3 research outputs found
ANALISIS MASALAH KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPATANA
Cakupan pemberian ASI eksklusif belum merata di seluruh Indonesia, masih ada provinsi yang belum mencapai target sebesar 40%, kondisi ini dapat disebabkan misalnya oleh pekerjaan ibu, kurangnya dukungan terutama suami sehinga terjadi ketidakberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis masalah ketidakberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sipatana. Desain penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi, partisipan penelitian adalah jumlah ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dengan jumlah 8 orang yang memenuhi kriteria sampel. Hasil temuan diperoleh terdapat tiga hasil temuan yang menyebabkan ketidakberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif yaitu hambatan produksi ASI meliputi ASI yang keluar sedikit, payudara bengkak dan puting luka, kuranganya dukungan keluarga dalam memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan pengetahuan ibu yang kurang dengan pemahaman ibu yang kurang mengenai ASI eksklusif, ASI eksklusif hanya untuk tumbuh kembang anak dan meningkatkan kekebalan tubuh, serta ASI eksklusif hanya bermanfaat untuk anak, sudah terpapar informasi, tetapi sudah lupa dan tidak memahamai informasi ASI eksklusif. Dapat disimpulkan hambatan produksi ASI, kurangnya dukungan keluarga dan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif untuk memberikan ASI eksklusif.
 
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STABILITAS FISIK SISTEM FITOSOM EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)
Fitosom sebagai sistem penghantar obat dengan kandungan Alisin pada bawang
putih (Allium sativum L. ) dapat menurunkan kadar glukosa darah. Alisin
diharapkan dapat terlindungi dari oksidasi dan degradasi sehingga sifat protektif
akan tetap utuh hingga bahan aktif dapat dihantarkan pada target organ.
Bertujuan untuk melihat hubungan antara suhu penyimpanan dan lamanya waktu
penyimpanan terhadap kestabilan fisik sistem fitosom ekstrak bawang putih
(Allium sativum L). Pengujian kestabilan fisik pada sistem fitosom optimal
dengan CCD Response Surface Methodology (RSM) disimpan pada tiga suhu
yang berbeda, yaitu suhu rendah (4°±2°C), suhu kamar (25°±2°C), dan suhu
tinggi (40°±2°C) selama 4 minggu. Pengujian yang dilakukan yaitu organoleptis,
pH, bobot jenis, ukuran partikel, nilai indeks polidispersitas (PdI), dan zeta
potensial. Hasil pengukuran kestabilan fisik sistem fitosom optimal nilai pH 5,5-
5,73; bobot jenis 1,00370-1,00574 g/mL; ukuran partikel 214,3-358,60 nm; PdI
kategori polidispers dalam rentang 0,458-0,571; zeta potensial -29,08 sampai -
33,29 mV. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa suhu ekstrim (4°C dan
40°C) dapat menurunkan kestabilan fisik sistem fitosom dimulai pada minggu ke
2 hingga minggu ke 4 penyimpanan.
Kata kunci: Bawang putih, fitosom, Response Surface Methodology (RSM),
stabilitas fisi
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STABILITAS FISIK SISTEM FITOSOM EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)
Fitosom sebagai sistem penghantar obat dengan kandungan Alisin pada bawang
putih (Allium sativum L. ) dapat menurunkan kadar glukosa darah. Alisin
diharapkan dapat terlindungi dari oksidasi dan degradasi sehingga sifat protektif
akan tetap utuh hingga bahan aktif dapat dihantarkan pada target organ.
Bertujuan untuk melihat hubungan antara suhu penyimpanan dan lamanya waktu
penyimpanan terhadap kestabilan fisik sistem fitosom ekstrak bawang putih
(Allium sativum L). Pengujian kestabilan fisik pada sistem fitosom optimal
dengan CCD Response Surface Methodology (RSM) disimpan pada tiga suhu
yang berbeda, yaitu suhu rendah (4°±2°C), suhu kamar (25°±2°C), dan suhu
tinggi (40°±2°C) selama 4 minggu. Pengujian yang dilakukan yaitu organoleptis,
pH, bobot jenis, ukuran partikel, nilai indeks polidispersitas (PdI), dan zeta
potensial. Hasil pengukuran kestabilan fisik sistem fitosom optimal nilai pH 5,5-
5,73; bobot jenis 1,00370-1,00574 g/mL; ukuran partikel 214,3-358,60 nm; PdI
kategori polidispers dalam rentang 0,458-0,571; zeta potensial -29,08 sampai -
33,29 mV. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa suhu ekstrim (4°C dan
40°C) dapat menurunkan kestabilan fisik sistem fitosom dimulai pada minggu ke
2 hingga minggu ke 4 penyimpanan.
Kata kunci: Bawang putih, fitosom, Response Surface Methodology (RSM),
stabilitas fisi