-induced rats with physical exercise was 0.35. In conclusion, there was no signifi cant correlation between fasting blood glucose levels and kidney MDA levels after treatment.Keywords: Diabetes Mellitus (DM), physical exercise, blood sugar, malondialdehyde, kidney
Perbedaan Kadar Ureum dan Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Kronis dengan Diabetes dan Non-Diabetes
Penyakit Gagal Ginjal Kronis menjadi masalah besar di dunia karena sulit
disembuhkan, serta membutuhkan biaya perawatan yang lama dan mahal.
Penyakit Gagal Ginjal Kronis disebabkan oleh penyakit diabetes dan nondiabetes.
Hemodialisa merupakan salah satu terapi untuk mengatasi fungsi ginjal
yang rusak.Terapi hemodialisa dilakukan untuk membuang sampah-sampah
metabolit, seperti ureum dan kreatinin, yang tidak mampu dibuang oleh ginjal.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ureum dan
kreatinin pasien Gagal Ginjal Kronis dengan diabetes dan non-diabetes di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta..
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif komparatif. Pengambilan sampel
secara accidental sampling selama 1 bulan. Alat ukur utama adalah rekam medis
dan hasil laboratorium darah ureum dan kreatinin. Responden dalam penelitian ini
terdiri dari 30 orang, dengan 19 pasien GGK non-DM dan 11 pasien GGK dengan
DM. Analisis statistik menggunakan uji perbedaan mann whitney untuk kadar
ureum dan uji independent t-test untuk kadar kreatinin.
Hasil penelitian didapatkan uji beda kadar ureum pasien GGK non-DM berbeda
tidak bermakna dibandingkan pasien GGK dengan DM (p=0,590), namun rerata
kadarureum pasien GGK non-DM tetap lebih tinggi dibanding pasien GGK
dengan DM. Kadar kreatinin pasien GGK non-DM berbeda bermakna
dibandingkan pasien GGK dengan DM. Saran, diharapkan pasien GGK non-DM
lebih memperhatikan asupan makanan terutama protein supaya kadar ureum
kreatinin tetap terkontrol sehingga fungsi ginjal tidak semakin memburu
ALBUMIN AND HEMOGLOBIN VALUE IN CHRONIC RENAL FAILURE (CRF) PATIENTS WITH DIABETES AND NON-DIABETES
Introduction. Malnutrition is a common problem in patients with chronic renal failure (CRF) with Diabetes Mellitus and Non-Diabetes Mellitus. Assessments of nutritional status in CRF patients are required to measure some important parameters including serum albumin and hemoglobin. This study aimed to fi gure out the differences of nutritional status between CRF patients with diabetes mellitus and without diabetes mellitus in the inpatient unit of PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta, by examining the levels of albumin and hemoglobin serum. Methods. This study applied cross sectional method of which measuring instruments were patients’ medical records of laboratory tests. This research used accidental sampling method involving 30 patients as samples. Result. The results of independent t-test showed that there was no signifi cant differences between the levels of albumin (p = 0.917) and hemoglobin (p = 0.168) between the group of non DM CRF patients and CRF patients with M. Discussion. Therefore, further research should be performed by using a larger sample size as well as considering patients’ historical background of hemodialysis treatment.Keywords: Diabetes Mellitus (DM), Chronic Renal Failure (CRF), albumin, hemoglobi
Pengaruh Latihan Fisik terhadap Tingkat Kerusakan Glomerolus Ginjal Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Diabetes
Diabetes mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan kondisi hiperglikemia, yang disebabkan oleh abnormalitas sekresi
insulin seperti resistansi insulin, metabolisme insulin atau keduanya.. Latihan fisik
yang dilakukan secara teratur dan terukur mampu meningkatkan penggunaan
glukosa otot sehingga menurunkan kondisi hiperglikemia dan mencegah
komplikasi DM. Kerusakan ginjal pada diabetes secara histologis ditandai dengan
peningkatan reseptor advanced glycation end-products dan hipertrofi glomerolus.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi manfaat latihan fisik
dalam mencegah komplikasi pada ginjal akibat hiperglikemia, seperti kadar gula
darah puasa, ekpresi RAGE dan diameter pada glomerolus ginjal.
Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan rancangan post test
only group design. Subjek penelitian adalah 10 ekor tikus jantan galur Sprague
dawley, yang diinduksi streptozotocin (STZ) dosis 35 mg/kgBB. Subjek dibagi
menjadi dua kelompok yaitu, kelompok STZ dan kelompok STZ dengan latihan
fisik. Latihan fisik diberikan selama 9 minggu dengan menggunakan treadmill,
frekuensi 5x/minggu, intensitas moderat, kemiringan 0º, kecepatan dan durasi
ditingkatkan secara bertahap. Analisis hasilnya menggunakan independent t-test.
Hasil penelitian didapatkan bahwa latihan fisik teratur dan terukur mampu
menurunkan kadar glukosa darah puasa (p=0,048); ekspresi RAGE di glomerolus
(p=0,003) namun belum berpengaruh pada diameter glomerolus ginjal (p=0,106)
Perbedaan Status Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal Kronis dengan Diabetes dan Non-Diabetes, Kajian terhadap Kadar Albumin dan Hemoglobin
Malnutrisi sering terjadi pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) Dengan
Diabetes Mellitus maupun Non-Diabetes Mellitus yang merupakan progesifitas
gagal ginjal. Penilaian status gizi pada pasien GGK dianjurkan untuk melihat
beberapa parameter diantaranya kadar albumin dan hemoglobin serum. Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan status gizi pasien GGK dengan
diabetes mellitus dan non diabetes mellitus di ruang rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, dengan mengkaji kadar albumin dan hemoglobin
serum. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, sejak September-November
2014. Rancangan penelitian dengan menggunakan metode cross sectional. Alat
ukur yang digunakan adalah rekam medik tes laboratorium. Sampel penelitian ini
30 orang, dengan metode accidental sampling. Uji beda dengan menggunakan
independent t-test. Diperoleh hasil tidak adanya perbedaan bermakna antara kadar
albumin (p=0,917) dan kadar hemoglobin (p=0,168) antara kelompok pasien
GGK non-DM dan pasien GGK dengan DM. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lagi dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan
mempertimbangkan lama melakukan hemodialisa
PENGARUH TERAPI MUROTTAL JUZ 'AMMA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION (ORIF) DI PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Latar Belakang : Kecemasan adalah isu yang signifikan bagi pasien ORIF sebelum operasi. Murottal Al-Quran mampu menciptakan mekanisme koping dalam menurunkan kecemasan sebelum operasi.
Tujuan : Penelitian mengidentifikasi pengaruh terapi murottal Juz „Amma terhadap tingkat kecemasan pada pasien ORIF di PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode : Metode penelitian pre eksperiment dengan pendekatan one group pre-test post-test design. Responden penelitian terdiri dari 10 pasien ORIF dan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument STAI (State-Trait Anxiety Inventory) dengan teknik uji paired t-test.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi murottal Juz „Amma yang signifikan terhadap penurunan kecemasan pada pasien ORIF di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Analisis paired t-test menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi diperoleh nilai sehingga .
Simpulan : (1) Sebagian besar responden mengalami kecemasan kategori sedang pada saat pretest, (2) Sebagian besar responden mengalami kecemasan kategori ringan pada saat posttest, (3) Ada pengaruh signifikan terapi murottal Juz „Amma terhadap penurunan kecemasan pada pasien ORIF di PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Saran : Hasil penelitian ini menyarankan PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk memberikan terapi murottal Juz „Amma bagi pasien ORIF untuk menurunkan kecemasan pasien sebelum operasi.
Kata Kunci : kecemasan, terapi murottal Juz „Amma, ORIF
Kepustakaan : 27 buku (2002-2015), 3 jurnal, 5 skripsi, 1 tesis, 1 artikel website
Jumlah Halaman : xiii halaman, 68 halaman, 2 tabel, 5 gambar, 9 lampira
Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Fatigue pada Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Latar Belakang : Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible, yang biasanya pada keadaan tertentu
memerlukan terapi hemodialisis. Prevalensi fatigue tinggi pada pasien hemodialisis.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya
hemodialisis dengan fatigue pada pasien gagal ginjal di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini bersifat analitik, pengambilan sampel
dilakukan secara nonprobability (accidental sampling), dengan jumlah sampel 57
responden. Analisis data ini dengan menggunakan Kendall Tau.
Hasil : Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh
responden, lama yang menjalani hemodialisis baru (<12 bulan) 5,3%, sedang (12 –
24 bulan) 22,8%, lama (>24 bulan) 71,9%, dan hasil responden yang mengalami
fatigue, 22,8% fatigue ringan, 40,4% fatigue sedang, 36,8% fatigue berat.
Didapatkan nilai uji bivariat p = 0,932.
Simpulan & Saran : Tidak terdapat hubungan antara lama hemodialisis dengan
fatigue pada pasien gagal ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Untuk
selanjutnya disarankan bagi peneliti lain melakukan penelitian dengan judul yang
sama untuk melihat perbandingan hasil penelitian ini
Hubungan Tingkat Stres Kerja Perawat terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Latar Belakang : Stres kerja adalah salah satu faktor utama dari penurunan
produktivitas dalam suatu organisasi dan melibatkan tanda-tanda fisik dan mental
secara personal. Perawat adalah bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan
karenanya stres kerja perawat memainkan peranan besar pada mutu pelayanan
keperawatan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres
kerja perawat terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode : Penelitian kuantitatif dengan metode survey analitik dan pendekatan cross
sectional. Responden penelitian terdiri dari 61 perawat di Ruang Rawat Inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan diambil dengan menggunakan teknik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner dengan teknik uji kendall tau.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan
antara tingkat stres kerja perawat terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang
Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Analisis kendall tau menunjukkan
bahwa pada taraf signifikansi diperoleh nilai sehingga .
Simpulan : (1) Perawat yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi adalah
sebanyak 80,3%, (2) Perawat yang memiliki mutu pelayanan keperawatan yang baik
adalah sebanyak 52,5%, (3) Ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat stres
kerja perawat terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Saran : Manajemen PKU Muhammadiyah Yogyakarta disarankan melaksanakan
management training, menambah jumlah tenaga keperawatan serta meningkatkan
fasilitas di ners station untuk menurunkan tingkat stres perawat
Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Hipertensi pada Dewasa Madya di Niten Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT
HIPERTENSI PADA DEWASA MADYA DI NITEN
NOGOTRITO GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Sartika2, Diyah Candra Anita K3
INTISARI
Latar Belakang : Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya
hidup seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stress psikososial. Walaupun
peningkatan tekanan darah bukan merupakan bagian normal dari ketuaan, tingkat
hipertensi pada dewasa madya adalah tinggi. Pada dewasa madya, salah satu faktor
yang dapat menjadi faktor resiko tingkat hipertensi adalah stress.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan tingkat stress dengan
tingkat hipertensi pada dewasa madya di Niten Nogotrito Gamping Sleman
Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah dewasa madya di
Niten Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta sebanyak 30 dewasa madya. Teknik
pengambilan sampel adalah non probabality sampling didapatkan 30 responden.
Pengolahan data menggunakan rumus spearman rank.
Hasil : Analisis hubungan tingkat stress pada dewasa madya di Niten Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta paling banyak yaitu yang mempunyai tingkat stress
dengan kategori sedang 20 dewasa madya (66,7%). Sedangkan tingkat hipertensi
pada dewasa madya paling banyak mempunyai tingkat hipertensi dengan kategori
ringan yaitu 12 dewasa madya (40,0%). Ada hubungan yang bermakna secara
statistik antara tingkat stress dengan tingkat hipertensi pada dewasa madya di Niten
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta (p??;0,034?0,05).
Saran : Untuk peneliti selanjutnya adalah dapat melakukan penelitian mengenai
tingkat hipertensi, dengan mengambil variabel yang berpengaruh selain stress.
Kata kunci : Hipertensi, Stress, Dewasa Madya
Kepustakaan : 57 buku (2003-2013), 3 penelitian, 10 website
Jumlah halaman : xxvi halaman, 10 tabel, 2 gambar, 15 lampira
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit mematikan nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan tuberculosis. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi ini telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Ada beberapa pengobatan non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah tinggi, salah satunya yaitu mengkonsumsi jus tomat. Kandungan dalam tomat berperan dalam menurunkan tekanan darah dengan cara mencegah penebalan dan pengerasan dinding arteri dengan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat normal.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi jus tomat terhadap tekanan darah.
Metode Penelitian: Design penelitian Quasi eksperiment. Rancangan Non Equivalent Control Group. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling. Jumlah total responden 20 orang. Analisis data pre dan post kelompok intervensi dan kontrol menggunakan Paired T-Test, sedangkan perbandingan nilai rata-rata post kelompok intervensi dan kontrol menggunakan Independent T-Test.
Hasil Penelitian: Hasil uji Paired T-Test pretest dan posttest kelompok intervensi didapatkan TD sistolik p value 0,000 sedangkan diastolik p value 0,000. Pretest dan posttest kelompok kontrol didapatkan TD sistolik p value 0,726 sedangkan diastolik p value 0,168. Hasil uji Independent T-Test sistolik intervensi-kontrol p value 0,000 dan diastolik intervensi-kontrol p value 0,001.
Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh signifikan pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia di Dusun Niten Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menyarankan untuk menjadikan jus tomat sebagai minuman untuk pengobatan hipertensi
- …