506 research outputs found

    Pembelajaran Aktif pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPA 1 di Kelas 27 Mahasiswa Pgsd Fip Unm

    Full text link
    Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) mengdeskripsikan pembelajaran mata kuliah konsep dasar IPA 1 dengan pendekatan pembelajaran aktif. fokus masalah adalah apakah pendekatan pembelajaran aktif cocok untuk diterapkan pada mata kuliah konsep dasar IPA 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeksripsikan pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah konsep dasar IPA 1 dengan pendekatan pembelajaran aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis peneltitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif murni. Dari hasil penlitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif pada mata kuliah konsep dasar IPA 1 di kelas 27 di Prodi PGSD FIP UNM berada pada kategori baik

    Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMAN 3 Banda Aceh melalui Penerapan Model Problem Based Learning

    Get PDF
    The purpose of this study to determine enhancement the ability of understanding and communication mathematically by applying the Problem Based Learning (PBL) in the learning activity. The population in this study were students of SMAN 3 Banda Aceh with a sample of two classes. Type of research is experimental with pretest-posttest control group design. The experimental group was treated with a model of learning in the form of PBL and the control group with conventional learning. Data were collected using achievement test and observation sheets during the learning takes place. The results of data analysis showed that     1)there are significant differences in increased ability mathematical understanding of students who received PBL learning compared to conventional learning are reviewed as a whole and based on the level of students, 2) there is an interaction between the factors of student learning at low levels and moderate to increased understanding of mathematical abilities, but no interaction at a high level because the student already has a good ability of mathematical understanding, 3) there are significant differences in enhancement communication skills students acquire mathematical learning by PBL compared to students who received conventional learning is reviewed based on the whole student, but there is no difference if the review is based on the level of the student, 4) there is interaction between the factors of student learning at low levels and moderate to increased mathematical communication but no interaction at a high level because students already have a good mathematical communication skills

    Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Barat Di Perairan Teluk Bone

    Full text link
    The purpose of this study was to characterize potential fishing ground for the skipjack tuna using the oceanographic conditions of sea surface temperature and chlorophyll-a concentrations and catch data, and to describe the level of primary productivity around the skipjack fishing grounds in the Bone Bay. This study used a survey method by collecting primary tuna catch and MODIS satellite image data. The data were analyzed using Empirical Cumulative Distribution Function (ECDF). The model outputs were visualized using ArcGIS spatial analyst. The results showed that the potential skipjack tuna fishing grounds during the west monsoon ( December -February ) were well characterized by the environmental conditions of SST and chlorophyll- a concentration ranged from 29.9 to 31.0 °C and from 0.12 to 0.22 mg m3, respectively. The highest catches for skipjack were found in February in the specific areas of 120°E121°E and 3°S-4°S where the levels of primary production ranged from 5.30 to 11.62 g C/m/ month during the west monsoon

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Berbagai Peristiwa Alam Di Kelas V SDN Pakanangi Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching

    Full text link
    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SDN Pakanangi dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi berbagai peristiwa alamdi kelas V SDN Pakanangi melalui model pembelajaran quantum teaching, yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa pada setiap akhir tindakan. Hasil analisis data kualitatif dari lembar observasi siswa pada siklus I menyatakan kurang dan siklus II sangat baik serta hasil observasi aktivitas guru pada siklus I menyatakan baik dan siklus II sangat baik. Selanjutnya hasil analisa data kuantitatif hasil tes tindakan siklus I diperoleh siswa yang tuntas 12 orang dari 21 orang siswa dengan persentase daya serap klasikal sebesar 60,31% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 57,14%. Pada siklus II hasil tes akhir tindakan mengalami peningkatan, siswa yang tuntas menjadi 18 orang dari 21 orang siswa dengan persentase daya serap klasikal sebesar 86,35% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,71%. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dari siklus I dan II baik hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru maupun hasil tes akhir tindakan mengalami peningkatan

    Perbandingan Penduga M, S, dan MM pada Regresi Linier dalam Menangani Keberadaan Outlier

    Get PDF
    Metode Kuadrat Terkecil (MKT) merupakan metode penduga parameter yang paling banyak digunakan pada analisis regresi. MKT merupakan metode penduga parameter tak bias yang baik selama asumsi komponen galatnya terpenuhi. Namun dalam aplikasinya sering ditemui terjadinya pelanggaran asumsi. Diantaranya, pelanggaran asumsi galat berdistribusi normal disebabkan adanya outlier pada data amatan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang kekar terhadap keberadaan outlier. Metode pendugaan parameter yang kekar terhadap keberadaan outlier pada regresi linier diantaranya ialah penduga  M, penduga S, dan penduga MM yang masing-masing memiliki keunggulan dari segi efisiensi dan breakdown point yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan penduga M, S, dan MM dalam menduga parameter regresi pada analisis regresi linier sederhana terhadap keberadaan outlier menggunakan data simulasi. Simulasi dilakukan untuk ukuran sampel yang berbeda (20, 60, dan 120) ketika terdapat 20% dan 45% outlier pada variabel bebas dan variabel terikat. Metode terbaik ialah metode dengan Standard Error (SE) dan Mean Square Error (MSE) terkecil. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penduga MM lebih baik dibandingkan penduga M dan penduga S

    Sosialisasi pada perkampungan miskin Daerah Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Buku ini berisi tentang sosialisasi pada perkampungan miskin di daerah Sulawesi Selatan. bahasan yang terdapat daam buku ini yaitu gambaran umum kampung seperti kondisi fisik, pola kehidupan sosial, kondisi ekonomi dsb, keluarga, sosialisasi anak, dan lain sebagainy
    • …
    corecore