3 research outputs found

    Palatabilitas Beberapa Hijauan Pakan pada Kelinci

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui palatabilitas beberapa hijauan pakan ternak yang banyak dijumpai sebagai pakan kelinci. Untuk mengetahui palatabilitas hijauan pakan pada kelinci dilakukan 2 (dua)tahapan percobaan, yaitu (1) pilihan pakan bebas (free choice feeding) dan (2) jumlah pakan yang dimakan secara sukarela (voluntary feed intake). Hijauan pakan yang dicoba pada tahap 1 adalah rumput Cynodon spp., Calopo (Calopogonium mucunoides), Glirisidia (Glirisidia sepium), pucuk daun ubi (Manihot utilisima), dan alang-alang (Imperata cylindrica). Tahap pertama: sepuluh ekor kelinci dewasa dikandangkan secara individu. Setiap kandang disediakan 5 jenis hijauan pakan tersebut di atas dengan jumlah yang diketahu dan tersedia tidak terbatas. Setiap hari ditimbang sisa pakan sehingga diketahui jumlah yang dikonsumsi. Konsumsi pakan per hari dikonversikan bahan kering. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, air bersih disediakan sepanjang waktu. Pengamatan dilakukan selama 10 hari. Tahap kedua: hijauan bahan pakan yang digunakan adalah 3 (tiga) jenis hijauan pakan yang paling disukai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Latin Square Crossover Experiment dengan efek periode dan jumlah segi empat. Sembilan ekor kelinci dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap ekor dalam kelompok diberi hijauan tertentu selama 1 minggu, kemudian diberi hijauan yang lain pada minggu berikutnya dan seterusnya sampai 3 minggu. dan variabel yang diamati adalah rerata jumlah bahan kering yang dikonsumsi dengan cara seperti pada tahap pertama. Percobaan tahap pertama dengan memberikan pilihan pakan secara bebas nilai rata-rata konsumsi bahan kering per hari dari 10 ekor kelinci adalah rumput cynodon 37,493 + 1,591 g, legum calopo 17,8 + 3,5 g, daun singkong 14,5 + 1,5 g, alang-alang 12,2 + 2,9 g, dan glirisidia 9,6 + 1,4 g. Tahap kedua dengan percobaan konsumsi pakan secara sukarela dari 3 hijauanyang paling disukai pada tahap pertama menghasilkan konsumsi bahan kering rata-rata berbeda nyata antara pakan yang satu dengan yang lain. Rata-rata konsumsi bahan kering per hari masing-masing pakan adalah rumput cynodon 56,2 g, legum calopo 33,9 g, dan daun singkong 9,1 g

    Pengaruh Penggunaan Daun Indigofera Segar sebagai Suplemen Pakan terhadap Produksi dan Warna Yolk Itik

    Get PDF
    Protein kasar Indigofera cukup tinggi yaitu 27,89 % dan dapat memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan protein itik sehingga tidak akan menurunkan produksi telur. Adanya ?-caroten dan xantophyl daun Indigofera akan memperbaiki angka pigmentasi yolk. Rancangan percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu tanpa pemberian daun Indigofera segar (0%, kontrol), pemberian daun Indigofera segar 5%, 10%, dan 15% dari BK yang dibutuhkan. Setiap perlakuan terdapat 10 ekor itik siap produksi sebagai ulangan, sehingga ada 40 ekor.Variabel utama yang diamati meliputi konsumsi pakan, produksi telur, berat telur dan warna yolk. Data yang diperoleh dianalisis variansi dan apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Penggunaan daun indigo segar 15% ternyata menurunkan konsumsi pakan, produksi telur dan berat telur hal ini diduga itik membatasi konsumsi indigo yang bersifat bulky. Produksi telur itik rata-rata memberikan perbedaan yang nyata. Penggunaan daun indigo segar sampai dengan 10 % tidak mempengaruhi produksi telur, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Konversi pakan terjelek adalah penggunaan 15% indigofera segar. Hal ini disebabkan karena telur yang dihasilkan rendah. Penggunaan daun indigo segar menaikkan warna yolk lebih tinggi daripada tanpa daun indigo sega

    Pengaruh Pemberian Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus) dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Itik Mojosari (Anas Javanica)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun katuk dalam ransum terhadap kualitas telur itik Mojosari. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 ekor itik Mojosari.Ternak percobaan dikelompokkan menjadi empat perlakuan sebagai berikut: R0 (ransum tanpa tepung katuk), R1 (ransum + 2,5% tepung daun katuk), R2 (ransum + 5% tepung daun katuk) dan R3 (ransum + 7,5% tepung daun katuk) dengan tiga ulangan (masing-masing ulangan terdiri atas tiga itik Mojosari). Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu mulai 23 Juli sampai 17 September 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dengan taraf 2,5%, 5% dan 7,5% dalam ransum meningkatkan warna kuning telur dan uji organoleptik telur itik Mojosari. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan adanya perbedaan warna kuning telur itik Mojosari yang sangat nyata (P<0,01). Hasil uji organoleptik (bau, rasa dan warna) berbeda sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi tepung daun katuk. Penambahan tepung daun katuk dalam ransum berpengaruh tidak nyata terhadap indeks telur, berat kerabang telur, tebal kerabang, haugh unit, indeks kuning telur dan indeks putih telur itik Mojosari dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus)dengan level 5-7,5% dalam ransum dapat meningkatkan warna kuning telur, meningkatkan rasa telur dan mengurangi bau amis
    corecore