3 research outputs found

    Sintesis Nanokomposit TiO2-Grafit untuk Degradasi Asap Rokok

    Get PDF
    Nanopartikel TiO2 dan nanokomposit TiO2 – Grafit telah berhasil disintesis dengan metode pemanasan sederhana dalam larutan polimer yang diaplikasikan untuk mengukur waktu degradasi senyawa berbahaya yang terkandung pada asap rokok menggunakan cahaya tampak. Polimer yang digunakan adalah PEG 6000. Sintesis dilakukan pada suhu 600Β° C dengan waktu tahan selama 0 jam, 0,5 jam, dan 1 jam. Hasil karakterisasi XRD dan UV Vis DRSΒ  menunjukkan ukuran kristal yang terbentuk sebesar 26,5 nm dan besar energi celah pita sebesar 2,98 eV, 2,95 eV, 3,07 eV, dan 3,9 eV untuk TiO2 tanpawaktu tahan, TiO2 – G dengan waktu tahan 0 jam, 0,5 jam, dan 1 jam. Peningkatan waktu tahan menghasilkan kristal yang lebih stabil dan memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi. Nanokomposit TiO2 – G mampu mendegradasi asap rokok lebih cepat dibandingkan TiO2 tanpa grafit dikarenakan penambahan grafit meningkatkan kemampuan penyerapan cahaya TiO2 di wilayah cahaya tampak. Hal ini menunjukkan nanokomposit TiO2 – G lebih efisien dalam mendegradasi asap rokok dibandingkan nanopartikel TiO2 tanpaGrafit

    Sintesis Nanokomposit TiO2-Grafit Untuk Degradasi Asap Rokok

    Get PDF
    ABSTRAK Nanopartikel TiO2 dan nanokomposit TiO2 – Grafit telah berhasil disintesis dengan metode pemanasan sederhana dalam larutan polimer yang diaplikasikan untuk mengukur waktu degradasi senyawa berbahaya yang terkandung pada asap rokok menggunakan cahaya tampak. Polimer yang digunakan adalah PEG 6000. Sintesis dilakukan pada suhu 600Β° C dengan waktu tahan selama 0 jam, 0,5 jam, dan 1 jam. Hasil karakterisasi XRD dan UV Vis DRS menunjukkan ukuran kristal yang terbentuk sebesar 26,5 nm dan besar energi celah pita sebesar 2,98 eV, 2,95 eV, 3,07 eV, dan 3,9 eV untuk TiO2 tanpa waktu tahan, TiO2 – G dengan waktu tahan 0 jam, 0,5 jam, dan 1 jam. Peningkatan waktu tahan menghasilkan kristal yang lebih stabil dan memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi. Nanokomposit TiO2 – G mampu mendegradasi asap rokok lebih cepat dibandingkan TiO2 tanpa grafit dikarenakan penambahan grafit meningkatkan kemampuan penyerapan cahaya TiO2 di wilayah cahaya tampak. Hal ini menunjukkan nanokomposit TiO2 – G lebih efisien dalam mendegradasi asap rokok dibandingkan nanopartikel TiO2 tanpa Grafit. Kata kunci : Degradasi, Kristal, PEG 6000, TiO2 – Grafit, Waktu Tahan

    Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi di Desa Cadaskertajaya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang

    Get PDF
    Agricultural development in rural areas not only increases production, but also increases people's income, opens up more job opportunities, and improves welfare. This research aims to analyze farmer household income, farmer household expenditure, and the level of welfare of rice farmer households in Cadaskertajaya Village, Telagasari District, Karawang Regency. The research method used is Mix Method, with primary and secondary data types. Primary data was collected through interviews using questionnaires from 47 rice farmers. Secondary data was obtained from the Central Statistics Agency, Karawang Regency Agricultural Service, Cadaskertajaya Village, and other institutions. Samples were taken using the proportional random sampling method, with the criteria being farmer owners and farm workers. Data analysis uses the Directorate of Land Use's criteria poverty line for household income, the Sayogyo criteria poverty line for household expenditure, and welfare indicators from BPS. The research results show that the average household income of rice farmers in Cadaskertajaya Village is IDR 34,582,351.69 per year and IDR 8,124,446.81 per capita per year. The household expenditure of rice farmers is IDR 25,380,255.32 per year and IDR 8,413,937.59 per capita per year. Based on the poverty line criteria of the Directorate of Land Use, 53.19% of farmers are not poor, and according to the Sayogyo criteria, 82.61% are not poor. The welfare level is calculated using 11 indicators from BPS, with the highest score being 33 and the lowest score being 27, which is still included in the high welfare category
    corecore