6 research outputs found

    KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM BUDIDAYA UDANG VANAME

    Get PDF
    Akuakultur atau budidaya perikanan berperan penting dalam produksi kebutuhan ikan sehingga berpotensi besar untuk terus dikembangkan. Salah satu biota unggulan dalam budidaya air payau adalah udang vaname. Seiring berkembangnya teknologi, udang vaname ditransformasikan ke teknologi intensif. Budidaya udang intensif menjadi kegiatan produktif guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan devisa negara. Di lain hal, penyakit sering kali menjadi persoalan serius dan ini disebabkan oleh lingkungan budidaya yang kurang mendukung kegiatan produksi. Apabila melampaui kapasitas daya dukung lingkungan, maka akan berefek pada berubahnya fungsi pada ekologis perairan. Arah dari tulisan ini adalah untuk menelaah kembali daya dukung lingkungan dalam mewujudkan budidaya udang vaname. Kajian ini menggunakan literatur review atau metode studi kepustakaan. Berdasarkan kajian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa daya dukung lingkungan pada tambak udang vaname yang optimal berefekpositif pada peningkatan nilai produksi serta menghasilkan implementasi tambak yang berkelanjutan

    ZONA AMAN PEMASANGAN ATRAKTOR CUMI-CUMI

    Get PDF
    Pembuatan atraktor cumi-cumi harus memperhatikan arus yang bekerja baik secara vertikal maupun horizontal dengan kecepatan maksimal 5 knot sebagaimana arus yang sesuai dengan kondisi cumi-cumi bertelur. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan disesuaikan dengan hasil perhitungan daya tahan statis yang telah dibuat, sehingga kinerja atraktor dapat maksimal. Kecepatan arus maksimal yang dapat ditahan agar atraktor cumi-cumi tersebut tetap berdiri/tidak terguling disebut zona aman penempatan atraktor cumi-cumi di perairan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan terhadap masing-masing tipe atraktor cumi-cumi. Perhitungan daya tahan statis atraktor cumi-cumi dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) buah tipe atraktor cumi-cumi. Tipe pertama disebut  Tipe 1 yaitu atraktor cumi-cumi pada bagian atas dan sisi kiri dan kanannya sedangkan tipe kedua disebut Tipe 2 hanya pada bagian atasnya saja yang diberikan penutup jaring waring PE 40%. Waktu pertama kali ditempatkan dalam perairan digambarkan dengan t0, sedangkan t1 adalah yang telah ditempatkan selama 2 (dua) bulan. Atraktor cumi-cumi Tipe 2 perhitungan F dan Cd akan mengikuti perhitungan sebagai terumbu yang mana dilakukan dengan mengikuti prosedur Nakamura. Selanjutnya untuk Tipe 1 perhitungan jaring F dan Cd mengacu pada Puspito yaitu untuk rumus tahanan jaring dengan Cd  jaring sebesar 1,4. Hasil perhitungan tersebut menyatakan zona aman peletakan atraktor cumi-cumi di perairan Tipe 1 untuk t0 pada 0,37 m/s dan t1 pada 0,27 m/s, sedangkan Tipe 2 untuk t0 pada 1,34 m/s dan t1 pada 1,26 m/s

    ANALISIS PENANGANAN IKAN YANG BAIK DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DENGAN METODE DESIGN THINKING

    Get PDF
    The quality and safety of fishery products is an important thing to ensure the quality of fishery commodities. One form of concern for the quality of capture fishery products is the issuance of Good Fish Handling Practices (CPIB) certificates for fishing vessels. Nizam Zachman Ocean Fishing Port (PPS) of Jakarta is one of the largest fishing ports in Indonesia. However, fish demolition activities carried out at the Nizam Zachman Fishing Port are still manual and not hygienic. It is proven that a small number of ships based at the ocean fishery port have CPIB certificates. Of the approximately 1,700 vessels based on the ocean fishery port, only about 500 vessels have CPIB certificates. This activity aims to find problems faced in the process of handling fish properly so the quality of fish is maintained. The design thinking method was used in this research. Data analysis was carried out using the cumulative frequency analysis method presented in the form of Tables and Paretto Diagrams. In 2022, out of 34 vessels applying for CPIB certificates, 25 vessels did not fulfill the parameter of automatic temperature recorder. An automatic temperature recorder is one of the requirements to carry out export activities to the European Union. The design thinking method was used to solve the problem through an automatic temperature recording device innovation with an Internet of Things (IoT) approach.Mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan suatu hal yang penting dalam rangka menjamin kualitas komoditas perikanan. Salah satu bentuk kepedulian terhadap kualitas produk perikanan tangkap yaitu dengan penerbitan sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) untuk kapal perikanan. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta merupakan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia. Namun demikian, kegiatan pembongkaran ikan yang dilakukan di PPS Nizam Zachman Jakarta masih manual dan belum higienis. Hal ini terbukti sedikitnya kapal yang berpangkalan di pelabuhan perikanan samudera tersebut memiliki sertifikat CPIB. Dari sekitar 1.700 kapal yang berpangkalan di pelabuhan perikanan samudera tersebut hanya sekitar 500 kapal yang memiliki sertifikat CPIB. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan masalah yang dihadapi dalam proses penanganan ikan yang baik sehingga mutu ikan tetap terjaga. Metode design thinking digunakan dalam kegiatan ini. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode analisis frekuensi kumulatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan Diagram Paretto. Pemenuhan parameter penerbitan sertifikat CPIB pada tahun 2022 parameter “tidak terdapat alat pencatat/perekam suhu otomatis” sebanyak 25 temuan dari 34 kapal yang mengajukan permohonan sertifikat CPIB. Alat pencatat/perekam suhu otomatis merupakan salah satu syarat dalam rangka melakukan kegiatan ekspor ke Uni Eropa. Metode design thinking dipergunakan dalam rangka pemecahan masalah tersebut melalui penciptaan inovasi alat perekam suhu otomatis dengan pendekatan Internet of Thing (IoT)

    THE EFFECTIVENESS OF ARTIFICIAL HOOK COLOR ON POLE AND LINE OPERATION IN TERNATE WATERS, NORTH MALUKU

    Get PDF
    Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is a large pelagic fish that seeks prey using the sense of sight, so the color of the hook used must be able to attract the attention of skipjack to eat the hook. The purpose of this research is to determine the effect of hook color on pole and line catches. The colors of the hook used are red, green and silver. The analysis used to see differences in skipjack catches based on hook color used two analyzes, namely comparative descriptive and statistical. Comparative descriptive analysis was carried out on the composition of pole and line catches. Statistical test using completely randomized design (CRD). The results showed that the hooks that produced the most skipjack tuna were red with 1785 fish or 57% of the total catch, then green with 830 fish (26%) and silver with 513 (17%) catches. Based on the CRD ANOVA statistical test, the average difference in catches based on hook color was significantly different with a significance value less than 0.05 (0.00<0.05), which means the catches of the 3 hook colors were significantly different. From the catch data, the hook color that gets the most catches is the red hook

    MONITORING KUALITAS AIR DAN IDENTIFIKASI JENIS PARASIT PADA PEMBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Diseases arise due to unbalanced interactions, namely pathogens, hosts and the environment. This collapse will affect the increase or decrease in disease in fish. This research aims to identify parasites and analyze water quality in Carp Fish hatcheries. Carp seed samples were taken randomly in research containers. The water quality parameters observed consisted of temperature, pH, DO, nitrate, nitrite, and ammonia. This research was conducted for one month at the Tatelu Freshwater Aquaculture Center (BPBAT). The results of the research show that there are three types of parasites found in the gills, mucus, and fins of Carp Fish, namely Tricodina sp, Dactylogyrus sp, and Gyrodactylus sp.Penyakit timbul karena adanya tidak interaksi yang tidak seimbang yaitu pathogen, inang dan linkgungan. Ketidakseimbangan itu akan berpengaruh pada bertambahnya atau berkurnagnya suatu penyakit pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi parasit dan menganalisis kualitas air pada pembenihan ikan mas. Pengambilsan sampel benih ikan mas dilakukan secara acak pada wadah penelitian. Parameter kualitas air yang diamati terdiri dari suhu, pH, DO, nitrat, nitrit dan ammonia. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di Balai Perikanan  Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga jenis parasite yang terdapat pada insang, lender dan sirip ikan mas yaitu Tricodina sp, Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp

    UJI KIMIA, FISIK DAN BIOLOGI PAKAN MANDIRI DENGAN PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Feed is one of the components in fish farming activities that will affect the growth and survival of fish. The cost allocation required for feed procurement reaches 60-70% of the total production cost, so alternatives are needed to provide cheaper feed, one of which namely self-made feed using local raw materials. The purpose of this study was to test the physical (buoyancy, durability, homogeneity level, hardness level), chemical (protein, carbohydrates, fats, water, and ash), and biological (absolute weight gain, FCR, EPP) qualities. The data obtained were analyzed using quantitative descriptive analysis methods. The results of the physical test of the feed showed that the test feed had a buoyancy of 6.23 cm/sec, durability of 1441 seconds, homogeneity level of 79.32%, and hardness level of 86.51%. Chemically, the feed contained 25.85% protein, 5.81% water, 9.90% ash, 4.84% fat, and 30% carbohydrates. After being tested on tilapia fingerlings, the self-made feed produced absolute weight and length growth, FCR, EPP, and SR of 11.56 g, 4.47 cm, 1.84, 54.17%, and 90%, respectively. These results indicated the potential use of self-made feed using local raw materials to reduce dependence on commercial feed.Pakan merupakan salah satu komponen dalam kegiatan budidaya ikan yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Alokasi biaya yang diperlukan untuk pengadaan pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi sehingga diperlukan alternatif mengadakan pakan yang lebih murah yaitu pakan mandiri yang menggunakan bahan baku lokal. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji terhadap kualitas fisik (daya apung, ketahanan, tingkat homogenitas, tingkat kekerasan), kimia (protein, karbohidrat, lemak, air dan abu) serta biologi (pertumbuhan bobot mutlak, FCR, EPP). Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil uji fisik pakan menunjukkan bahwa pakan uji memiliki daya apung 6,23 cm/dtk, ketahanan 1441 detik, tingkat homogenitas 79,32% dan tingkat kekerasannya 86,51%. Secara kimia, pakan memiliki kandungan protein sebesar 25,85%, air 5,81%, abu 9,90 %, Lemak 4,84% dan karbohidrat sebanyak 30%. Setelah diuji coba terhadap benih ikan nila, pakan mandiri menghasilkan pertumbuhan bobot dan panjang mutlak, FCR, EPP dan SR berturut-turut sebesar 11,56 g, 4,47 cm, 1,84, 54,17% dan 90%. Hasil penelitian ini menunjukkan potensi penggunaan pakan mandiri dengan menggunakan bahan baku lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap pakan komersial
    corecore