12 research outputs found

    IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN FISIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN WABAH COVID-19

    Get PDF
    The practice of religious teachings, apart from being able to provide curative therapy, also has a preventive aspect to mental or mental disorders. In religion, mental health is a person's ability to manage psychological functions so as to create a good adjustment between himself, both with other humans, other living creatures, the environment, the universe and with God dynamically based on the Qur'an. and Hadith. So by practicing religious values ​​in daily life, problems related to the Covid-19 outbreak and mental health can be resolved. Basically, the purpose of religion is to determine a person to accept the reality of life that has been arranged by God. Therefore it can also be said that religion has a function on physical and mental health which is very important in human life, without religion it is impossible for humans to feel happiness and peace of life. Without religion, it is impossible to foster a safe and peaceful atmosphere.   Keywords: Religion, Mental Health, Physical Health, Covid-19 PandemicPraktek  ajaran agama, selain bisa memberikan terapi yang bersifat kuratif, dia juga memiliki aspek preventif terhadap gangguan jiwa atau mental.  Dalam agama kesehatan mental adalah suatu kemampuan diri seseorang dalam  mengelola fungsi-fungsi kejiwaan sehingga tercipta penyesuaian diri yang baik antara dirinya sendiri baik dengan manusia lain, makhluk hidup lain, lingkungan, alam semesta maupun dengan Allah secara dinamis yang didasarkan pada  Al-Qur’an  dan Hadist.  Maka dengan  mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, masalah-masalah yang  berkaitan dengan wabah Covid-19 dan kesehatan  mental dapat teratasi. Pada dasarnya, tujuan agama adalah menentukan seseorang untuk menerima kenyataan hidup yang sudah diatur oleh Allah.  Karena itu dapat pula dikatakan bahwa agama itu mempunyai fungsi terhadap kesehatan fisik dan mental yang  amat penting dalam kehidupan manusia, tanpa agama manusia tidak mungkin merasakan kebahagian dan ketenangan hidup. Tanpa  agama,  mustahil dapat  dibina suasana aman dan tentram. Kata Kunci: Agama, Kesehatan Mental, Kesehatan Fisik, Wabah Covid-19

    KEBIJAKAN PENUNDAAN IBADAH HAJI DAN UMROH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN SEJARAH PERADABAN ISLAM (STUDI KEPUTUSAN MENTERI AGAMA (KMA) NOMOR 660 TAHUN 2021 TENTANG PEMBATALAN KEBERANGKATAN IBADAH HAJI)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penundaan keberangkatan calon jamaah haji Indonesia dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021. Kebijakann tersebut lahir berdasarkan keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menutup Visa keberangkatan haji karena wabah Covid-19 yang masih melanda saat itu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbasis kepustakaan (library reseach) dan dianalisis menggunakan deskriptif kualitattif. Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah regulasi haji terkait Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istitha’ah (mampu) yang menjadi salah satu rukun perlu dalam ibadah haji dan umroh memiliki artian yang sangat luas. Istitha’ah tidak hanya sebatas mampu secara fisik, materi dan finansisal semata. Namun kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia dan Otoritas Saudi Arabia juga masuk ke dalam kategori istitha’ah. Karena walau segala persiapan fisik dan non fisik telah dipenuhi, kebijakan pemerintah juga menjadi hal yang sangat penting untuk keberangkatan jamaah haji dan umroh. Dengan demikian, Kebijakan tersebut menjadi kendala terputusnya syarat bahkan rukun haji (istitha’ah). Kebijakan ini lahir demi mewujudkan keselamatan jiwa dan menghadirkan rasa aman dari penyebaran Covid-19. Karena salah satu tujuan syariat adalah menjaga jiwa (hifd an-nafs)

    TINJAUAN KRITIS FENOMENA HABAIB DALAM PANDANGAN MASYARAKAT BETAWI

    Get PDF
    Masyarakat Betawi Batu ceper Kota Tangerang memiliki perbedaan dan keunikan dalam menghormati para habib dan kiai, Dimana status habib bagi seseorang dipandangnya mulia, melebihi kemuliaan seorang kiai yang tidak berstatus habib. Masyarakat Betawi Batu Ceper seakan-akan menilai bahwa habib lebih tinggi dari seorang ustadz walau secara keilmuan lebih matang seorang kiai dari pada habib. Tujuan penelitian ini adalah, (1) mengetahui sejarah habib di Betawi, (2) mengetahui peran habib dalam penyebaran Islam di Betawi, (3) mengetahui pola kehidupan beragama masyarakat Betawi, (4) mengetahui pandangan, sikap dan kecenderungan orang Betawi terhadap habaib, dan (5) mengetahui apa penyebab ketokohan habib di kalangan masyarakat Betawi. Penelitian ini menggunakan data-data atau sumber-sumber yang ada hubungannya dengan penelitian tesis ini, data tersebut antara lain meliputi: observasi partisifatif, yaitu dengan mengunjungi tempat penelitian dan sekaligus mengikuti atau berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan majelis taklim yang diselenggarakan untuk mengamati fenomena habaib dalam pandangan masyarakat Betawi. Dan juga sumber lisan dengan cara wawancara dengan tokoh, ulama, dan masyarakat setempat dan selanjutnya menggunakan sumber tertulis melalui dokumen pribadi dan juga buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu orang Arab di Betawi awalnya bertujuan untuk mencari kemakmuran dengan cara berdagang. Selanjutnya mereka menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Betawi. Peran habaib sangat besar pengaruhnya dalam proses Islamisasi di Betawi. Masyarakat Betawi sangat kental akan ajaran Islamnya, mereka umumnya mencintai dan menaru sikap penghormatan yang tinggi terhadap para tokoh agama. mereka mempunyai nilai penghargaan yang tinggi kepada ulama karena kapasitas keilmuannya sangat mumpuni. terlebih ulama yang hadir dari kalangan habib. Karena dianggapnya sebagai tali keturunan yang murni dari sang pembawa ajaran Islam yaitu Nabi Muhammad SAW

    PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI DI SMK AL HIKMAH CURUG KABUPATEN TANGERANG

    Get PDF
    ABSTRAK  Metode Problem Solving Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di  SMK Al-Hikmah Curug Kabupaten Tangerang. Dengan jumlah populasi sebanyak 114 siswa/siswi dan sampel nya 66  dan pada tingkat 0,01 dan 0,05 untuk uji dua pihak. Pendidikan Agama dalam sekolah itu sangat penting, tetapi juga harus menggunakan metode yang tepat agar penyampaian suatu materi memberikan kesan yang bermakna. Saya menggunakan Metode problem solving bukan hanya sekedar metode pembelajaran tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan menggunakan rumus Product Moment, dan pendekatan kuantitatif dengan melalui Skala Likerts, dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut Hal ini diperkuat dalam didapatnya hasil dengan tingkat kesalahan 5% ( 0,05 ) diperoleh dari hasil thitung 17,56 sementara  ttabel 2,000 atau  (thitng 17,56 > ttabel 2,000). Maupun pada taraf signifikan dengan tingkat kesalahan  1% (0,01) diperoleh dari hasil thitung 17,56 sementara ttabel 2,660 atau (thitung 17,56 > ttabel 2,660). Dan hasil penelitian dari perhitungan koefisien determinasi dapat diketahui pengaruh metode problem solving terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam   terdapat 82,8%  pengaruh yang sangat kuat dan selebihnya 17,8%  dipengaruhi faktor lain. Dengan demikian Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh metode problem solving terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI SMK Al-Hikmah Curug Kabupaten Tangerang di tolak dan demikian Ha diterima

    POLIGAMI/POLIGINI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

    Get PDF
    AbstractMarriage is formed to create a harmonious, happy, and prosperous family (sakinah, mawaddah, and rahmah). Polygyny or better known as polygamy has always been a subject of fiqh which has always been excellent among fiqh experts and researchers of Islamic law. This form of polygamy is well known among medes, babylonia, abyssinia, and Persians. The Prophet Muhammad allowed polygamy among his people because it was also practiced by the Greeks, among whom even a wife could not only be exchanged but could also be traded commonly among them. Australia and Mormons in America. Even Hinduism in India does not prohibit polygamy. The jahiliyyah Arabs married a number of women and regarded them as possessions, even in large part, especially as they were not part of a marriage because the women could be brought, owned and sold as they pleased. Polygamy becomes an emergency exit for a husband who has been established in household mahligai as a protection against adultery.  AbstrakPerkawinan dibentuk untuk menciptakan keluarga yang bernuansa harmonis, bahagia, dan sejahtera, (sakinah, mawaddah, dan rahmah). Poligini atau lebih dikenal dengan istilah poligami senantiasa menjadi bahasan fiqih yang selalu menjadi primadona dikalangan para ahli fiqih dan para peneliti hukum Islam. Bentuk poligami telah dikenal diantara orang-orang medes, babilonia, abesinia, dan Persia. Nabi Muhammad SAW membolehkan poligami diantara masyarakatnya karena telah dipraktekkan juga oleh orang-orang yunani yang diantaranya bahkan seorang istri bukan hanya dapat dipertukarkan tetapi juga dapat diperjual belikan secara lazim diantara mereka. Australia serta mormon di Amerika. Bahkan ajaran hindu di India tidak melarang poligami. Orang-orang arab jahiliyyah menikahi sejumlah wanita dan menganggap mereka sebagai barang kepunyaan bahkan dalam sebagian besar khususnya ia bukanlah bagian perkawinan karena para wanita itu dapat dibawa, dimiliki, dan dijual sekehendaknya. Poligami menjadi sebuah emergency exit bagi seorang suami yang telah mapan dalam mahligai rumah tangga sebagai proteksi terhadap perbuatan perzinaan

    KONSEP PENDIDIKAN KH. NOER ISKANDAR SQ DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN

    Get PDF
    Islamic boarding schools as one of the faith-based education, also function as Islamic religious broadcasters.  Islamic boarding schools have  a high level of integrity with sekitamya and become a moral show for the general public. The science studied is inseparable from  religious teachings, meaning that all events that occur are considered to have a relationship with religious teachings. The educational institution built by kiayai Noer Iskandar SQ is the Asshiddiqiyah Islamic Boarding School which is an Islamic educational institution and a religious social institution. In its capacity as an Educational, Religious, and Community institution, Asshiddiqiyah Islamic Boarding School always exists in developing its educational concept and remains committed as a stronghold of the Islamic shiar struggle. The method that the author used in this  study is the qualitative method. The reason researchers use this is because in this paper, the author wants to provide, explain,  describe the concept of pesantren education thought developed by KH. Noer Iskandar SQ who critically, or describes a phenomenon, an event, or an  event of  social  interaction in pesantren.   Therefore, this type of qualitative  research is descriptive,  by collecting field data and existing literature.  The difference between one type and another lies in  the purpose and strategy  of discovery.  Pondok  pesantren  sebagai  salah  satu pendidikan  berbasis  agama, juga berfungsi  sebagai lembaga penyiaran  agama Islam.  Pondok pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan sekitamya dan menjadi rnjukan moral bagi masyarakat umum. Ilmu yang dipelajari tak pemah terpisahkan dari ajaran agama, artinya semua peristiwa yang terjadi dipandang memiliki hubungan dengan ajaran agama.. Lembaga Pendidikan yang dibangun oleh kiayai Noer Iskandar SQ adalah  Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam dan lembaga sosial keagamaan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dalam mengembangkan konsep Pendidikannya dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Metode   yang penulis gunakan   dalam penelitian ini   adalah metode kualiltatif. Alasan peneliti menggunakan ini adalah karena dalam tulisan ini,  penulis  ingin  memberikan,  menerangkan,  mendeskripsikan  konsep pemikiran pendidikan pesantren yang dikembangkan oleh KH. Noer Iskandar SQ yang secara kritis, atau menggambarkan suatu fenomena,  suatu kejadian,  atau suatu peristiwa interaksi sosial yang ada di pesantren.  Oleh karena itu, jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif,  dengan mengumpulkan data lapangan dan ada kepustakaan.  Perbedaan antara tipe yang satu dengan yang lain terletak pada tujuan dan strategi penemuannya. &nbsp

    PEMBENAHAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI DESA KAMPUNG PISANG KARANG SARI KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG

    Get PDF
    Produktivitas suatu wilayah sangat dibutuhkan untuk mendongkrak angka kemiskinan dan pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah. Desa Suka Tani Kampung Pisang Kelurahan Karang Sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang terkenal dengan salah satu budi daya yang biasa disebut KWT (Kelompok Wanita Tani) yang mana kelompok ini sebagai sebutan para masyarakat khususnya perempuan yang bersama-sama membudidayakan Tanaman TOGA yang sudah lama tidak terurus dan bahkan kotor serta banyak tanaman yang mati. Maka dari itu, Kelompok 6 Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) 2023 UNIS Tangerang memiliki ide untuk melakukan pembenahan pengembangan kembali pada tanaman TOGA. Hal tersebut tentunya harus didukung oleh semua lapisan masyarakat dan pemerintah, karena bisa menjadi peluang baru untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di Desa Kampung Pisang.   Kata Kunci : Pembenahan,  Pengembangan, TOGA

    Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah Dzikrulmaut Ustaz Dr.H. Sunandar, M.Ag (2010-2011)

    No full text

    Analilis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah Dzikrulmaut Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011)

    No full text
    Berdakwah melalui khotbah Jumat merupakan sarana media dakwah yang dinilai cukup efektif dalam menyampaikan pesan � pesan dakwah dari pada media dakwah lainnya. Khotbah adalah sarana istimewa dalam dakwah untuk menyampaikan pesan dan menerangkan fikrah tertentu secara indoktiner, di antara sarana khotbah adalah membawa pendengar untuk menyimak, menerima, dan membangkitkan rasa dalam hatinya terhadap pesan yang disampaikan Khotib. Namun tidak diragukan lagi bahwa tema materi khotbah adalah masalah utamanya, setelah Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag memilih tema tentang muhasabah dzikrulmaut inilah yang akan menjadi fikrah dalam materi khotbah Jumatnya untuk mengajak manusia kembali kepada Allah melalui muhasabah dzikrulmaut. Lalu yang menjadi pertanyaan utama adalah Bagaimana wacana pesan dakwah yang dikemas oleh Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag dalam khotbahnya? Bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial yang melatar belakangi khotbah Jumat Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag? Secara kajian teori, penulis mengambil teori yang sudah sering dipakai pada saat ini yaitu analisis wacana Teun A. Van Dijk yang bersifat menganalisis teks. Menurutnya penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks semata, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi dan juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau fikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.dilihat juga dari kognisi sosial dan konteks sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis wacana dengan pendekatan kualitatif. data yang diperoleh oleh peneliti langsung dari objek penelitian. Yaitu berupa rekaman khotbah jum'at yang disampaikan oleh Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag tahun 2010-2011. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi teks dengan mengumpulkan beberapa bahan baik dari buku maupun internet yang berkaitan dengan penelitian. Penulis menyimpulkan bahwa wacana pesan dakwah yang dikemas oleh Ustaz. Dr. H. Sunandar, M.Ag dalam khotbahnya menggunakan kata-kata tabsyir dan indzar yang lugas serta mengemas kisah aktual yang inspiratif dan penuh dengan hikmah. Jika dilihat dari kognisi sosial ketiga judul materi khotbah Jumat ini mengajak untuk larut dalam kajian yang berisi pelajaran, kisah, atau permasalahan kematian yang patut menjadi renungan. Dalam konteks sosial dapat diketahui bahwa alasan beliau dalam menulis materi khotbah Jumat ini adalah untuk membuktikan bahwa pesan moral dan sosial dapat menjadi sebegitu menarik bila diolah secara kreatif

    PENGARUH MINAT BACA DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI DI MIN 5 TANGERANG)

    Get PDF
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh minat baca dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam MIN 5 Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tangerang. Jumlah populasi 146 orang siswa dengan sampel penelitian berjumlah 22 orang siswa. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel acak atau random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Instrument pengambilan data melalui penyebaran angket berbentuk model skala garis kepada siswa-siswa. Teknik analisis data menggunakan korelasi sederhana, ganda dan parsial, serta regresi sederhana dan ganda pada taraf signifikansi  = 0,05. Hasil pengujian normalitas data untuk variable X1 adalah 0,200, variable X2 adalah 0,040 dan untuk variable Y adalah 0,200, dari semua variable angka probabilitas > 0,05 maka Ho diterima atau semua variable berdistribusi normal. Hasil analisis data menunjukkan: pertama terdapat pengaruh positif antara minat baca terhadap hasil belajar siswa, kedua terdapat pengaruh positif antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa, dan ketiga terdapat pengaruh positif antara minat baca dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa antara variable minat baca (X1), dan kecerdasan emosional (X2) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama ikut meningkatkan hasil belajar siswa (Y). Hal itu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan upaya peningkatan minat baca dan pengembangan kecerdasan emosional siswa
    corecore