18 research outputs found
The Finite Difference Time Domain (FDTD) Method to Determine Energies and Wave Functions of Two-Electron Quantum Dot
The finite difference time domain (FDTD) method has been successfully applied
to obtain energies and wave functions for two electrons in a quantum dot
modeled by a three dimensional harmonic potential. The FDTD method uses the
time-dependent Schr\"odinger equation (TDSE) in imaginary time. The TDSE is
numerically solved with an initial random wave function and after enough
simulation time, the wave function converges to the ground state wave function.
The excited states are determined by using the same procedure for the ground
state with additional constraints that the wave function must be orthogonal
with all lower energy wave functions. The numerical results for energies and
wave functions for different parameters of confinement potentials are given and
compared with published results using other numerical methods. It is shown that
the FDTD method gives accurate energies and wave functions.Comment: 7 pages, 4 figure
Hubungan Depresi Dengan Status Gizi
Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi oleh stress psikososial. Depresi dapat berupa gejala, sindrom, dan diagnosis; tergantung sejauh mana stresor psikososial yang dialami oleh seseorang mempengaruhi diri orang tersebut. Prevalensi penderita depresi pada usia remaja menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan usia kanak‐kanak dan usia dewasa. Orang dengan depresi memiliki dua kecenderungan gangguan pola makan yaitu tidak nafsu makan sehingga menjadi lebih kurus ataupun bertambah makan terutama yang manis sehingga menjadi lebih gemuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan status gizi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional terhadap mahasiswa fakultas kedokteran Unila tahun terakhir tahap akademik yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subyek penelitian adalah 101 orang, yang diambil dengan total sampling pada bulan September sampai dengan Oktober tahun 2013. Depresi diperoleh melalui kuesioner depresi dan status gizi diukur dengan menggunakan penilaian antropometrik melalui indeks massa tubuh. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Sebagian besar subyek penelitian berjenis kelamin perempuan sebesar 67,33%, berstatus domisili kos atau kontrak sebesar 60,40%, tidak menderita depresi sebesar 40,59% dan berstatus gizi normal sebesar 59,41%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan bahwa depresi berhubungan dengan status gizi (p=0,023). Simpulan : terdapat hubungan antara depresi dengan status gizi. [Medula Unila.2014;2(2) : 39-46
Non-standard and Numerov finite difference schemes for finite difference time domain method to solve one-dimensional Schrödinger equation
The purpose of this paper is to show some improvements of the finite-difference time domain (FDTD) method using Numerov and non-standard finite difference (NSFD) schemes for solving the one-dimensional Schrödinger equation. Starting with results of the unmodified FDTD method, Numerov-FD and NSFD are applied iteratively to produce more accurate results for eigen energies and wavefunctios. Three potential wells, infinite square well, harmonic oscillator and Poschl-Teller, are used to compare results of FDTD calculations. Significant improvements in the results for the infinite square potential and the harmonic oscillator potential are found using Numerov-NSFD scheme, and for Poschl-Teller potential are found using Numerov scheme
SINGULARITAS SEMU PADA RUANG-WAKTU REISSNER-NORDSTRÖM
ABSTRAKPenelitian ini mengkaji singularitas semu pada metrik Reissner-Nordström, yang merupakan solusi persamaan medan Einstein untuk model partikel bermuatan. Kajian dilakukan dengan menganalisis titik-titik singular pada metrik, menghitung tensor kelengkungan Riemann, serta menghitung scalar Kretschmann pada titik-titik tersebut. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Maxima. Hasilnya, singularitas nyata hanya terjadi pada r = 0, sedangkan singularitas semu terjadi pada . Singularitas semu tersebut merupakan representasi dari horizon peristiwa. Terdapat tiga kemungkinan situasi pada horizon peristiwa. Hal menarik terdapat pada situasi r = M, dimana terjadi keseimbangan antara massa dan muatan yang memungkinkan tarikan gravitasi dan tolakan elektromagnetik saling meniadakan. Penelitian ini juga menghasilkan persamaan geodesik pada titik-titik yang tidak menghasilkan nilai infinite pada skalar Kretschmaan. Kata Kunci : Kelengkungan Riemann, Metrik Reisner-Nordström, Singularitas, Persamaan Geodesik ABSTRACTThis study examines pseudo singularities on the Reissner-Nordström metric which is a solution to Einstein's field equations for charged particle models. The study was carried out by analyzing the singular points on the metric calculating the Riemann curvature tensor, and calculating Kretschmann's scalar at these points. The results show that real singularities only occur at r = 0, whereas pseudo singularity occurs at . There is a point of pseudo singularity that representing the event horizon. There are two possible situations on the event horizon. Interesting things are in the case r = M, where here is a balance between mass and charge which allows gravitational pull and electromagnetic repulsion to cancel each other. This study also yields the geodesic equation point that not yields infinite value of Kretschmaan scalar. Keywords: Riemann tensor, Reissner-Nordström Metrik, Singularities, Geodesik equatio
PENINGKATAN KOMPETENSI KOMPUTASI FISIKA DAN KIMIA UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA UNIVERSITAS MATARAM
Kompetensi komputasi merupakan salah satu kompentesi utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa fisika. Kemampuan komputasi yang meliputi kemampuan menyederhanakan permasalahan yang kompleks, pengenalan pola dalam menyelesaikan permasalahan serta mengeneralisasi pola tersebut untuk meyelesaikan masalah dalam lingkup besar. Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi komputasi fisika dan kimia mahasiswa fisika. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode focus discussion group untuk mendeteksi kelemahan serta kekuatan pemahaman masing-masing mahasiswa dalam konsep fisis, kimia dan komputasi. Setelah peserta memahami konsep fisis, kimia dan komputasi maka metode selanjutnya adalah metode praktikum. Luaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya modul pelatihan komputasi fisika dan kimia serta tersusunya topic-topik penelitian yang terkait dengan komputasi fisika dan kimia yang dapat dijadikan sebagai topik PKM ataupun topic tugas akhir oleh mahasiswa
The Different of Protein Intake Between Chronic Renal Failure Patients with Malnutrition and Not Malnutrition in Hemodialysis Unit at Dr. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung
Chronic renal failure patients undergoing hemodialysis are at risk of malnutrition, especially protein energy malnutrition. Adequate protein intake in hemodialysis patients aims to compensate for the loss of protein due to the hemodialysis process and to fullfill of basic physiological functions of the body. Malnutrition can increase the risk of morbidity and mortality. This study aims to determine the differences between the mean intake of protein in hemodialysis patients are malnourished and not malnourished. This study is an observational analytic with cross sectional design, in 43 patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis in hemodialysis installation dr. H. Abdoel Moeloek in October to December 2013, taken with consecutive sampling technique. Malnutrition was the underweight status based on assessment of body mass index (BMI). Protein intake was obtained by the method of assessment of food consumption using semiquantitative food frequency questionnaire quesionaire (SQ-FFQ) that explores history of the patient ate during the last week. The results showed that subjects who were malnourished as much as 16.3%, and less protein intake was 36.5%. The mean intake of protein malnourished subjects (54 grams / day) lower than in subjects who are not malnourished (60.4 g / day). There were no differences between the mean protein intake was statistically significant between the groups malnourished and not malnourished (p = 0.163). Conclusion: there are no differences between the mean protein intake was statistically significant in subjects who are malnourished or not malnourished
Singularitas Semu pada Ruang-waktu Reissner-nordström
Penelitian ini mengkaji singularitas semu pada metrik Reissner-Nordström, yang merupakan solusi persamaan medan Einstein untuk model partikel bermuatan. Kajian dilakukan dengan menganalisis titik-titik singular pada metrik, menghitung tensor kelengkungan Riemann, serta menghitung scalar Kretschmann pada titik-titik tersebut. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Maxima. Hasilnya, singularitas nyata hanya terjadi pada r = 0, sedangkan singularitas semu terjadi pada . Singularitas semu tersebut merupakan representasi dari horizon peristiwa. Terdapat tiga kemungkinan situasi pada horizon peristiwa. Hal menarik terdapat pada situasi r = M, dimana terjadi keseimbangan antara massa dan muatan yang memungkinkan tarikan gravitasi dan tolakan elektromagnetik saling meniadakan. Penelitian ini juga menghasilkan persamaan geodesik pada titik-titik yang tidak menghasilkan nilai infinite pada skalar Kretschmaan
Implementasi Form TAPLAB dan Form Perjanjian Kerja untuk Mendukung Pelaksanaan K3 di Laboratorium Pendidikan dan Penelitian
Pengamatan terhadap kejadian-kejadian yang pernah terjadi di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan telah dilakukan. Diperoleh informasi mengenai beberapa kejadian yang pernah terjadi di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan antara lain mahasiswa yang pingsan, alat gelas yang pecah, mahasiswa terpeleset, mahasiswa terkena benda tajam dan tumpahan asam kuat, Dari tahun 2019 sampai tahun 2020 tercatat lebih dari 15 kejadian termasuk kecelakaan kerja yang pernah terjadi. Form TapLab dan Form Perjanjian Kerja juga telah diterapkan di Laboratorium Jurusan Ilmu Kelautan. Diperoleh hasil bahwa persentase tertinggi nilai TapLab responden pada angkatan 2019 terdapat pada range nilai 81-90 yaitu sebesar 35 % dan pada angkatan 2020 persentase tertinggi terdapat pada range nilai 81-90 yaitu sebesar 27 %. Total persentase responden yang dinyatakan lulus pada angkatan 2019 yang memiliki nilai ≥70 sebesar 72 % sedangkan pada angkatan 2020 sebesar 63 %. Dari data tersebut dinyatakan bahwa pengetahuan dasar laboratorium yang dimiliki praktikan sudah cukup baik. Namun untuk tetap menjaga kesadaran dan tanggung jawab praktikan dalam berkegiatan di laboratorium tetap dibutuhkan suatu komitmen berupa pengisian Form Perjanjian Kerja. Responden yang dinyatakan tidak lulus dengan nilai < 70 cukup besar. Pada praktikan angkatan 2019, responden tidak lulus mencapai 27 % dengan nilai terendah 20 dan pada angkatan 2020, responden tidak lulus sebesar 37 % dengan nilai terendah 37. Dari sini dinyatakan bahwa masih cukup banyak praktikan yang belum memahami peraturan di laboratorium. Hal ini akan menjadi referensi bagi pengelola laboratorium dalam mengambil langkah perbaikan dalam mendukung pelaksanaan K3 di laboratorium