3 research outputs found
Pengaruh Gelombang Mikro terhadap Kualitas Hasil Minyak Atsiri Jahe (Zingiber officinale) dengan Hidrodistilasi
Essential oil commodity is one form of strategic export product that has high economic value, one of which is ginger essential oil. The optimal method of extraction ginger essential oil is still a research topic in an effort to increase its quantity and quality. The purpose of this research is to obtain the optimal heating process parameters with microwave. Ginger essential oil produced by hydro-distillation and microwave pretreatment with 100 and 180 W of maximum output and 1, 2, 3, 4, and 5 min of pretreatment duration. Parameters of essential oil obtained were evaluated, i.e. yield, density, refractive index; total acid number, and zingiberene content. The results indicated that microwave pretreatment with 100 W and 2 min as the best microwave pretreatment combination. The combination produced ginger essential oil with 1.364% of yield, 0.889 g/mL of density, 1.49 of refraction index, 1,5 of total acid number, and 24.7% of zingiberene content. The parameters of the microwave heating process as pretreatment have succeeded in producing ginger essential oil with better quantity and quality
Rancang Bangun Alat Ekstraksi Berbasis Metode Microwave Assisted Hydrodistillation Dengan Penambahan Temperature Control
Penelitian tentang minyak atsiri, perasa sintetis dan oleoresin
sebagai senyawa aromatik yang dominan telah banyak
dilakukan. Menurut data dari Kemendag RI pada tahun 2014
dari 70 tanaman penghasil penghasil minyak atsiri yang ada di
dunia, sekitar 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di
Indonesia. Akan tetapi terdapat fakta ironi dari dunia minyak
atsiri di indonesia yaitu rendahnya kualitas yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya kurang
maksimalnya proses hilir dalam mengolah potensi yang besar
ini. Minyak atsiri yang dihasilkan beberapa tidak memenuhi
standar internasional sehingga gagal bersaing di pasar dunia.
Karakteristik mutu yang belum terpenuhi minyak atsiri asal
Indonesia adalah putaran optik yang masih bernilai positif (+),
sedangkan untuk memenuhi syarat internasional putaran optik
harus bernilai negatif (-). Metode yang umum dilakukan untuk
memisahkan minyak atsiri adalah destilasi secara konvensional
yang diketahui tidak optimal dalam mengestrak bahan serta
tingginya konsumsi energi yang dibutuhkan untuk memanaskan
minyak sehingga kurang ekonomis. Namun, dalam rangka
mengurangi waktu ekstraksi, meningkatkan hasil ekstraksi dan
biaya produksti beberapa pendekatan baru dilakukan seperti
MAE (Microwave Assisted Extraction), ekstraksi cairan
superkritis dan UAE (Ultrasound Assisted Extraction). MAHD
(Microwave Assisted Hidrodestilation) merupakan
pengembangan dari metode yang sudah pernah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat ekstraksi,
mengetahu kinerja komponen alat dan mengetahui efektifitas
dari alat yang sudah dihasilkan. Pada hasil uji coba kalibrasi
suhu yang sudah dilakukan, alat ini stabil mempertahankanx
suhu dengan error suhu + 1 0C, dengan efektifitas 90,29% dan
nilai rendemen sebesar 1,7095% lebih besar dari proses
hidrodestilasi menggunakan pretreatment microwave yaitu
1,64%
Pasteurisasi Jus Buah Sirsak (Annona muricata L): Optimasi Proses, Analisis Ekonomi dan Scale Up
Minat pada buah sirsak dan turunannya telah meningkat dari waktu ke waktu dengan
banyak artikel ilmiah melaporkan manfaat kesehatannya. Beberapa penelitian terbaru
melaporkan adanya senyawa bioaktif dan fitokimia dari sari buah sirsak. Namun buah tropis
cenderung memiliki penanganan pasca panen yang berbeda dari yang lain. Serangkaian
proses dari panen hingga ekstraksi memainkan peran penting untuk produk akhirnya.
inaktivasi termal enzim PPO yang menyebabkan warna kecoklatan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas sari buah sirsak. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pasteurisasi dengan mempertimbangkan sifat resisten pada panas senyawa bioaktif pada sari
buah sirsak.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi yang optimal untuk parameter
proses, analisa ekonomi kemudian penggandaan skala alat dengan pembuatan desain
gambar teknik alat. Response Surface Metodhology (RSM) merupakan metode yang
digunakan untuk mengoptimalkan proses dan formulasi sari buah sirsak. Dalam penelitian ini
digunakan dua faktor yaitu suhu pasteurisasi dan waktu pemanasan untuk menentukan total
fenol dan flavonoid paling optimal, perubahan warna dan inaktivasi enzim PPO. Proses
verifikasi diperlukan untuk memeriksa kecukupan model dengan membandingkan nilai
eksperimen dan nilai prediksi. Hasil dari proses optimasi akan digunakan sebagai acuan untuk
proses evaluasi kelayakan ekonomi jus buah sirsak dan menentukan kelayakan dari proses
penggandaan skala alat pasteurisator.
Penelitian menemukan bahwa kondisi optimum proses pasteurisasi adalah suhu 71,92
0C dan waktu 10,085 menit dengan nilai desirability atau derajat ketepatan sebesar 0,809.
Analisis kelayakan ekonomi memberikan hasil bahwa skala 50 liter memberikan keuntungan
yang lebih di masa depan secara analisis ekonomi. Hasil analisis dan pengukuran dari desain
pasteurisator skala 50 liter didapatkan dengan ratio diameter : tinggi tangki pemanasan yaitu
0, 31 meter : 0,93 meter dengan tipe pengaduk low pitch propeller