24 research outputs found

    HADITH ON THE EXCELLENCE OF AL-FATIHAH: THE EXAMINATION OF ITS CHAIN OF TRANSMISSION

    Get PDF
    Hadith, as commonly defined by hadith scholars (al-muhddithun), is a record of the Prophet’s sayings, deeds and tacit approval. Even it may include the description of the Prophet’s features and physical appearance. Hadith contains details of faith and doctrine, ritual issues, ethics and many others which are related with the contents of the Quran and on the Quranic verses as well. This article is aimed at assessing the validity of a hadith on the excellence of al-Fatihah, the opening chapter of the Quran. In doing so, this article presents the chain of transmission of the hadith by assessing the details of all persons involved in relating the hadith.  It is found the hadith assessed is reliable and may be relevant for Muslims to use as a source for their religious activities

    Shamail Tirmidhi dalam Diskursus Literatur Hadis tentang Nabi

    Get PDF
    Literatur kitab hadis merupakan sumber utama bagai umat Islam untuk mendapatkan informasi yang massif dan akurat terkait keberadaan Nabi Muhammad saw. Tulisan ini mencoba menelusuri kitab Shama>’il al-Tirmidhi sebagai salah satu kitab hadis yang secara khusus memuat gambaran tentang Muhammad, baik dari aspek keberadaanya sebagai Nabi, maupun untuk melihat sifat, hal-ihwal, kepribadian dan kualitas intelektual Muhammad sebagai seorang manusia yang ‘mendapatkan wahyu’ dari Tuhan. Tulisan ini berupaya menunjukkan keberadaan kitab Shama>’il al-Tirmidhi dengan melihat beberapa aspek dari kitab tersebut, menganalisis beberapa hadis yang termuat di dalamnya, yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana spesifikasi kitab Shama>’il al-Tirmidhi dapat dirujuk secara otoritatif sebagai literatur hadis yang representatif untuk mengkaji kepribadian Nabi Muhammad saw. Ditemukan bahwa hadis-hadis yang termuat dalam kitab Shama>’il al-Tirmidhi tidak memiliki keseragaman dari aspek kualitas hadis dan kandungannya. Berdasarkan kajian beberapa hadis dalam kitab Shama>’il al-Tirmidhi, ditemukan bahwa hadis-hadis yang memiliki kualitas yang lebih baik, tampaknya menyajikan keberadaan Muhammad pada posisinya sebagai seorang manusia yang mendapatkan wahyu ilahi. Sementara hadis-hadis yang memiliki kualitas yang lebih rendah cenderung untuk menggambarkan Muhammad sebagai manusia yang luar biasa, dan memiliki kualitas sebagai seorang yang memiliki kesucian yang tak dapat ditanding

    Surga Kecil Bonea Timur Kepulauan Selayar

    Get PDF

    KHAZANAH TAFSIR SINGKAT IBN AL-JAWZI: Zad al-Masir fi Ilm al-Tafsir

    Get PDF
    Karya tafsir dalam khazanah keilmuan Islam merupakan obyek kajian yang tak pernah terhenti. Gaya, metode dan jumlah karya tafsir yang terus bertambah menjadi poin-poin yang sering mengundang pengkaji untuk mencermati karya-karya tafsir baik klasik maupun modern. Tulisan ini berupaya untuk melihat salah satu karya tafsir abad pertengahan dalam sejarah Islam yakni buku Zad al-Masir fi Ilm al-Tafsir dengan tujuan untuk mengungkapkan keragaman gaya Ibn al-Jawzi dalam menafsirkan ayat al-Quran. Tulisan ini mencoba untuk melihat secara utuh karya tersebut dengan menelusuri lembaran-lembaran buku tafsir tersebut dari awal hingga akhir. Ditemukan bahwa buku tafsir ini menyajikan penafsiran ayat-ayat al-Quran secara singkat namun padat yang dilengkapi dengan catatan-catatan mengenai hal-hal yang banyak dibicarakan dan diperdebatkan oleh para ulama tafsir seputar ilmu-ilmu al-Quran baik hal-hal yang terkait dengan sebab nuzul maupun perdebatan seputar ayat-ayat yang pertama dan terakhir turun. Tulisan ini menyimpulkan bahwa buku Zad al-Masir adalah sebuah karya tafsir singkat namun padat dan kaya akan berbagai pandangan mufassir walau masih menyisakan beberapa pertanyaan

    Ibn Hajar al-'Asqalani Jarh dan Ta'dil Periwayat Hadis

    Get PDF
    Semasa hidupnya, Ibn Hajar al-Asqalani (773-852/1372-1449) memegang beberapa keahlian. Di samping sebagai seorang hakim yang disegani, ia juga adalah seorang ahli sejarah yang mumpuni dan seorang ahli hadis yang karyanya sering menjadi rujukan. Karya karya yang dihasilkan selama hidupanya banyak berkutat pada bidang ilmu hadis, di mana dia menjadi salah satu yang tersohor pada masanya, di samping juga menjadi representatif keilmuan agama Islam. Perhatiannya pada dunia penulisan menjadikannya sebagai seorang penulis yang handal dan mewarriskan banyak karya-karya penting dalam berbagai bidang keilmuan, baik sejarah, rijal al-hadis (biografi periwayat hadis) dan usul al-hadis (prinsip-prinsip yang diperpegangi dalam bidang hadis), naqd al-hadis (kritik hadis). Di samping karya-karya di bidang disebutkan di atas, Ibn Hajar juga dikenal sebagai penulis yang handal di bidang sharh (komentar hadis) dan ikhtisar (peringkas berbagai manuskrip). Kepiawaian Ibn Hajar al-Asqalani di berbagai bidang sebagaimana disebutkan di atas, mendapat apresiasi yang sangat luas di kalangan peminat ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karya-karya belakangan yang mengkaji, baik sosok Ibn Hajar maupun karya-karyanya. Sabri Khalid Kawash menuliskan sebuah disertasi mengenai Ibn Hajar yang berjudul, Ibn Hajar al-Asqalani (1372-1449 A.D.): A Study od the Background, Education and Career of a ‘Alim in Egypt. Shakir Mahmud ‘Abd al-Mun’im mengkaji secara mendalam karya dan metode penulisannya dengan merujuk secara khusus kepada kitab al-Isabah fi Tamyiz al-Shahabah; dan Muhammad Kamal al-Din ‘Izz al-Din menulis sebuah buku berjudul Ibn Hajar al-‘Asqalani Mu’arrikhan dengan menfokuskan pada perjalanan karir Ibn Hajar selaku seorang ahli sejarah. Beberapa penulis lain yang mengkaji pendekatan ilmu sejarah yang digunakan oleh Ibn Hajar bahkan menggelarinya sebagai amir al-mu’minin fi al-hadith (pemimpin umat beriman dalam bidang hadis). Dari berbagai karya tulis yang menjadikan Ibn Hajar sebagai obyek kajian, sepanajang pengetahuan penulis, perhatian pada sumbangsih Ibn Hajar pada bidang kajian tajrih (mengkaji kelemahan) dan ta’dil (mengkaji kelebihan) periwayat hadis, masih sangat sulit ditemukan atau bahkan tidak ditemukan sama sekali. Fokus kajian dalam buku ini ditujukan pada kontribusi Ibn Hajar di bidang jarh dan ta’dil dengan melihat secara langsung pemaparannya dalam kitab Tahdhib al-Tahdhib. Sebagai gambaran, rangkaian tingkat penentuan kelemahan periwayat yang diajukan oleh Ibn Hajar al-Asqalani terdiri dari enam tingkatan. Bila dibandingkan dengan tingkatan-tingkatan yang diajukan oleh beberapa ulama hadis semisal Ibn Abi Hatim al-Razi, Ibn Salah al-Shahrazuri dan Shams al-Din al-Dhahabi, tawarain Ibn Hajar kelihatan lebih rinci dan lebih pas. Sebagai contoh, Ibn Hajar menempatkan penilaian thiqah (dipercaya) pada level tiga, sementara ulama hadis lain menempatkannya pada dua atau bahkan pada level pertama. Hal yang sama terjadi pada pemberian peringkat penilain tajrih periwayat. Sebagai misal, Ibn Hajar menempatkan gelar kadhdhab (pembohong) pada tingkat kedua, sementara ulama lain menempatkannya pada tingkat pertama. Bagi Ibn Hajar, tingkat pertama seharusnya adalah akdhab al-nas (orang yang paling kuat bohongnya) Hal ini menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan teknis yang digunakan oleh Ibn Hajar menunjukkan berbedaan yang cukup signifikan dalam menentukan tingkat kekurangan dan kelebihan periwayat hadis. Ketika para ulama hadis memberikan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan periwayat hadis, mereka menggunakan ungkapan-ungkapan seperti tawassut (pertengahandan tasahul (memudah-mudahkan atau longgar). Dalam Tahdhib al-Tahdhib, Ibn Hajar menggunakan berbagai macam istilah untuk membedakan para periwayat hadis. Kita ingin menyelidiki apakah Ibn Hajar al-Asqalani telah menerima hadis lemah, karena kecacatan pada para periwayat hadisnya. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menentukan tata cara yang telah dilakukan oleh Ibn Hajar al-Asqalani dalam menentukan tajrih dan ta’dil para periwayat hadis dan membandingkannya dengan hasil penelitian Ibn Abi Hatim al-Razi, Ibn Salah, al-Shahrazuri, Syams al-Din al-Dhahabi. Kita akan membahas pula bagaimana Ibn Hajar menerapkan pengelompokannya, yang bisa membuatnya lebih moderat atau bahkan lebih longgar dalam penerimaannya terhadap hadis dan para periwayat hadis. Pembahasan ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama adalah biografi singkat Ibn Hajar dan pengenalan terhadap hasil penelitiannya atas periwayat hadis. Bab kedua membahas mengenai motivasi, sumber, struktur, metode, dan sistem pengklasifikasian yang digunakan Ibn Hajar dalam Tahdhib al-Tahdhib. Akan dibahas pula beberapa bagian dari Tahdhib al-Tahdhibnya dan membandingkannya dengan bagian yang sama dari penelitian lainnya. Pembahasan pada Bab ketiga lebih difokuskan pada notion Ibn Hajar dalam tajrih dan ta’dil dari periwayat hadis, membandingkannya dengan hasil penelitian Ibn Abi Hatim al Razi, Ibn Salah, al-Shahrazuri, Syams al-Din al-Dhahabi. Bagian terakhir dari bab ini mengevaluasi validitas beberapa hadis yang didasarkan pada Tahdhib al-Tahdhib Ibn Hajar. Catatan Ibn Hajar dari tajrih dan ta’dil periwayat hadis memberikan bukti bahwa cara ini telah memengaruhi penilaiannya. Sebagai kesimpulan, akan dibuktikan apakah pengelompokan Ibn Hajar dalam tawwasut dan tasahul dalam tajrih dan ta’dil periwayat hadis memengaruhi perilakunya/penilaiannya terhadap hadis-hadis lemah dan para periwayatnya

    Air dalam Perspektif Hadis

    Get PDF
    Water and related issues around its management and treatment, and behaviour of human beings towards water has been discussed in several disciplines including Islamic studies. Water has been playing a key role in Islam, whether for cleaning, bathing or ablution to prepare Muslims before doing religious rituals, such as praying and reading the Quran. Such an important role of water in Islam, however, has been payed less attention, particularly on its social and environmental treatment among Muslims. In order to raise awareness on this issue, this paper will particularly explore water treatment from the perspective of hadith or prophetic tradition. The main question to answer is how the prophetic hadiths respond towards water treatment, particularly on the issue of water pollution and how the Prophet was providing advice on this issue. This paper traces all water related hadiths and classifies them into several categories. The result shows that hadiths on water and how Muslims should behave towards water treatment has indeed been found in many canonical books of hadiths and they in turn should be referred by Muslims for better water management and treatment

    Apa Kata al-Qur'an dan Hadis tentang Air

    Get PDF
    Buku ini memuat landasan al-Qur'an dan Hadis yang memuat tentang seputar air yang meliputi pengertian, kandungan serta implementasi yang terkait air. Ayat-ayat al-Qur'an menuturkan bahwa segala sesuatu yang hidup di muka bumi ini sangat tergantung kepada air. Dalam hadis Nabi dikemukakan tentang bagaimana seharusnya manusia memperlakukan air, tidak saja dalam konteks keperluan untuk kehidupan, tetapi juga menyangkut peribadatan dan relasi sosial kemasyarakata

    Wakaf Tunai dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

    Get PDF
    Waqf is one of muamalah activities that has spiritual, social and economic dimensions. Traditionally, waqf has only been interpreted as giving in the form of immovable property such as land and buildings whose designation is limited to the construction of houses of worship and education (schools). However, in fact movable endowments such as cash waqf (money) has long been practiced by Muslims such as in the Umayyad and Abbasid dynasties, only not as popular as land or building endowments. At present, along with the development of public understanding of the practice of Islamic philanthropy, endowments, especially cash waqf, are directed towards the development and empowerment of the economy, for the sake of fulfilling society economic welfare.Keywords: Cash Waqf, Muamalah Activities, Society Economic Welfare.Wakaf merupakan salah satu kegiatan muamalah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan ekonomi. Secara tradisional, selama ini wakaf hanya dimaknai sebagai pemberian dalam bentuk barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan yang peruntukannya terbatas pada pembangunan rumah ibadah dan pendidikan. Namun, sebenarnya wakaf barang bergerak seperti wakaf tunai (uang) telah lama dipraktikkan oleh umat Islam seperti di masa dinasti Umayah dan Abbasiyah, hanya tidak sepopuler wakaf tanah ataupun bangunan. Saat ini, seiring perkembangan pemahaman masyarakat tentang praktik filantropi Islam, wakaf terutama wakaf tunai diarahkan bagi pengembangan dan pemberdayaan ekonomi, untuk sebesar-besarnya peningkatan kesejahteraan ekonomi umat.Kata Kunci: Wakaf Tunai, Kegiatan Muamalah, Kesejahteraan Ekonomi Uma

    Bontokoraang Negeri Sejuta Pesona

    Get PDF
    corecore