3 research outputs found

    Pengaruh Tempering pada Baja St 37 yang Mengalami Karburasi dengan Bahan Padat terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro

    Get PDF
    Proses perlakuan panas yang diberikan pada St 37 pada penelitian ini ialah karburasi dengan bahan padat dengan temperatur 900ºC selama 2 jam, dilanjutkan proses quenching dengan media oli setelah itu ditemper pada temperatur 150ºC, 250ºC, 300ºC masing-masing selama 1jam. Kemudian dilakukan proses pengujian mekanis dan struktur mikro untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas yang diberikan.Dari hasil pengujian didapatkan bahwa material yang ditemper pada suhu 150ºC memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi (su) sebesar 598.53 N/mm² dan nilai kekerasan sebesar 294 HB, sedangkan temperatur tempering 250ºC menghasilkan nilai kekuatan tarik terendah (su) yaitu 542.8 N/mm² serta nilai kekerasan sebesar 254.66 HB.Peningkatan mekanis juga dipengaruhi oleh kadar karbon dalam baja, baja yang mengandung unsur karbon lebih banyak menghasilkan sifat mekanis lebih tinggi.Dari hasil pengamatan metalografi masing-masing benda uji terlihat struktur –struktur ferit, pearlit dan martensit

    Pengaruh Kualitas Pelayanan, Tarif Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Penumpang Bus BRT Trans Semarang (Studi Kasus: Penumpang Bus BRT Trans Semarang Koridor II)

    Full text link
    The population density in the city of Semarang cause a variety of problems, one of which is the bottleneck. BRT Trans Semarang is one government program to tackle the issue. This study aims to determine the effect of quality of service, tariffs and facilities for passenger satisfaction Trans Semarang BRT corridor II. Data collection techniques used were interviews and questionnaires, while the sampling technique used purposive sampling with a sample size of 100. The data was analyzed through the validity, reliability, product moment correlation, coefficient of determination, simple linear regression, multiple linear regression, t test and F. test quantitative data were analyzed using SPSS version 20. The results showed that the quality of service, rates and facilities significant effect on passenger satisfaction BRT corridor II Trans Semarang partially. And quality of service, rates and facilities significant effect on passenger satisfaction Trans Semarang BRT corridor II simultaneously. Trans Semarang service quality BRT Corridor II should be improved. Enhancement can be done by increasing the number of buses, improve the quality of shelter, improving the quality of human resources through training and extending the hours of service that passengers feel comfortable and satisfied when using BRT transportation services Trans Semarang

    Studi Penentuan Status Mutu Air Sungai Barumun Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Kawasan Siraisan Kabupaten Padang Lawas

    No full text
    Desa Siraisan merupakan salah satu desa di Kabupaten Padang Lawas yang berada di hulu Sungai Barumun. Sungai Barumun dimanfaatkan sebagai tempat pengaliran air hujan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai). Kegiatan masyarakat yang berada di sekitar sungai berpengaruh terhadap peningkatan jumlah limbah ke badan Sungai Barumun yang berpotensi menurunkan kualitas air sungai. Penelitian terhadap badan air Sungai Barumun yang melintasi kawasan Desa Siraisan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi status mutu air Sungai Barumun dan mengetahui indeks pencemarannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam pemantauan kualitas, pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran Sungai Barumun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode grab sampling dengan titik sampling sebanyak 3 titik selama 3 hari, yaitu pada bagian sungai sebelum memasuki Desa Siraisan (T1), bagian sungai yang mewakili kawasan Desa Siraisan (T2) dan bagian sungai setelah melewati Desa Siraisan (T3). Parameter yang dianalisis adalah suhu, pH, DO, BOD, COD, nitrat dan fosfat. Hasil pengujian air sungai menggunakan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 dan dilanjutkan dengan penentuan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran. Nilai indeks pencemaran pada titik T1 yaitu 1,67 dan memiliki status mutu air tercemar. Nilai indeks pencemaran pada titik T2 dan T3 memenuhi status baku mutu air dengan nilai indeks pencemaran 0,63 dan 0,62
    corecore