38 research outputs found

    THE PHYSICAL STABILITY OF COCONUT MILK EMULSION

    Get PDF
    Coconut milk, a term for the aqueous extract from coconut solid meat, is often uses in Asian cuisines as well as other part of the world. Studies to investigate the stability of the coconut milk emulsion often report inconsistently. The information about the stability of the coconut milk emulsion literature is used to keeping quality of coconut milks extract in processing and preservation (particularly by canning, spray-drying and freezing) and new food uses coconut milk. Key word : Coconut milk, Stability emulsion, droplet size, coconu

    Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata De Coco

    Full text link
    Nata de coco adalah makanan yang berasal dari hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Nata ini dapat digunakan sebagai dessert dan kaya akan serat. Pembentukan nata sangat membutuhkan nutrisi nitrogen. Hal ini perlunya mengetahui jenis sumber nitrogen dan komposisi yang tepat dalam fermentasinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan sumber nirogen (urea, ZA, amonium sulfat,dan yeast ekstrak) serta mencari komposisi agar diperoleh nata dengan sifat fisik terbaik. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu mencari sumber nitrogen dan dilanjutkan mencari komposisi yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urea memberikan hasil terbaik dalam menghasilkan nata de coco dengan yield sebanyak 87,36 %, tebal 8,6 mm dengan komposisi sebanyak 5 gr dalam 500 ml air kelapa. Penelitian ini dharapkan mampu memberikan informasi sumber ntrogen dan komposisi yang tepat agar memperoleh hasil terbaik nata de coco

    Aplikasi Penggunaan Tepung Porang (Konjac Glucomannan) Sebagai Stabilizer Yogurt yang Ditambahkan Sari Buah Nanas

    Get PDF
    Yogurt merupakan makanan fungsional karena mengandung fiber dan bakteri asam laktat yang merupakan probiotik. Yogurt yang ada di pasaran seringkali hanya mengandung perisai sintesis, sehingga penambahan ekstrak dari buah seperti nanas akan menambah citarasa selain kandungan antioksidan yang tinggi. Masalah dari yogurt ketika ditambah sari nanas yaitu sineresis yaitu terjadi pemisahan sehingga dibutuhkan stabilizer. Konjac glucomannan yaitu karbohidrat komplek yang berasal dari umbi porang yang berfungsi sebagai pengental dalam makanan yang juga dapat digunakan sebagai food stabilizer. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aplikasi penggunakan konjac glucomannan pada kadar 1%, 2,5% dan 5% pada yogurt yang ditambah sari nanas pada konsentrasi  0%, 2,5% dan 5%. Respon yang dikaji adalah karakter fisik (viskositas, dan stabilitas), karakter kimia (pH, dan total phenolic content), aktifitas antioksidan yang diukur menggunakan metode aktifitas radikal bebas DPPH dan Ferri Reduction Antioxidant Power (FRAP) serta uji sensori menggunakan hedonic scale. Hasil menunjukkan bahwa konjac glucomannan 5% dapat menstabilkan yogurt yang ditambah sari nanas hingga 5%, sedangkan penambahan konjac 2,5%  dapat menstabilkan yogurt  yang mengandung sari nanas hingga 2.5% dan penambahan 1% konjac tidak dapat menstabilkan yogurt yang ditambah ekstrak nanas. Pada penambahan konjac 5% dan ekstrak nanas 5% menghasilkan yoghurt yang mempunyai aktivitas antioksidan yang paling tinggi pada metode FRAP. Akan tetapi, hasil uji orgonaleptic sampel ini menunjukkan kurang disukai dibandingkan dengan yoghurt tanpa penambahan sari buah nanas karena rasanya lebih pahit

    Potensi Dimetil Amino Phosphat (DAP) sebagai Sumber Nitrogen dalam Pembuatan Nata De Coco

    Get PDF
    Nata de coco adalah makanan fungsional yang mengandung fiber. Nata de coco merupakan produk fermentasi bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada media cair seperti air kelapa. Selain dari air kelapa, mikroba juga memerlukan nutrisi tambahan yaitu dari carbon dan nitroge untuk pertumbuhannya yang dilakukan dalam proses fermentasi. Selama ini penambahan sumber nitrogen dilakukan dengan menggunakan urea dan ZA yang juga digunakan untuk pupuk pertanian, sehingga sebagian orang meragukan keamanannya. Dalam penelitian ini mengkaji potensi dimetil amino phosphate (DAP) sebagai sumber nitrogen dalam fermentasi nata de coco. Nata dibuat dengan menggunakan 500 ml air kelapa yang telah disterilkan  ditambah 17,5 g gula, 20 ml asam cuka, 60 ml starter Acetobacter xylinum serta ditambah variasi DAP (0, 0.05, 0.25, 0.5, 2.5 dan 3.4 g). Sedangkan sebagai kontrol yaitu nata dengan menggunakan sumber nitrogen urea dan ZA masing – masing sebanyak 3 g.  Fermentasi dilakukan selama 10 hari dan setelahnya dilakukan analisis fisik (yield dan tebal nata), analisis kimia (kadar air dan kadar serat) dan uji organoletis (rasa dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pada penambahan DAP yang rendah (0.05 g) memberikan karakteristik fisik yang significant sama (p>0.05) terhadap control. Sedangkan jumlah kadar air significant sama dengan control dan sample yang lain. Kadar serat menunjukkan hasil yang lebih besar dari pada control (3,9 %) dan semua sample nata menggunakan DAP rasa disukai oleh responden dengan tekstur kenyal seperti control. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa DAP dapat menggantikan urea dan ZA sebagai sumber nitrogen dalam pembuatan nata de coco

    Production Of Lecithin As An Emulsifier From Vegetable Oil Using Water Degumming Process

    Get PDF
    Lecithin is a phospholipid that has amphiphilic properties resulted polar and non-polar regions, thus it is very effective to be food emulsifier. However, commercial lecithin derived from animal organs such as pig brain, that it is clearly haram. Today, commercial vegetable lecithin derived from soybean oil only. Therefore, lecithin production from other vegetable oils can be made Halal food. In this study, it determined production of lecithin from vegetable oils (coconut oil, palm oil, corn oil and soybean oil) using water degumming process. Vegetable oil is heated up to 70 ° C and added 3% of soft water and then stirred for an hour. To separate the gum, it is used centrifuge at 5000 rpm for 20 minutes. The results showed that only gum from corn oil that can be potentially produce crude lecithin as an emulsifier, resulted gum dry yield (0.11%) and acetone insoluble (AI) 62.75%. This result has significantly the same with soybean lecithin as a control. Unfortunately, it has water content of 6.14% that need further improvement

    Penyeleksian Parameter Proses Fermentasi dalam Pembuatan Nata de Pina

    Get PDF
    Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk oleh mikroba pembentuk kapsul. Nata termasuk produk fermentasi yang mengandung bakteri Acetobacter xylinum, jika ditumbuhkan di media cair yang mengandung gula misalnya ekstrak kulit nanas, bakteri ini menghasilkan lapisan putih nata yang terapung-apung di permukaan media tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi variabel yang paling berpengaruh pada proses pembuatan nata de pina menggunakan Placket-Burman Screening Design Method, variabel yang akan dikaji adalah rasio perbandingan air dan kulit nanas, sumber karbon (gula), sumber nitrogen (urea), sumber phospat (K2HPO4), sumber vitamin (vitamin B syrup), pH, lama fermentasi, dan jumlah starter. Dari hasil Placket-Burman Screening Design diperoleh bahwa jumlah sumber karbon (C), jumlah sumber phospat (P), dan jumlah starter (JS) merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap hasil yield fermentasi

    Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Kitosan pada Pengawetan Daging Ayam

    Get PDF
    Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet sangat berbahaya bagi tubuh manusia, maka perlu mencari alternatif pengawet alami pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri campuran minyak atsiri cengkeh (MC) dan kitosan (K) terhadap Total Viable Colony (TVC). Pengawetan dilakukan dengan memasukkan potongan kecil daging ayam mentah ke dalam rendaman air yang berisi pengawet (MC&K) dengan komposisi tertentu (1250 µg/mL:3 mL, 6250 µg/mL:1 mL, 250 µg/mL:5 mL, 0 µg/mL: 3 mL, 1250 µg/mL:0 mL, 1250 µg/mL :3 mL:lecitin 0,5%, kontrol positif, formalin 10%) dan lama pengawetan selama 3, 6, 9, 12, 15 hari. Uji kandungan senyawa kimia minyak atsiri cengkeh dilakukan dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS) dan perhitungan TVC dengan metode turbidity menggunakan spektrofotometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak atsiri cengkeh hasil penyulingan memiliki yield 1,47% dan senyawa dominanya yaitu eugenol 67%, Trans-β-Caryophyllene 25,64%, dan Humulene 2,66%. Penggunaan campuran pengawet (MC&K) memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan berbeda (P<0,05) sehingga berpotensi untuk mengawetkan daging ayam mentah dan memperpanjang masa simpan daging ayam selama 6 hari (1250 µg/mL:3 mL, 6250 µg/mL:1 mL) dan 3 hari (1250 µg/mL:0 mL). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengawetan daging ayam mentah menggunakan campuran (MC&K) menghasilkan masa simpan yang lebih lama dibandingkan minyak atsiri cengkeh tunggal maupun kitosan.

    The effect of brewing time on the antioxidant properties and consumer's preference of green tea and jasmine tea

    Get PDF
    Jasmine tea is a popular tea type obtained from scenting tea (Camellia sinensis (L.) Kuntze) leaves with jasmine (Jasminum sambac (L.) Aiton) flowers. This study aimed to evaluate the antioxidant properties and sensory aspects of jasmine and green tea brewed at different times. The commercial jasmine and green tea were brewed in boiling water at a ratio of 1:100 for 0.5, 1, 2.5, 5, 10, 30, and 60 min. The obtained tea was evaluated for colour, pH, total flavonoid content (TFC), total phenolic content (TPC), 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) scavenging activity, and ferric-reducing antioxidant power (FRAP) by standard methods. Thirty-three untrained consumers evaluated the preference for tea from different brewing times. Jasmine tea exerted darker colour, lower pH, higher TFC and TPC, and higher FRAP than green tea. The values of those parameters increased with longer brewing time, with the optimum time being 30 min. However, the longer brewing generated tea liked less by consumers. The most favoured tea was jasmine green tea brewed for 5 min with aroma as the most preferred attribute. Our study suggested that brewing tea for a longer time benefited with better antioxidant properties but disadvantaged in sensory aspects

    The Effect of Infusion of Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Leaves as Natural Preservative Chicken Meats

    Get PDF
    Syzygium polyanthum (Wight) Walp. (Indonesian bay leaf) is known for possessing antimicrobial activity that might be applied for natural food preservative. In this study, we analyzed the constituents of infusion of S. polyanthum leaves and evaluated its potency as the preservative of fresh chicken meats. The infusions were prepared with the method described in Indonesian Pharmacopeia. Phytochemical content of infusion of S. polyanthum leaves was analyzed by qualitative phytochemical screening using colorimetric methods. Its application for preservative of fresh chicken meat was evaluated based on its activity in inhibiting the growth of bacteria on the meats as well as the physical observation of the preserved meats. The infusion of S. polyanthum leaves contained flavonoids, tannins, and saponins. The infusion at the optimum concentration of 10% was capable of inhibiting bacterial growth on chicken meats and extending their shelf life up to 3 days in temperature of 3-7ºC

    KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI SUBMERGE CULTURE DALAM FERMENTASI ASAM SITRAT

    Get PDF
    Tapioca starch waste usually had a problem after long time and then cause bad smelly and make pollution to the river. In this study, it can be use as sub-merge in citric acid fermentation used Aspergilus niger. the process was observed at pH variable from 2 - 5. Duration of the incubation time was also observed on day 5 to 9. Three important stages in the fermentation process was the preparation of media and media-making starter cultures. The citric acid produced from tapioca waste had yield 30.23% and the incubation time for 9 days with the acquisition reaches 43.51%. Then compared with the acquisition of citric acid from cassava was getting results that the acquisition of cassava citrate still had good result. It because the carbohydrate content of cassava was higher than on tapioca waste. Key word : Asam sitrat, limbah tapioka, fermentasi, sub-merg
    corecore