59 research outputs found
Perbedaan pengaruh latihan stabillizing reversal dan latihan tandem terhadap keseimbangan dinamis pada lansia
Latar Belakang: Lansia secara umum adalah seseorang yang biasa di katakan lanjut usia apabila usia nya 65 tahun keatas, Lansia sendiri bukan suatu penyakit melainkan keadaan fisik yang mengalami penurunan fungsi dan kemampun beradaptasi dengan lingkungan yang menyebaabkan terjadinya epidemiologi dari penurunan degneratif. Tujuan: Untuk mengetahui Perbedaan pemberian Latihan Stabillizing Reversal dan Latihan Jalan Tandem Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Lansia Metode: Quasy experimental, penelitian menggunakan metode rancangan pre and post two group design. Sampel di dapat dengan metode Purvosive sampling, sample terdiri dari 17 orang Uji normalitas dengan shapiro wilk test, uji homogenitas menggunakan Lavene’s test. Hasil penelitian di analisis dengan menggunakan uji paired sample test untuk mengetahui peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok I dan II menggunakan uji independent sample T-test. Hasil: Uji dengan menggunakan Paired Sample T-testuntuk kelompok perlakuan I nilai p=0,000 (p0,05). Tidak ada perbedaan pengaruh pemberian Latihan Stabillizing Reversal dan pemberian Latihan Jalan Tandem terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia. Simpulan: Tidak ada perbedaan pengaruh Latihan Stabillizing Reversal dan Latihan Jalan Tandem terhadap keseimbangan dinamis pada lansia. Saran: untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan dengan kriteria sample yangg lebih banyak dengan perlakuan Stabillizing Reversal yang terhadap keseimbangan dinamis pada lansia
HUBUNGAN FLEKSIBILITAS HAMSTRING TERHADAP KELINCAHAN PADA PEMAIN BADMINTON SKRIPSI
Latar Belakang: Fleksibilitas adalah kemampuan jaringan otot memanjang secara
maksimal hingga lingkup gerak sendi penuh tanpa rasa nyeri. Fleksibiltas menjadi
faktor yang penting dalam mempengaruhi kelincahan karena semakin lentur jaringan
otot atau jaringan yang secara bersama-sama bekerja seperti sendi, ligamen, dan
tendon maka juga akan didapatkan peningkatan kelincahan dan semakin kecil
kemungkinan untuk mengalami cidera. Kemampuan fleksibiltas yang terbatas dapat
menyebabkan penguasaan teknik yang kurang baik dan prestasi yang rendah,
sedangkan secara langsung kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah posisi
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan dan kesadaran. Kelincahan digunakan untuk mengkoordinasikan
gerakan-gerakan berganda atau simultan, mempermudah penguasaan teknik-teknik
tinggi, mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. Tujuan:
Mengetahui hubungan fleksibilitas hamstring terhadap kelincahan pada pemain
badminton. Metode: Penelitian korelasi analitik observational dengan menggunakan
pendekatan cross sectional dan memilki sampel sebesar 25 orang. Penelitian ini
menggunakan uji statistik univariat dan bivariat dengan menggunakan uji normalitas
Shapiro Wilk dan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil: Didapatkan hasil p
0,750 atau p>0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan diantara
kedua variabel. Kesimpulan: tidak ada korelasi atau hubungan antara fleksibilitas
hamstring terhadap kelincahan pada pemain badminton. Saran: Melakukan
penelitian yang lebih lanjut terkait dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kelincahan serta menambah jumlah responden dalam penelitian
PENGARUH ACTIVE DYNAMIC NECK DAN MYOFASCIAL RELEASE TERHADAP PENURUNAN NYERI LEHER PADA MYOFASCIAL PAIN SYNDROM UPPER TRAPEZIUS: NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Myofascial pain syndrome adalah gangguan peradangan pada
musculoskeletal yang berkaitan dengan nyeri lokal dan kekakuan otot dengan kondisi
akut maupun kronik. Prevalensinya sama antara laki-laki dan perempuan, terutama
pada usia 30-60 tahun. Penyebab umum myofascial pain syndrome dapat berasal dari
trauma langsung ataupun tidak langsung, usia, ergonomi saat berkerja atau
posisi/postur tubuh yang tidak sesuai. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada
pengaruh active dynamic neck dan myofascial release terhadap penurunan nyeri
leher pada myofascial pain syndrome upper trapezius. Metode: Jenis penelitian ini
menggunakan narative review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan mesin
pencari seperti PubMed, Google Scholar dan Science Direct. Kriteria artikel yang
digunakan adalah yang diterbitkan tahun 2010-2020. Hasil: Berdasarkan 10 artikel
yang dikumpulkan didapatkan hasil bahwa terdapat 3 jurnal yang menyatakan setuju
bahwa active dynamic neck adalah intervensi yang efektif untuk menurunkan keluhan
nyeri leher, 2 jurnal lainnya tidak setuju dan menyatakan bahwa latihan stabilisasi
lebih efektif di bandingkan dengan latihan dynamic neck, sedangkan untuk
myofascial release terdapat 4 jurnal yang menunjukan hasil bahwa myofsacial
release efektif untuk menurunkan keluhan nyeri leher, sedangkan 1 jurnal yang
lainnya adalah myofascial release efektif tapi dengan kombinasi electrotherapy yaitu
TENS. Kesimpulan: Ada pengaruh active dynamic neck dan myofascial release
terhadap penurunan nyeri leher pada myofascial pain syndrome upper trapezius
setelah diberikan intervensi minimal 3 minggu. Saran: agar dapat melakukan
intervensi ini langsung dilapangan dengan memperhatikan dosis dan lama waktu
pemberian intervensi yaitu minimal 3 minggu
HUBUNGAN POSISI KERJA STATIS TERHADAP KEJADIAN NYERI LEHER PADA OPERATOR KOMPUTER: NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Komputer banyak digunakan oleh kalangan manusia di era
teknologi saat ini. Posisi kerja statis yang berkepanjangan menyebabkan nyeri
leher. Nyeri leher adalah masalah kesehatan umum di masyarakat terutama di
kalangan pekerja komputer yang ditandai dengan nyeri dan rasa sakit yang
dapat berupa kelelahan postural pada leher atau rasa sakit yang terus-menerus
yang mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar leher. Tujuan: Untuk
mengetahui apakah ada hubungan posisi kerja statis terhadap kejadian leher.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode narrative riview, pada
penelitian ini penelusuran artikel menggunakan database Google Schoolar,
PubMed sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian artikel yang
diambil ini full text tentang posisi kerja statis terhadap kejadian nyeri leher
pada operator komputer di terbitkan minimal dalam kurun waktu 2010-2020.
Hasil: Hasil riview 10 jurnal adanya hubungan posisi kerja statis terhadap
kejadian nyeri leher dengan diukur oleh alat yang digunakan. Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan posisi kerja statis terhadap
kejadian nyeri leher pada operator komputer. Posisi kerja statis yang
dilakukan secara menerus dalam waktu yang lama akan meningkatkan
kejadian nyeri leher. Saran: Peneliti selanjutnya bisa menambah referensi
yang lebih baik untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya menggunakan
metode narrative review
EFEKTIFITAS CORE STABILITY EXERCISE PADA MC KENZIE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DENGAN METODE NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang : Dalam melakukan aktifitas sehari-hari manusia kadang lupa untuk
menjaga posisi ergonomis sehingga dapat terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja
yang paling sering terjadi adalah nyeri punggung bawah. Ada beberapa modalitas
fisioterapi yaitu Core Stability exercise dan Mc Kenzie Exercise yang digunakan salah
satunya untuk menurunkan nyeri punggung bawah.Tujuan : Untuk mengetahui
efektifitas Core Stability exercise pada Mc Kenzie Exercise Terhadap penurunan nyeri
punggung bawah. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah penelitian narrative
review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online seperti google scholar,
PubMed, dan PEDro. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu jurnal penelitian full text
berupa Core Stability exercise dan Mc Kenzie Exercise yang digunakan untuk
menurunkan nyeri punggung bawah. Jurnal dalam bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia, memiliki responden baik laki-laki maupun perempuan, diterbitkan tahun
2010-2020. Hasil penelusuran jurnal didapatkan sebanyak 5 jurnal Core Stability
exercise dan 5 jurnal Mc Kenzie Exercise dilakukan review dalam penelitian ini. Hasil
Penelitian : hasil review didapatkan hasil bahwa ada penurunan nyeri punggung bawah.
Kesimpulan : Core Stability exercise dan Mc Kenzie Exercise sama – sama efektif
dalam menurunkan nyeri punggung bawah
Perbedaan pengaruh interval dan fartlek terhadap kebugaran jasmani pemain sepak bola
Latar Belakang : Pemain Sepak bola membutuhkan kebugaran yang baik, salah satu komponen diantaranya kebugaran aerobik (VO2max), sehingga dapat menunjang kemampuan tubuh pemain sepak bola, tanpa merasakan lelah berlebihan dan memiliki cadangan energi untuk beristirahat. Latihan peningkatkan kebugaran pemain sepak bola bersifat endurance atau daya tahan terdiri dari latihan interval dan fartlek. Latihan interval merupakan bentuk latihan fisik yang didalamnya terdapat set, repetisi, recovery dan jarak latihan. Fartlek adalah aktifitas lari kombinasi antara lari lambat dan sprint pendek yang terus-menerus dimulai dari jarak menengah ke jarak lebih tinggi secara
bergantian. Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh latihan interval dan fartlek terhadap kebugaran jasmani pemain sepak bola. Metode Penelitian: Metode experimental, dengan pre and post test two group design, n= 24 orang KU 14-16 PSS Development Center sesuai inklusi dan diambil dengan cara randomized sample. Dilakukan pre test dan post test menggunakan Multistage Fitness test atau Beep test. Sampel diambil secara acak dan di bagi 2 kelompok, kelompok perlakuan 1 adalah kelompok interval dan kelompok 2 adalah kelopok fartlek. Penelitian dilakukan selama 4 minggu, latihan interval dilakukan 3x seminggu dan fartlek dilakukan 2x seminggu. Hasil: Uji kelompok 1 dan 2 menggunakan Wilcoxon didapatkan P=.002, P(0.05). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan pengaruh latihan interval dan fartlek terhadap kebugaran jasmani pemain sepak bola di PSS Development Center. Saran : Memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani (terutama VO2max) pada pemain sepak bola
Efektivitas penanganan fisioterapi terhadap penderita vertigo, dizziness, and balance disorder (VDB) narrative review
Latar Belakang : Vertigo, dizziness, and balance disorder (VDB) merupakan kumpulan keluhan lansia, menyebabkan penderita mengakibatkan resiko jatuh menjadi lebih tinggi, Akibat dari gangguan vestibular dapat menurunkan kualitas hidup, berdampak pada semua aspek kehidupan mulai dari partisipasi ekonomi hingga sosial, berkontribusi pada masalah emosional, seperti kecemasan dan depresi. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak berdampak gangguan vesti bular gejalanya sering menyebabkan pusing sehingga timbul menghindari gerakan, atau lebih buruk terjadi ketidakseimbangan pada gerakan. untuk menangani permasalahan tersebut dengan bantuan fisioterapi. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran efektifitas dari penanganan fisioterapi terhadap keluhan yang dirasakan oleh penderita vertigo, dizziness, and balance disorder (VDB)
Metode : Narrative review dengan framework PICO (patient/population/problem,intervention/prognostic factor/exposure, comparison/control, outcome). Pencarian
artikel yang relevan menggunakan database ( sage jurnal, google shcolar, pubmed, sience direct). Proses sleksi menggunakan flowchart, kemudian dilakukan penilaian artikel. Dengan tahun terbit artikel 5 tahun terakhir (2017-2021). Hasil Penelitian : dari 4 database didapatkan 154 artikel yang sudah di saring dengan screening abstrak dan duplikasi diperoleh 16 artikel sesuai kriteria inklusi, 16 artikel membuktikan tentang efektifitas penanganan fisioterapi pada penderita vertigo, dizzines, and balance disorder. Kesimpulan :dari 5 intervensi fisioterapi yang digunakan menunjukan VRT merupakan intervensi fisioterapi yang paling efektif dalam penanganan VDB Saran : Diharapakan menjadi referensi penangangan fisioterapi dan penelitian selanjutnya mencari literarur yang terbaru
PENGARUH CALF RAISE DAN SQUAT JUMP TERHADAP TINGGI LOMPATAN : NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang :Tinggi lompatan merupakan gerakan mengangkat tubuh dari
suatu titik ke titik yang lebih tinggi. Ada banyak cara latihan untutk memperoleh
tinggi lompatan yang belum disosialisasikan oleh literature. Karena hal tersebut,
peneliti menggunakan latihan otot tungkai yang berfungsi untuk menghasilkan
tinggi loncatan yang maksimal, yaitu dengan latihan squat jump dan calf raise.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh calf raise dan squat jump
terhadap tinggi lompatan. Metode Penelitian : Menggunakan metode Narrative
Review, yaitu dengan melakukan identifikasi kata kunci menggunakan format
PICO serta menentukan kriteria inklusi dan ekslusi untuk menentukan artikel yang
akan dipilih. Pencarian artikel dilakukan pada empat database (Google Schoolar,
PubMed, PNRI dan Science Direct).Hasil Penelitian : Sepuluh artikel penelitian
mengenai pengaruh calf raise dan squat jump memberikan hasil yang signifikan
dalam peningkatan tinggi lompatan. Kesimpulan : Artikel penelitian
membuktikan bahwa pengaruh calf raise dan squat jump terbukti berpengaruh
terhadap peningkatan tinggi lompatan. Saran :Calf raise dan Squat Jump dapat
dijadikan intervensi pada peningkatan tinggi lompatan
Pengaruh Transverse Friction Massage terhadap penurunan nyeri dan peningkatan fungsional pada Tendinitis Supraspinatus : Narrative Review
Latar Belakang : Tendinitis supraspinatus merupakan kondisi yang sering terjadi
pada daerah bahu. Pada usia muda umumnya terjadi akibat aktifitas yang berlebihan
(overuse) dan trauma. Sedangkan pada usia lanjut selain faktor tersebut diatas juga
karena pengaruh suplay darah ke daerah dekat insertio otot supraspinatus sehingga
kebutuhan metabolik berupa nutrisi yang jaringan tendon menghasilkan sel mati
menyebabkan respon inflamatory yang kemungkinkan melepaskan enzim pengiritasi
yang menyebabkan terjadinya suatu tenditis. Tujuan : Untuk mengetahui mekanisme
Transverse Friction Massage Terhadap penurunan nyeri dan peningkatan fungsional
pada kondisi Tendinits Supraspinatus. Metode Penelitian : Metode penelitian ini
adalah Narrative Review. Pencarian artikel dilakukan di beberapa database artikel
online seperti google scholar dan Scient Direct dengan framework, PEOS merupakan
metode pencarian literatur yang merupakan akronim dari 4 komponen : P (Population),
E (Exposure), O (Objectives, outcomes) dan S (Study Design). Hasil penelitian :
Berdasarkan 10 artikel yang telah di review Transverse Friction Massage mempunyai
pengaruh dalam Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Fungsional Pada Tendinitis
Supraspinatus Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang efektif Transverse Friction
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Fungsional Pada Tendinitis
Supraspinatus. Saran : Transverse friction massage dapat di berikan sebagai
alternative intervensi untuk pasien yang mengalami penurunan nyeri dan peningkatan
fungsional pada tendinitis supraspinatus
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME NARRATIVE RIVIEW
Latar Belakang: Penggunaan smartphone dalam jangka waktu lama dengan
berbagai posisi ibu jari seperti, ulnar deviasi dan pinch grip, dapat menyebabkan
perubahan mekanik pada ibu jari yang merupakan jalur nerve median. Maka
narrative review ini diperlukan untuk mengetahu dan menilai hubungan pengunaan
smartphone dengan kejadian carpal tunnel syndrome. Tujuan: untuk mengetahui
adakah hubugan penggunaan smartphone dengan kejadian carpal tunnel syndrome.
Metode Penelitian: Menggunakan narrative riview, yaitu dengan mengumpulkan
artikel penelitian, dengan melakukan identifikasi kata kunci menggunakan format
PEOs serta menentukan kriteria inklusi dan ekslusi untuk menentukan artikel yang
akan dipilih. Pencarian artikel dilakukan pada tiga database (google scholar, pubmed,
dan proquest). Hasil Penelitian: 10 artikel mengenai penggunaan smartphone
terbukti signifikan meningkatkan kejadian carpal tunnel syndrome. Kesimpulan:
Penggunaan dengan berbagai posisi ibu jari dapat menyebabkan penebalan pada otot
dan ligamen didalam terowongan karpal sehingga mengurangi ruang gerak dan
menekan saraf median. Saran: Mengurangi durasi melakukan aktivitas online
menggunakan smartphone
- …