3 research outputs found

    Sosialisasi pengadaan obat berdasarkan lead time distributor obat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan.

    Get PDF
    AbstrakPengadaan obat yang efisien di rumah sakit memiliki peran penting untuk menjaga  ketersediaan obat yang memadai dan mencegah kekosongan stok. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tenaga kefarmasian terkait proses pengadaan obat, dengan  memperhatikan lead time distributor obat, sehingga akan memberikan manfaat peningkatan  layanan kesehatan, berupa pengurangan biaya gudang untuk penyimpanan obat namun tetap mempertahankan tingkat layanan yang tinggi pada pasien. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui diskusi kelompok dan analisis data pengadaan obat kepada 5 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang bekerja di Gudang Farmasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyan pada tanggal 6 Februari 2024. Sebelum penyampaian materi dan diskusi, dilakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal TTK, dengan hasil rata-rata pengetahuan sebesar 42,80. Setelah pelatihan, dilakukan post test yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dengan hasil rata-rata 90.40. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa TTK telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang lead time distributor obat, yang diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan proses pengadaan obat, mengurangi risiko kekurangan stok, dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan gudang farmasi. Saran yang diberikan adalah untuk memperhatikan penerapan praktis dari  pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan dalam praktik sehari-hari di gudang farmasi. Evaluasi berkelanjutan  perlu dilakukan untuk menilai dampak langsung dari peningkatan pengetahuan TTK terhadap ketersediaan obat di rumah sakit. Pengadaan obat yang efisien dan optimal merupakan hasil dari upaya yang berkelanjutan dalam pemahaman dan keterampilan TTK di rumah sakit. Kata kunci: distributor obat; lead time;  pengadaan; tenaga kefarmasian Abstract Efficient drug procurement in hospitals plays a crucial role in maintaining adequate drug availability and preventing stockouts. This community service aims to enhance the understanding of pharmacy personnel regarding the drug procurement process, taking into account the lead time of drug distributors, thus providing benefits such as improved healthcare services, cost reduction in warehouse storage for drugs while maintaining a high level of service to patients. The community service method was conducted through lectures, group discussions, and analysis of drug procurement data for five Pharmaceutical Staff working at the Cahya Kawaluyan Hospital Pharmacy Warehouse on February 6, 2024. Before the lecture, a pre-test was conducted to measure the initial knowledge of Pharmaceutical Staff, with an average knowledge score of 42.80. After the training, a post-test was conducted, showing a significant increase in knowledge with an average score of 90.40. The results of this community service indicate that Pharmaceutical Staff have gained a better understanding of drug distributor lead time, which is expected to assist in optimizing the drug procurement process, reducing the risk of stock shortages, and improving efficiency in pharmacy warehouse management. Suggestions provided include paying attention to the practical application of the knowledge gained from training in daily pharmacy warehouse practices. Ongoing evaluation is needed to assess the direct impact of Pharmaceutical Staff knowledge improvement on drug availability in hospitals. Efficient and optimal drug procurement is the result of sustained efforts in enhancing the understanding and skills of Pharmaceutical Staff in hospitals. Keywords:  drug distributor; lead time; pharmaceutical staff; procuremen

    Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Dengan Metode Science Literacy Circles (SLC) untuk Meningkatkan Literasi Sains Mahasiswa Pendidikan Fisika

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan metode Science Literacy Circles (SLC) terhadap peningkatan literasi sains mahasiswa Pendidikan Fisika pada materi Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Pelaksanaan perkuliahan IPBA melalui model pembelajaran GI dengan metode SLC memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa Pendidikan Fisika tentang pembelajaran yang berfokus meningkatkan literasi sains. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Non-Equivalent Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan adalah tes literasi sains berdasarkan indikator literasi sains yang mengacu framework PISA 2015 meliputi aspek pengetahuan prosedural, konten dan epistemik. Subjek penelitian adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Fisika salah satu LPTK di Kota Bandung yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 52 mahasiswa. Kelompok GI+SLC diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran GI dengan metode SLC, sedangkan kelompok konvensional menggunakan pembelajaran kelompok dengan metode diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan literasi sains kelompok GI+SLC memperoleh rerata skor sebesar 0,74 dengan kriteria tinggi, lebih tinggi dibandingkan kelompok konvensional dengan perolehan rerata skor sebesar 0,46 dengan kriteria sedang. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran GI dengan metode SLC dapat meningkatkan literasi sains mahasiswa Pendidikan Fisika pada materi IPBA

    PENERAPAN METODE SCIENE LITERACY CIRLES (SLC) UNTUK MENINGKATKAN KITERASI SAIN DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA SMP

    Get PDF
    Salah satu alasan rendahnya kemampuan literasi sains khususnya dalam materi astronomi dikarenakan materi astronomi tidak diberikan secara mendalam dan tidak diajarkan dengan metode yang tepat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan cara menerapkan metode pembelajaran SLC. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan SLC siswa dibagi ke dalam kelompok kecil dan diarahkan oleh siswa itu sendiri. Tiap anggota kelompok menyetujui untuk membaca sumber yang sama, artikel atau buku, dan memilih peran masing-masing untuk dilakukan selama diskusi. Peran untuk masing-masing siswa dalam metode SLC, dapat membangun rasa tanggung jawab dari setiap peran. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Hasil yang didapatkan setelah diimplementasikannya metode SLC dalam pembelajaran adalah bahwa literasi sains siswa untuk keseluruhan aspeknya meningkat dengan indeks gain yang dinormalisasi sebesar 0,59 dengan kategori sedang. Rata-rata nilai karakter tertinggi yang dikembangkan selama proses pembelajaran adalah karakter jujur dengan kriteria antara mulai berkembang dan membudaya. Untuk karakter yang masih kurang dikembangkan selama proses pembelajaran adalah karakter komunikatif dengan kategori antara mulai terlihat dan mulai berkembang. Kesimpulan yang didapat, pembelajaran dengan penerapan metode SLC dapat meningkatkan literasi sains siswa SMP serta mengembangkan karakter siswa. Kata kunci: Metode Science Lieteracy Circles, Literasi Sains dan Karakter
    corecore