326 research outputs found

    Differential Settlements of Cylindrical Steel Storage Tanks: Case of the Marine Terminal of Bejaia

    Get PDF
    The marine terminal of Bejaia is a zone of storage of hydrocarbon liquids. It consists of sixteen cylindrical floating roof steel tanks founded on a reconstituted and compacted granular fill. At the end of 1980s, after about 25 years of satisfactory service, the tanks were subjected to settlements, ovalization and tilting. Because of a distortion of the steel tank walls and jamming of the floating roof, a shear failure was evident and some tanks were considered unsafe for service. A comprehensive geotechnical investigation was conducted to evaluate the subsurface conditions of the site and to provide recommendations for foundation repair or retrofit of existing tanks as well as foundation design for new tanks and related facilities. It was concluded that the soils underneath each tank to be improved. Micropiling has been chosen to strengthen the soil beneath the foundation. The proposed paper describes and discusses the case study, the method of treatment adopted in the field and the results of numerical modeling, and gives some lessons learnt

    STUDI KASUS: PENERAPAN INHALASI AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGATASI KECEMASAN PADA LANSIA

    Get PDF
    Latar Belakang : Populasi lansia di Indonesia semakin meningkat dan beberapa provinsi telah memasuki struktur aging population. Kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia dan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis. Metode pengobatan non-farmakologi, seperti aromaterapi, dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi tingkat kecemasan pada lansia. Meskipun telah banyak penelitian tentang aromaterapi, namun metode dengan inhalasi aromaterapi masih kurang sehingga peneliti tertarik melakukan studi kasus. Tujuan untuk mengetahui efek pemberian aromaterapi pada lansia yang mengalami kecemasan. Metode: Sample dalam studi kasus berdasarkan hasil screening menggunakan vas-A dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu usia >60 tahun. Jumlah sample yang memenuhi kriteria sebanyak 5 lansia. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan catatan dari partisipan yang terlibat dalam studi kasus. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi pola, tema dan hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini, data dianalisis untuk mengetahui efektivitas penggunaan aroma terapi dalam mengatasi kecemasan pada lansia. Hasil : studi kasus ini menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi secara inhalasi efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan pada lansia. Setelah 3 hari intervensi, terjadi penurunan tingkat kecemasan pada kelima partisipan yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil ini menunjukkan bahwa aromaterapi bisa menjadi alternatif pengobatan non-farmakologi yang efektif untuk mengurangi kecemasan pada lansia. Terlebih lagi, metode ini dapat diterapkan dengan mudah dan relatif murah, serta memiliki efek samping yang minim dibandingkan dengan obat-obatan farmakologi. Kesimpulan aromaterapi dapat dijadikan sebagai pilihan pengobatan yang efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan pada lansia. Namun, penelitian yang lebih besar dengan sampel yang lebih besar dan kontrol yang ketat diperlukan untuk memvalidasi temuan ini.Background: The elderly population in Indonesia is increasing, and several provinces have entered the aging population structure. Anxiety is a mental health problem that often occurs in the elderly and can have an impact on physical and psychological health. Non-pharmacological treatment methods, such as aromatherapy, can be used as an alternative to reduce anxiety levels in the elderly. Even though there have been many studies on aromatherapy, the method of inhalation aromatherapy is still lacking, so researchers are interested in conducting case studies. The aim is to determine the effect of aromatherapy on elderly people who experience anxiety. Methods: The sample in the case study was based on the results of screening using VAS-A and was selected based on inclusion criteria, namely age> 60 years. The number of samples that met the criteria was five elderly people. Data was collected through observation, interviews, and notes from participants involved in case studies. Data analysis was carried out by identifying patterns, themes, and relationships between variables. In this study, data were analyzed to determine the effectiveness of using aromatherapy in overcoming anxiety in the elderly. Results: This case study shows that inhalation aromatherapy is effective in reducing anxiety levels in the elderly. After 3 days of intervention, there was a decrease in anxiety levels in the five participants who met the inclusion criteria. These results indicate that aromatherapy can be an effective alternative non-pharmacological treatment to reduce anxiety in the elderly. What's more, this method can be easily implemented, is relatively inexpensive, and has minimal side effects compared to pharmacological drugs. Conclusion Aromatherapy can be used as an effective treatment option for reducing anxiety levels in the elderly. However, larger studies with larger samples and tighter controls are needed to validate these findings

    PREVALENSI KELELAHAN PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RS IZZA CIKAMPEK DIMASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Fatigue in the patient's family can occur when accompanying patients who are hospitalized. This is caused by factors of quality of rest is disturbed. Overcoming fatigue can be handled by providing health information and practicing relaxation techniques, but unresolved fatigue can have an impact on emotional, economic and physical aspects, especially on health during the COVID-19 pandemic. The purpose of the study was to determine the prevalence of family fatigue in inpatient rooms during the pandemic. The design of this research is descriptive analytic with a cross sectional approach. The study population was the entire family of patients who were treated in an inpatient room during the pandemic, using an accidental sampling technique with a sample of 94 respondents. This study used a Visual Analoque Scale For Fatique (VAS –F) questionnaire. The results of the study were based on the frequency distribution of the majority who experienced mild (41.5%), moderate (36.2%) and severe (22.3%). The majority prevalence was based on age, late adulthood with mild fatigue 15 respondents, female sex with mild fatigue 21 respondents, high school/vocational education education with mild fatigue 21 respondents, working respondents with mild fatigue 23 respondents, relationship status as a child with mild fatigue 13 respondents. The conclusion shows that the majority of patients' families experience mild fatigue.Kelelahan pada keluarga pasien dapat terjadi saat mendampingi pasien yang di rawat inap di rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh kualitas istirahat terganggu. Mengatasi kelelahan dapat dilakukan penanganan dengan memberi informasi kesehatan dan mempraktikkan teknik relaksasi, namun kelelahan yang tidak teratasi dapat memberi dampak dalam aspek emosional, ekonomi dan  aspek fisik terutama pada kesehatan saat pandemi COVID-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi kelelahan keluarga di ruang rawat inap di masa pandemi. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga pasien yang dirawat di ruang rawat inap selama masa pandemi., menggunakan teknik accidental sampling dengan sampel 94 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner Visual Analoque Scale For Fatique (VAS –F). Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi mayoritas yang mengalami kelelahan ringan (41,5%), sedang (36,2%) dan berat (22,3%). Prevalensi mayoritas berdasarkan usia, dewasa akhir dengan kelelahan ringan 15 responden, jenis kelamin perempuan dengan kelelahan ringan 21 responden, pendidikan SMA/SMK dengan kelelahan ringan 21 responden, responden bekerja dengan kelelahan ringan 23 responden, status hubungan sebagai anak dengan kelelahan ringan 13 responden. Kesimpulan menunjukan keluarga pasien mayoritas mengalami kelelahan ringan

    EFEKTIVITAS HIDROGEL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN PRESSURE ULCER

    Get PDF
    Abstract Background: Pressure ulcers or pressure sores are localized injuries to the skin and underlying tissue, usually in the area of ​​bony prominences caused by pressure, or pressure that causes friction from the shear itself which can interfere with the patient's recovery process. and cause pain and infection, thus increasing the length of the treatment process. One of the studies conducted by Fauziah&Soniya, (2020) stated that the incidence of pressure ulcers was 33.3%, this incidence is very high when compared to the incidence of pressure ulcers in ASEAN which only ranges from 21%-31.3%. There are two strategies in the treatment of pressure ulcers, namely by relieving pressure and using wound dressings. One of them is the hydrogel dressing which is the choice in treating pressure sores because it is effective and has moisturizing properties so that it accelerates the wound healing process. Purpose: The purpose of this paper is to determine the effectiveness of hydrogel on wound healing in pressure ulcer patients according to the literature study. Methods: The research design used in this research paper is a literature review through a search for articles from pubmed. Results: Based on the results of literature analysis from 2 scientific articles, it was shown that hydrogel dressing can increase epithelialization and accelerate wound healing. Hydrogel dressing has the advantage of a shorter replacement time every 3 days and also has a healing period of 21-85 days in stage II, III, and IV pressure sores. Conclusion: Hydrogel dressing has an important role in the wound healing process as one of the modern wound dressings, which means that using a hydrogel dressing is an effective method in the wound healing process.   Keyword: Pressure Ulcer, Hydrogel Dressing, Wound Healing   Abstrak Latar Belakang : Pressure Ulcer atau luka tekan merupakan cedera terlokalisir di area kulit dan jaringan dibawahnya biasanya diarea penonjolan tulang yang disebabkan oleh tekanan (pressure), atau tekanan yang mengakibatkan gesekan (friction) dari tekanan (shear) itu sendiri yang dapat mengganggu proses pemulihan pasien serta menimbulkan nyeri dan infeksi sehingga menambah lama proses perawatan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Fauziah & Soniya, (2020) menyatakan insiden terjadinya luka tekan sebesar 33,3%, angka kejadian ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan insiden pressure ulcer di ASEAN yang hanya berkisar 21%-31,3%. Ada dua strategi dalam pengobatan pressure ulcer yaitu dengan menghilangkan tekanan dan menggunakan balutan luka. Salah satunya dengan balutan hidrogel yang menjadi pilihan dalam menangani luka tekan karena efektif dan sifatnya yang melembabkan sehingga lebih mempercepat proses penyembuhan luka.  Tujuan : Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui efektivitas hidrogel terhadap penyembuhan luka pada pasien pressure ulcer sesuai studi literatur. Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah literatur review melalui pencarian artikel dari pubmed. Hasil : Berdasarkan hasil analisis literatur dari 2 artikel ilmiah menunjukan bahwa balutan hidrogel dapat meningkatkan epitelisasi dan mempercepat penyembuhan luka. Balutan hidrogel memiliki keuntungan yaitu waktu pergantian yang lebih pendek setiap 3 hari sekali juga memiliki jangka waktu penyembuhan antara 21-85 hari pada luka tekan stage II, III, dan IV.Kesimpulan : Balutan hidrogel memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka sebagai salah satu balutan luka modern yang artinya dengan menggunakan balutan hidrogel merupakan suatu metode yang efektif dalam proses penyembuhan luka.   Keyword : Pressure Ulcer, Balutan Hidrogel, Penyembuhan Luka. &nbsp

    Keabsahan Saksi yang Tidak Memenuhi Syarat Materiil pada Perkara Cerai Gugat (Analisis Putusan Hakim Nomor 250/Pdt.G/2018/MS-Bir)

    Get PDF
    Saksi adalah orang yang memberikan keterangan di muka sidang pengadilan yang ia lihat, ia dengar dan alami sendiri tentang suatu peristiwa. Ketika memberikan keterangan, saksi harus memenuhi syarat formil dan syarat materiil secara kumulatif, sehingga seluruh syarat tersebut harus terpenuhi agar kesaksiannya dapat diterima. Namun dalam prakteknya di persidangan, terdapat hakim yang menerima keterangan saksi yang tidak memenuhi salah satu syarat materiil yang seharusnya secara teori tidak dapat diterima. Maka, penulis merumuskan masalah penelitian ini dengan fokus kepada, bagaimana keabsahan saksi yang tidak memenuhi syarat materiil dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap masalah tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, putusan perkara Nomor 250/Pdt.G/2018/MS-Bir menyatakan bahwa saksi-saksi yang dihadirkan sudah memenuhi syarat formil dan materiil alat bukti saksi

    Letter to the Editor:Liver Cell Models for Premature Termination Codon Readthrough Analyses

    Get PDF
    Amzal and colleagues (1) reported about the prospect of pharmacological premature termination codon (PMT) readthrough of ABCB11 mRNA in bile salt export pump deficiency, the latter causing progressive familial intrahepatic cholestasis (PFIC)-type 2. The authors demonstrate that aminoglycoside antibiotics can stimulate readthrough of nonsense mutation-induced PMT in the ABCB11 mRNA, thereby rescuing full-length ABCB11 protein synthesis. The study provides proof-of-principle for a potential new therapy for nonsense mutation-associated PFIC2. The authors acknowledge that their cell line-based model does not take nonsense-mediated mRNA decay (NMD) into account, which however determines whether PFIC2 patients may actually benefit from PMT readthrough therapy. Importantly, other cell models exist that do take NMD into account and we believe these should be discussed as part of the path to bring their exciting findings closer to the clinic

    GAMBARAN GEJALA PADA PASIEN COVID 19 DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI TAHUN 2021

    Get PDF
    Latar Belakang: COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan corona virus baru, ‘CO’ diambil dari corona ‘VI’ virus dan ‘D’ disease (penyakit). Tujuan:  Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran gejala covid yang ada di rumah sakit Mary Cileungsi tahun 2021. Metode:  Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional dilakukan pengumpulan data menggunakan data primer melalui lembar screning yang dilakukan terhadap 53 responden. Analisis yang digunakan adalah Univariat. Data univariat ini terjadi atas gambaran gejala pasien covid 19 yang mengalami keluhan demam, batuk, sesak nafas, hilang indra penciuman, sakit tenggorokan, diare, nyeri dada, nyeri otot atau pegal-pegal.. Hasil:  Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Mary mengalami gejala demam sebanyak 37 (69,8%), gejala batuk sebanyak 45 (84,9%), gejala sesak nafas sebanyak 30 (56,6%), gejala hilang indra penciuman sebanyak 34 (64,2%), gejala sakit tenggorokan sebanyak 16 (30,2%), Diare sebanyak 14 (26,4%), gejala nyeri dada 19 (35,8%). Kesimpulan:  Dari hasil survey lembar scrining yang dilakukan di Rumah Sakit Mary Cileungsi, pasien yang mengalami kasus covid-19 terkonfirmasi rata-rata mengalami gejala Demam yaitu sebanyak 37 (69,8%) pasien. Pasien yang mengalami gejala Batuk 45 (84,9%) pasien. Pasien yang mengalami gejala Sesak Nafas yaitu sebanyak 30 (56,6%) pasien. Pasien yang mengalami gejala Hilang Indra Penciuman pada kasus covid-19 terkonfirmasi yaitu sebanyak 34 (64,2%) pasien
    • …
    corecore